Lembaga sosial Puan Maharani, HaloPuan, bersama DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut meluncurkan gerakan melawan stunting atau kekerdilan di 12 desa.
Dalam keterangan pers tertulis yang diterima di Surabaya, Rabu, gerakan ini dipusatkan di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, yang menyosialisasikan bahaya dampak stunting atau kondisi balita gagal tumbuh.
"Ibu Puan Maharani sangat peduli dengan kesehatan kaum perempuan dan anak-anak. Melalui lembaga ini beliau ingin terus menyosialisasikan bahaya dampak stunting," ujar relawan HaloPuan, Poppy Astari.
Pada kesempatan sama juga disosialisasikan manfaat bubuk daun kelor sebagai asupan makanan tambahan kepada 200 ibu hamil dan balita.
Poppy menjelaskan bahwa stunting tidak hanya berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu keluarga, tapi lebih daripada itu dengan pola asuh dan pola makan.
"Jika orang tua merasa cukup dengan memberi balita atau anak-anak mereka makanan yang itu-itu saja, maka ketidakseimbangan gizi akan terjadi, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan," tuturnya.
Sementara itu, meskipun berfokus di Jawa Barat, pihaknya berharap gaung gerakan melawan stunting bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Ibu Puan Maharani memandang upaya menurunkan angka kejadian stunting tak bisa diserahkan kepada program pemerintah saja, tapi juga memerlukan keterlibatan peran masyarakat," kata dia.
Pada kesempatan tesebut, Camat Malangbong, Aliyudin, mengapresiasi gerakan tersebut karena telah memberi dukungan terhadap penanganan stunting di wilayahnya, terutama dengan adanya inovasi daun kelor.
"Insya Allah daun kelor cukup tersedia, tinggal bagaimana mengelolanya jadi makanan menarik. Kami juga memohon kepada Ibu Puan Maharani agar inovasi ini dikembangkan sehingga jadi faktor penurunan angka stunting," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam keterangan pers tertulis yang diterima di Surabaya, Rabu, gerakan ini dipusatkan di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, yang menyosialisasikan bahaya dampak stunting atau kondisi balita gagal tumbuh.
"Ibu Puan Maharani sangat peduli dengan kesehatan kaum perempuan dan anak-anak. Melalui lembaga ini beliau ingin terus menyosialisasikan bahaya dampak stunting," ujar relawan HaloPuan, Poppy Astari.
Pada kesempatan sama juga disosialisasikan manfaat bubuk daun kelor sebagai asupan makanan tambahan kepada 200 ibu hamil dan balita.
Poppy menjelaskan bahwa stunting tidak hanya berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu keluarga, tapi lebih daripada itu dengan pola asuh dan pola makan.
"Jika orang tua merasa cukup dengan memberi balita atau anak-anak mereka makanan yang itu-itu saja, maka ketidakseimbangan gizi akan terjadi, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan," tuturnya.
Sementara itu, meskipun berfokus di Jawa Barat, pihaknya berharap gaung gerakan melawan stunting bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Ibu Puan Maharani memandang upaya menurunkan angka kejadian stunting tak bisa diserahkan kepada program pemerintah saja, tapi juga memerlukan keterlibatan peran masyarakat," kata dia.
Pada kesempatan tesebut, Camat Malangbong, Aliyudin, mengapresiasi gerakan tersebut karena telah memberi dukungan terhadap penanganan stunting di wilayahnya, terutama dengan adanya inovasi daun kelor.
"Insya Allah daun kelor cukup tersedia, tinggal bagaimana mengelolanya jadi makanan menarik. Kami juga memohon kepada Ibu Puan Maharani agar inovasi ini dikembangkan sehingga jadi faktor penurunan angka stunting," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021