Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Madiun, Jawa Timur mengantispasi praktik penimbunan minyak goreng oleh oknum pengusaha atau pengepul yang rawan terjadi guna mencari keuntungan di saat tingginya harga komoditas tersebut.

"Kami imbau pedagang jangan sampai menimbun atau memperkaya diri di tengah situasi ini," ujar Kepala Bidang Perdagangan Disdag Kota Madiun Surat di Madiun, Jumat.

Menurut dia, Dinas Perdagangan Kota Madiun berupaya memastikan agar situasi kenaikan harga minyak goreng di wilayahnya tidak dimanfaatkan oleh oknum pengusaha atau tengkulak nakal yang ingin mengeruk keuntungan berlipat dengan cara menimbun barang.

Petugas Disdag akan terus melakukan pemantauan di lapangan untuk menjamin stok yang ada di Kota Madiun mencukupi. Pemantauan juga diintensifkan guna menekan risiko permainan harga di pasaran.

"Selalu kami ingatkan untuk tidak menimbun. Kegiatan di gudang-gudang pedagang juga dalam pantauan kami," kata dia.

Surat menjelaskan, lonjakan harga minyak goreng terjadi secara nasional. Hal itu disebabkan karena kurangnya pasokan bahan baku untuk pasar minyak global, seperti "crude palm oil" (CPO) atau minyak sawit mentah. Kelangkaan bahan baku tersebut mengerek harga CPO, yang langsung berimbas pada melonjaknya harga produk-produk minyak goreng di pasaran.

"Sudah sejak satu bulan terakhir terjadi kelangkaan hingga berimbas pada kenaikan harga minyak goreng," sebutnya.

Surat meminta warga Kota Madiun tidak "panic buying" alias membeli minyak goreng dalam jumlah banyak. Pihaknya memastikan stok mencukupi. Jika dirasa perlu, disdag dapat menggelar operasi pasar.

Diketahui, harga minyak goreng curah saat ini mencapai Rp18.000 per kilogram dari biasanya Rp10.000 per kilogram. Sedangkan harga minyak goreng kemasan paling tinggi mencapai Rp21.000 per liternya.

"Kami sifatnya hanya memantau, yang jelas stok di Kota Madiun masih mencukupi. Warga tidak perlu cemas," katanya.

 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021