Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Budi Utama menggelar pengimbasan kurikulum pendidikan K13 kesetaraan di Kota Surabaya, Sabtu, dengan menghadirkan 33 PKBM.
Ketua PKBM Budi Utama, Imam Rochani mengatakan dihadirkannya 33 PKBM yang menggelar pendidikan nonformal tersebut untuk bisa belajar melakukan penyusunan K13 kesetaraan di lembaga masing-masing.
"Selangkah lebih maju bahwa PKBM Budi Utama telah memiliki kurikulum K13 kesetaraan yang diadaptasi sesuai dengan kearifan lokal. Pengimbasan ini dalam rangka menyosialisasikan agar PKBM di Kota Surabaya bisa menyusun kurikulum sendiri," kata Imam.
Ia menjelaskan, dalam K13 kesetaraan yang digunakan PKBM Budi Utama mengadopsi kurikulum yang ada di nasional dan menyusun kembali sesuai karakteristik dan kearifan lokal.
"Semua lembaga punya karakteristik sendiri. Kearifan lokal masing-masing lembaga itu yang bisa termuatkan dalam modul kurikulum yang disusun secara mandiri," katanya.
Melalui pengimbasan itu, PKBM Budi Utama juga mengajarkan ilmu dari hasil yang diperoleh saat mengikuti pelbagai kegiatan yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemendikbud Ristekdikti.
Lenyusunan kurikukum PKBM Budi Utama itu, lanjut dia, telah dilakukan selama enam bulan melalui pengawasan Direktorat PMPK.
Tim Penyusun Kurikulum PKBM Budi Utama, Mega Wulandari mengatakan, kelebihan dari kurikulum yang disusun secara mandiri oleh PKBM akan lebih mengamodir muatan lokal. Selain itu, kurikulum juga memuat peran PKBM dalam pemberdayaan masyarakat.
Penekanan K13 kesetaraan di PKBM, lanjut dia, pada hal analisis konteks dan kurikulum operasional. Bedanya dengan kurikulum K13 hanya diajarkan pada level guru dan tidak ada life skill (keterampilan) atau pemberdayaan masyarakat.
"Pada K13 kesetaraan ini, para siswa yang lulus bisa langsung terjun ke masyarakat. Mereka bisa beradaptasi dengan masyarakat dan tidak canggung karena telah dilatih sejak proses belajar di dalam PKBM," katanya.
Berhasilnya PKBM Budi Utama menyusun kurikukum K13 kesetaraan itu tak lepas dari peran Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Kegiatan pengimbasan kurikulum pun dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang diwakili Kabid Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Masyarakat, Kesenian dan Olahraga Pendidikan, Thussy Aprilyandari.
Dalam sambutan singkatnya, Thussy menyampaikan dukungan pada seluruh peserta PKBM di Kota Surabaya untuk bisa menyusun K13 kesetaraan masing-masing.
Pascapengimbasan kurikulum tersebut, PKBM Budi Utama juga akan dilibatkan dalam tim penyusunan kurikulum pendidikan di tingkat Kota Surabaya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua PKBM Budi Utama, Imam Rochani mengatakan dihadirkannya 33 PKBM yang menggelar pendidikan nonformal tersebut untuk bisa belajar melakukan penyusunan K13 kesetaraan di lembaga masing-masing.
"Selangkah lebih maju bahwa PKBM Budi Utama telah memiliki kurikulum K13 kesetaraan yang diadaptasi sesuai dengan kearifan lokal. Pengimbasan ini dalam rangka menyosialisasikan agar PKBM di Kota Surabaya bisa menyusun kurikulum sendiri," kata Imam.
Ia menjelaskan, dalam K13 kesetaraan yang digunakan PKBM Budi Utama mengadopsi kurikulum yang ada di nasional dan menyusun kembali sesuai karakteristik dan kearifan lokal.
"Semua lembaga punya karakteristik sendiri. Kearifan lokal masing-masing lembaga itu yang bisa termuatkan dalam modul kurikulum yang disusun secara mandiri," katanya.
Melalui pengimbasan itu, PKBM Budi Utama juga mengajarkan ilmu dari hasil yang diperoleh saat mengikuti pelbagai kegiatan yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemendikbud Ristekdikti.
Lenyusunan kurikukum PKBM Budi Utama itu, lanjut dia, telah dilakukan selama enam bulan melalui pengawasan Direktorat PMPK.
Tim Penyusun Kurikulum PKBM Budi Utama, Mega Wulandari mengatakan, kelebihan dari kurikulum yang disusun secara mandiri oleh PKBM akan lebih mengamodir muatan lokal. Selain itu, kurikulum juga memuat peran PKBM dalam pemberdayaan masyarakat.
Penekanan K13 kesetaraan di PKBM, lanjut dia, pada hal analisis konteks dan kurikulum operasional. Bedanya dengan kurikulum K13 hanya diajarkan pada level guru dan tidak ada life skill (keterampilan) atau pemberdayaan masyarakat.
"Pada K13 kesetaraan ini, para siswa yang lulus bisa langsung terjun ke masyarakat. Mereka bisa beradaptasi dengan masyarakat dan tidak canggung karena telah dilatih sejak proses belajar di dalam PKBM," katanya.
Berhasilnya PKBM Budi Utama menyusun kurikukum K13 kesetaraan itu tak lepas dari peran Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Kegiatan pengimbasan kurikulum pun dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang diwakili Kabid Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Masyarakat, Kesenian dan Olahraga Pendidikan, Thussy Aprilyandari.
Dalam sambutan singkatnya, Thussy menyampaikan dukungan pada seluruh peserta PKBM di Kota Surabaya untuk bisa menyusun K13 kesetaraan masing-masing.
Pascapengimbasan kurikulum tersebut, PKBM Budi Utama juga akan dilibatkan dalam tim penyusunan kurikulum pendidikan di tingkat Kota Surabaya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021