Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, kembali menggiatkan kegiatan kelas ibu dan balita sebagai media berbagi pengetahuan tentang kesehatan balita dan pencegahan stunting (kekerdilan).

Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Feronica di Kediri, Kamis, mengemukakan perhatian ibu terhadap anak sangat penting, terlebih lagi anak dalam masa tumbuh kembang di masa pandemi COVID-19.

"Pekerjaan rumah kita saat ini tidak hanya terfokus pada pencegahan COVID-19 di lingkup keluarga. Masih ada stunting yang harus kita cegah dan penyakit-penyakit yang sering menjangkiti anak. Dengan kembali aktifnya posyandu dan kelas ibu hamil dan ibu balita, saya harap ibu-ibu berperan aktif untuk menekan risiko-risiko tersebut," kata Bunda Fey, sapaan akrabnya.

Salah satu contoh adalah kelas ibu balita yang diadakan Puskesmas Wilayah Utara di Kelurahan Ringinanom, Kota Kediri. Dengan menghadirkan 15 ibu balita usia 0-12 bulan, pemateri berbagi tentang penanganan penyakit yang sering terjadi pada balita, pendampingan tumbuh kembang anak.

Selain itu, bidan sebagai pemateri juga mengajak para ibu menepis mitos pengasuhan yang beredar.

"Semisal, anak kena diare itu tandanya dia mau pintar. Bukan ya. Anak kena diare itu karena ada yang salah dengan makanan, jadi harus segera diobati dan dicari masalahnya. Jangan sampai dehidrasi," kata Bidan Wilayah Kelurahan Ringinanom, Kota Kediri Dewi Nusa Indah.

Ia menambahkan ada juga mitos menggendong bayi menghadap depan dilarang. Sedangkan hal tersebut tidak menyalahi aturan, bahkan membantu motorik anak.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kota Wilayah Utara dokter Susana Dewi menyampaikan bahwa kegiatan kelas ibu balita ini bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku ibu tentang kesehatan balita, memberikan makanan yang baik dan memenuhi gizi serta turut mengawasi tumbuh kembang balita.

"Kegiatan posyandu balita juga sudah mulai berjalan lagi, diharapkan para ibu aktif untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu, karena ada beberapa kasus ditemukan balita yang berat badannya tetap, bahkan menurun, sehingga perlu ada konseling lanjut dari petugas kesehatan," ujar dokter Dewi.

Sementara itu, para ibu yang ikut dalam kelas ibu dan balita tersebut merasakan manfaat kegiatan ini. Mereka menjadi banyak informasi. Seperti yang dikatakan oleh Tiara, yang sempat ASI-nya tidak lancar saat menyusui anaknya.

"Dulu ASI sempat tidak lancar, lalu saya konsultasi di kelas dan diminta perbanyak sayur. Sekarang sudah lancar. Ya beruntung ada kelas ini," kata Tiara sambil menggendong anaknya yang berusia tiga bulan.

Sebelumnya, kelas tersebut sempat nonaktif selama awal pandemi COVID-19. Hal ini juga membuat para ibu yang memiliki anak balita kesulitan dalam pengasuhan dan pengawasan tumbuh kembang balitanya.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021