Gerakan Bela Negara (GBN) Jawa Timur mengajak para milenial di wilayah setempat untuk memperkuat bela negara saat memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.
Ketua Pembina Pelatih Kader GBN Jatim Tjahyo Widodo di Surabaya, Rabu, mengatakan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, generasi muda atau milenial diharapkan tidak meninggalkan budaya Indonesia.
"Oleh karena itu, sikap bela negara diharapkan tertanam dalam diri para milenial apalagi memperingati Sumpah Pemuda," katanya.
Tjahyo menuturkan sikap para generasi muda harus juga dibarengi dengan makna Sumpah Pemuda yang di dalamnya terdapat kekuatan persatuan dan kesatuan.
"Kita tahu Sumpah Pemuda menyatukan bangsa dan suku. Di negara mana pun, seperti Amerika, kaum Indian tersisihkan akibat konflik kulit putih dan hitam," katanya.
"Di sini tidak ada diskriminatif suku dan budaya. Ada 700 suku bangsa, bahasa dan budaya menjadi satu. Dalam Sumpah Pemuda juga menjunjung tinggi bahasa persatuan. Landasan ini harus kita perkuat," ujarnya, menambahkan.
Dia menilai, saat ini banyak generasi muda bangga dengan bahasa lain. Padahal, bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa.
"Salah satu yang mulai kita apresiasi adalah dengan memberikan penghargaan bagi instansi pemerintah maupun swasta yang menggunakan bahasa Indonesia. Menurut saya mulai sekarang kita mendorong seluruh bangsa Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua Pembina Pelatih Kader GBN Jatim Tjahyo Widodo di Surabaya, Rabu, mengatakan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, generasi muda atau milenial diharapkan tidak meninggalkan budaya Indonesia.
"Oleh karena itu, sikap bela negara diharapkan tertanam dalam diri para milenial apalagi memperingati Sumpah Pemuda," katanya.
Tjahyo menuturkan sikap para generasi muda harus juga dibarengi dengan makna Sumpah Pemuda yang di dalamnya terdapat kekuatan persatuan dan kesatuan.
"Kita tahu Sumpah Pemuda menyatukan bangsa dan suku. Di negara mana pun, seperti Amerika, kaum Indian tersisihkan akibat konflik kulit putih dan hitam," katanya.
"Di sini tidak ada diskriminatif suku dan budaya. Ada 700 suku bangsa, bahasa dan budaya menjadi satu. Dalam Sumpah Pemuda juga menjunjung tinggi bahasa persatuan. Landasan ini harus kita perkuat," ujarnya, menambahkan.
Dia menilai, saat ini banyak generasi muda bangga dengan bahasa lain. Padahal, bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa.
"Salah satu yang mulai kita apresiasi adalah dengan memberikan penghargaan bagi instansi pemerintah maupun swasta yang menggunakan bahasa Indonesia. Menurut saya mulai sekarang kita mendorong seluruh bangsa Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021