Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, mengingatkan masyarakat bahwa pandemi COVID-19 hingga kini belum berakhir, terlebih lagi munculnya sejumlah varian baru COVID-19, salah satunya Omicron sehingga masyarakat diminta untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Ini kan kasusnya mulai naik, harapannya masyarakat sadar kembali bahwa COVID-19 masih mengancam, pandemi belum berakhir. Kalau sudah sadar maka diimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, tidak berpergian dahulu ke luar kota selama kegiatan-kegiatan itu tidak urgent, serta hindari kerumunan-kerumunan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima di Kediri, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa perkembangan kasus Omicron di Kota Kediri masih belum bisa disebutkan secara angka. Dinas Kesehatan Kota Kediri perlu memeriksa lebih lanjut sampel tes usap ang diterimanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kementerian Kesehatan, kata dia, varian Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang tinggi.
"Kami belum bisa menyebutkan ini Omicron atau bukan, karena kalau Omicron ini kan sampel swabnya harus diperiksa lebih lanjut baik dengan PCR S-Gene Target Failure (SGTF) atau juga dengan Whole Genome Sequencing (WGS). Dari situ baru ketahuan apakah ini terinfeksi Omicron atau bukan," ujar dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat tidak perlu panik apabila menemui kasus COVID-19 di Kota Kediri dengan gejala-gejala yang mendekati ataupun mirip dengan Omicron karena memiliki riwayat kontak erat dengan pasien Omicron ataupun riwayat perjalanan ke wilayah yang terdapat kasus varian Omicron.
Dinas Kesehatan Kota Kediri akan mengirimkan sampel usap kepada Pemerintah Provinsi Jatim untuk memastikan apakah benar Omicron atau bukan, sehingga bisa mengambil langkah preventif untuk penanganannya.
Selain itu, pemkot juga sudah mempersiapkan beberapa strategi untuk guna mengantisipasi jika ada kenaikan kasus COVID-19 termasuk yang varian Omicron.
Kegiatan itu dengan memperketat penerapan protokol kesehatan di masyarakat, meningkatkan daya tahan tubuh melalui vaksinasi, melakukan pembatasan kegiatan masyarakat, serta akan mengevaluasi kebijakan Pertemuan Tatap Muka (PTM) 100 persen bagi siswa SD dan SMP dengan hanya memperbolehkan 50 persen siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Upaya-upaya tersebut perlu juga didukung dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang memadahi. Semua faskes di Kota Kediri sudah siap, karena kami sudah pengalaman dari tahun kemarin. Kami sudah berkoordinasi untuk mengaktifkan kembali tempat tidur pasien, kemudian sarana prasarananya kami perbaiki, tabung oksigen juga sudah tersedia dengan jumlah yang memadai, serta sudah mengaktifkan lagi lokasi isolasi terpusat Kota Kediri," kata dia.
Sementara itu, terkait capaian vaksinasi COVID-19 di Kota Kediri pada 2 Februari 2022, untuk total capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 137,8 persen. Untuk dosis kedua adalah 118,25 persen dan dosis ketiga atau booster COVID-19 adalah 3,95 persen.
Sedangkan vaksinasi pada anak, dosis pertama adalah 97,79 persen dan dosis kedua adalah 41,04 persen. Pada kalangan remaja (12 - 17 tahun) dosis pertama adalah 196,04 persen dan dosis kedua adalah 190,04 persen.
Untuk vaksinasi lanjut usia, dosis pertama adalah 69,46 persen, dosis kedua adalah 62,24 persen, serta dosis ketiga adalah 3,36 persen, demikian Fauzan Adima.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Ini kan kasusnya mulai naik, harapannya masyarakat sadar kembali bahwa COVID-19 masih mengancam, pandemi belum berakhir. Kalau sudah sadar maka diimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, tidak berpergian dahulu ke luar kota selama kegiatan-kegiatan itu tidak urgent, serta hindari kerumunan-kerumunan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima di Kediri, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa perkembangan kasus Omicron di Kota Kediri masih belum bisa disebutkan secara angka. Dinas Kesehatan Kota Kediri perlu memeriksa lebih lanjut sampel tes usap ang diterimanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kementerian Kesehatan, kata dia, varian Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang tinggi.
"Kami belum bisa menyebutkan ini Omicron atau bukan, karena kalau Omicron ini kan sampel swabnya harus diperiksa lebih lanjut baik dengan PCR S-Gene Target Failure (SGTF) atau juga dengan Whole Genome Sequencing (WGS). Dari situ baru ketahuan apakah ini terinfeksi Omicron atau bukan," ujar dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat tidak perlu panik apabila menemui kasus COVID-19 di Kota Kediri dengan gejala-gejala yang mendekati ataupun mirip dengan Omicron karena memiliki riwayat kontak erat dengan pasien Omicron ataupun riwayat perjalanan ke wilayah yang terdapat kasus varian Omicron.
Dinas Kesehatan Kota Kediri akan mengirimkan sampel usap kepada Pemerintah Provinsi Jatim untuk memastikan apakah benar Omicron atau bukan, sehingga bisa mengambil langkah preventif untuk penanganannya.
Selain itu, pemkot juga sudah mempersiapkan beberapa strategi untuk guna mengantisipasi jika ada kenaikan kasus COVID-19 termasuk yang varian Omicron.
Kegiatan itu dengan memperketat penerapan protokol kesehatan di masyarakat, meningkatkan daya tahan tubuh melalui vaksinasi, melakukan pembatasan kegiatan masyarakat, serta akan mengevaluasi kebijakan Pertemuan Tatap Muka (PTM) 100 persen bagi siswa SD dan SMP dengan hanya memperbolehkan 50 persen siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Upaya-upaya tersebut perlu juga didukung dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang memadahi. Semua faskes di Kota Kediri sudah siap, karena kami sudah pengalaman dari tahun kemarin. Kami sudah berkoordinasi untuk mengaktifkan kembali tempat tidur pasien, kemudian sarana prasarananya kami perbaiki, tabung oksigen juga sudah tersedia dengan jumlah yang memadai, serta sudah mengaktifkan lagi lokasi isolasi terpusat Kota Kediri," kata dia.
Sementara itu, terkait capaian vaksinasi COVID-19 di Kota Kediri pada 2 Februari 2022, untuk total capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 137,8 persen. Untuk dosis kedua adalah 118,25 persen dan dosis ketiga atau booster COVID-19 adalah 3,95 persen.
Sedangkan vaksinasi pada anak, dosis pertama adalah 97,79 persen dan dosis kedua adalah 41,04 persen. Pada kalangan remaja (12 - 17 tahun) dosis pertama adalah 196,04 persen dan dosis kedua adalah 190,04 persen.
Untuk vaksinasi lanjut usia, dosis pertama adalah 69,46 persen, dosis kedua adalah 62,24 persen, serta dosis ketiga adalah 3,36 persen, demikian Fauzan Adima.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022