Pelatih ganda campuran bulu tangkis nasional Nova Widianto mengonfirmasi bahwa pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja terdegradasi dari jajaran penghuni Pelatnas PBSI Cipayung dengan berbagai alasan teknis.
Menurut Nova, paling tidak ada empat alasan mengapa ganda campuran yang masing-masing berada di peringkat ke-5 dan ke-11 dunia itu tak lagi di bawah asuhan PP PBSI.
"Benar ya, Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria tidak di pelatnas tahun ini. Ada beberapa parameter, yang pasti dari prestasi satu dua tahun belakangan. Lalu faktor usia, berapa lama di pelatnas, dan terakhir soal karakter," kata Nova menjelaskan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Dari segi prestasi, kedua pasangan belum bisa membuahkan hasil maksimal dan tidak memenuhi target dari pelatnas. Selain itu, kedua pasangan juga sudah cukup lama berada di Cipayung sehingga ada pertimbangan untuk memberikan kesempatan bagi pemain muda naik tingkat.
Sementara untuk Praveen/Melati, Nova melihat mereka tidak bisa melampaui gelar All England yang mereka dulang pada 2020. Padahal PBSI menaruh harapan lebih tinggi setelah pencapaian itu, namun sayangnya tidak ada kemajuan hingga musim 2021 ditutup dengan gelaran Indonesia Badminton Festival (IBF) di Bali.
"Setelah mereka memang harus ada regenerasi. Kami tahu memang tidak akan mudah bagi yang muda untuk mengejar, tapi mereka juga harus siap. Mudah-mudahan pada Olimpiade 2024 kami bisa ikut dan meraih medali," ujar Nova.
Pernyataan Nova Widianto terkait regenerasi juga berkaitan dengan keinginan PBSI untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada pemain muda untuk berprestasi di jenjang atas.
Nova pun berharap pasangan muda selanjutnya punya rasa tanggung jawab dan mampu menjadi ujung tombak jika diperlukan.
"Kami harap anak-anak ini punya motivasi yang tinggi, punya jiwa pejuang dan tidak mudah menyerah untuk menjadi juara. Memang tahun ini banyak pemain muda, jelas tidak mudah. Tapi saya optimistis," kata Nova.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Menurut Nova, paling tidak ada empat alasan mengapa ganda campuran yang masing-masing berada di peringkat ke-5 dan ke-11 dunia itu tak lagi di bawah asuhan PP PBSI.
"Benar ya, Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria tidak di pelatnas tahun ini. Ada beberapa parameter, yang pasti dari prestasi satu dua tahun belakangan. Lalu faktor usia, berapa lama di pelatnas, dan terakhir soal karakter," kata Nova menjelaskan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Dari segi prestasi, kedua pasangan belum bisa membuahkan hasil maksimal dan tidak memenuhi target dari pelatnas. Selain itu, kedua pasangan juga sudah cukup lama berada di Cipayung sehingga ada pertimbangan untuk memberikan kesempatan bagi pemain muda naik tingkat.
Sementara untuk Praveen/Melati, Nova melihat mereka tidak bisa melampaui gelar All England yang mereka dulang pada 2020. Padahal PBSI menaruh harapan lebih tinggi setelah pencapaian itu, namun sayangnya tidak ada kemajuan hingga musim 2021 ditutup dengan gelaran Indonesia Badminton Festival (IBF) di Bali.
"Setelah mereka memang harus ada regenerasi. Kami tahu memang tidak akan mudah bagi yang muda untuk mengejar, tapi mereka juga harus siap. Mudah-mudahan pada Olimpiade 2024 kami bisa ikut dan meraih medali," ujar Nova.
Pernyataan Nova Widianto terkait regenerasi juga berkaitan dengan keinginan PBSI untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada pemain muda untuk berprestasi di jenjang atas.
Nova pun berharap pasangan muda selanjutnya punya rasa tanggung jawab dan mampu menjadi ujung tombak jika diperlukan.
"Kami harap anak-anak ini punya motivasi yang tinggi, punya jiwa pejuang dan tidak mudah menyerah untuk menjadi juara. Memang tahun ini banyak pemain muda, jelas tidak mudah. Tapi saya optimistis," kata Nova.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022