Warga Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, menggelar Festival Durian menyambut datangnya musim panen buah durian serta sebagai upaya mengenalkan kelezatan durian Songgon.
Kecamatan Songgon selama dikenal sebagai salah satu sentra durian di Banyuwangi dan terletak di kaki Gunung Raung. Warga setempat warga banyak yang menanam durian di kebun mereka.
"Durian Songgon ini sungguh lezat. Kami ingin meyakinkan ke publik bahwa Songgon memang benar-benar penghasil durian yang berkualitas. Untuk itu digelarlah Festival Durian," kata Ketua kelompok wisata Pesona Songgon Banyuwangi, Slamet Baktiman di Banyuwangi.
Menurut dia, Banyuwangi Festival Durian yang digelar di destinasi wisata Green Gumuk Candi, Desa Bayu,, Kecamatan Songgon, berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu - Minggu besok.
Tampak berjejer penjual durian Songgon beragam jenis menjajakan dagangannya. Mulai durian siboneng, durian kasur, dan durian oranye. Harganya pun bervariatif, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp150 ribu per buah.
Festival ini pun dikemas sangat menarik oleh panitia yang warga setempat. Sebelumnya, mereka membuka pendaftaran bagi para peserta yang berminat mengikuti festival durian. Para peserta diajak camping satu malam di tengah perkebunan durian.
Mereka melakukan sejumlah aktivitas yang menyenangkan, seperti bersepeda di tengah-tengah kebun durian, sarasehan, menikmati musik jazz, dan yang terakhir peserta akan diajak tur keliling kebun durian melihat pohon durian yang sudah berumur ratusan tahun.
Slamet menambahkan Banyuwangi Festival Durian selain untuk mengenalkan varietas durian Songgon, juga sebagai bentuk syukur atas tibanya panen durian tahun ini, setelah tahun sebelumnya mengalami gagal panen raya.
"Kami tampilkan beragam aneka jenis durian yang dipanen dari kebun-kebun yang ada di Songgon. Ada lima varietas durian Songgon yang biasa dikenal, durian si boneng, si maling, kepodang, tanduk, dan durian ratu,," ujarnya.
Ada sekitar 200 peserta yang mengikuti camping di kaki Gunung Raung yang menyuguhkan udara segar ini. Pesertanya tidak hanya dari Banyuwangi, namun kabupaten tetangga juga tertarik menikmati festival durian tersebut.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi ide warga Songgon dalam mengenalkan potensi yang ada di desanya.
"Sangat menarik mengemasnya. Orang tidak hanya diajak mencicipi durian, tapi juga menikmati pengalaman di tengah-tengah kebun durian. Dan tentunya sambil dihibur Jazz Durian," kata Ipuk.
Ipuk menambahkan kreativitas yang mulai dibangun warga Banyuwangi itu sebagai simbol mulai bangkitnya kembali sektor-sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah. Warga berhasil menyuguhkan atraksi kepada wisatawan namun dengan tetap disiplin pada protokol kesehatan.
"Atraksi di luar ruangan semacam ini yang bakal diminati wisatawan ke depan. Berwisata, namun kesehatan tetap terjaga. Untuk itu, sebagai bentuk dukungan kita mari kita posting di media sosial kita acara semacam ini, dalam rangka membangkitkan pariwisata dan UMKM Banyuwangi," tuturnya.
Festival durian ini digagas oleh para pelaku wisata yang terdiri dari operator wisata dan UMKM Kecamatan Songgon, yang menamakan yang dinamakan Pesona Songgon. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kecamatan Songgon selama dikenal sebagai salah satu sentra durian di Banyuwangi dan terletak di kaki Gunung Raung. Warga setempat warga banyak yang menanam durian di kebun mereka.
"Durian Songgon ini sungguh lezat. Kami ingin meyakinkan ke publik bahwa Songgon memang benar-benar penghasil durian yang berkualitas. Untuk itu digelarlah Festival Durian," kata Ketua kelompok wisata Pesona Songgon Banyuwangi, Slamet Baktiman di Banyuwangi.
Menurut dia, Banyuwangi Festival Durian yang digelar di destinasi wisata Green Gumuk Candi, Desa Bayu,, Kecamatan Songgon, berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu - Minggu besok.
Tampak berjejer penjual durian Songgon beragam jenis menjajakan dagangannya. Mulai durian siboneng, durian kasur, dan durian oranye. Harganya pun bervariatif, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp150 ribu per buah.
Festival ini pun dikemas sangat menarik oleh panitia yang warga setempat. Sebelumnya, mereka membuka pendaftaran bagi para peserta yang berminat mengikuti festival durian. Para peserta diajak camping satu malam di tengah perkebunan durian.
Mereka melakukan sejumlah aktivitas yang menyenangkan, seperti bersepeda di tengah-tengah kebun durian, sarasehan, menikmati musik jazz, dan yang terakhir peserta akan diajak tur keliling kebun durian melihat pohon durian yang sudah berumur ratusan tahun.
Slamet menambahkan Banyuwangi Festival Durian selain untuk mengenalkan varietas durian Songgon, juga sebagai bentuk syukur atas tibanya panen durian tahun ini, setelah tahun sebelumnya mengalami gagal panen raya.
"Kami tampilkan beragam aneka jenis durian yang dipanen dari kebun-kebun yang ada di Songgon. Ada lima varietas durian Songgon yang biasa dikenal, durian si boneng, si maling, kepodang, tanduk, dan durian ratu,," ujarnya.
Ada sekitar 200 peserta yang mengikuti camping di kaki Gunung Raung yang menyuguhkan udara segar ini. Pesertanya tidak hanya dari Banyuwangi, namun kabupaten tetangga juga tertarik menikmati festival durian tersebut.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi ide warga Songgon dalam mengenalkan potensi yang ada di desanya.
"Sangat menarik mengemasnya. Orang tidak hanya diajak mencicipi durian, tapi juga menikmati pengalaman di tengah-tengah kebun durian. Dan tentunya sambil dihibur Jazz Durian," kata Ipuk.
Ipuk menambahkan kreativitas yang mulai dibangun warga Banyuwangi itu sebagai simbol mulai bangkitnya kembali sektor-sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah. Warga berhasil menyuguhkan atraksi kepada wisatawan namun dengan tetap disiplin pada protokol kesehatan.
"Atraksi di luar ruangan semacam ini yang bakal diminati wisatawan ke depan. Berwisata, namun kesehatan tetap terjaga. Untuk itu, sebagai bentuk dukungan kita mari kita posting di media sosial kita acara semacam ini, dalam rangka membangkitkan pariwisata dan UMKM Banyuwangi," tuturnya.
Festival durian ini digagas oleh para pelaku wisata yang terdiri dari operator wisata dan UMKM Kecamatan Songgon, yang menamakan yang dinamakan Pesona Songgon. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021