Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur akan menambah jumlah desa wisata di kabupaten setempat.
"Ke depan akan kami upayakan untuk bisa menambah jumlah desa wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo," kata Kepala Disporaparbud Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto di kabupaten setempat, Selasa (26/10).
Ia mengatakan, saat ini di Kabupaten Probolinggo sudah ada sebanyak 29 desa wisata yang sudah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Probolinggo.
Beberapa desa wisata itu di antaranya Desa wisata Adat Tengger dan Edelweis Seruni, Desa wisata Wonotoro, Desa wisata Jetak, Desa wisata Ngadas, Desa wisata Lumbang. Selain itu, Desa wisata Giliketapang, Desa wisata Ranuagung, Desa wisata Randutatah, Desa wisata Bremi, Desa wisata Guyangan, Desa wisata Sentul, dan Desa wisata Sapikerep.
"Oleh karenanya, kami memberikan pelatihan pengelolaan desa wisata yang sudah ada di ruang pertemuan Hotel Bromo Permai di Kecamatan Sukapura selama tiga hari (25-27 Oktober 2021)," tuturnya.
Pelatihan diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari kelompok sadar wisata dan BUMDes Randutatah, Ngadisari, Dungun, Gili Ketapang, Bermi, Guyangan, Wonokerso, Lumbang, Pantai Klasik dan Segaran.
Sebagai narasumber berasal dari Disporaparbud Kabupaten Probolinggo, Asosiasi Desa Wisata Indonesia dan East Java Ecotourism Forum (EJEF).
Ia menjelaskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan pelatihan desa wisata setiap tahun. "Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan itu, pengelolaan desa wisata bisa lebih professional dan berkualitas sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Pariwisata Disporaparbud Kabupaten Probolinggo Nurrahman mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelolaan desa wisata agar lebih professional dan berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan.
"Pelatihan itu diselenggarakan dengan metode 50 persen penyampaian materi, 20 persen diskusi dan kerja kelompok serta 30 persen kunjungan lapangan" katanya.
Dalam pelatihan tersebut juga dilakukan kunjungan lapangan pada Selasa ini ke Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ke depan akan kami upayakan untuk bisa menambah jumlah desa wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo," kata Kepala Disporaparbud Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto di kabupaten setempat, Selasa (26/10).
Ia mengatakan, saat ini di Kabupaten Probolinggo sudah ada sebanyak 29 desa wisata yang sudah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Probolinggo.
Beberapa desa wisata itu di antaranya Desa wisata Adat Tengger dan Edelweis Seruni, Desa wisata Wonotoro, Desa wisata Jetak, Desa wisata Ngadas, Desa wisata Lumbang. Selain itu, Desa wisata Giliketapang, Desa wisata Ranuagung, Desa wisata Randutatah, Desa wisata Bremi, Desa wisata Guyangan, Desa wisata Sentul, dan Desa wisata Sapikerep.
"Oleh karenanya, kami memberikan pelatihan pengelolaan desa wisata yang sudah ada di ruang pertemuan Hotel Bromo Permai di Kecamatan Sukapura selama tiga hari (25-27 Oktober 2021)," tuturnya.
Pelatihan diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari kelompok sadar wisata dan BUMDes Randutatah, Ngadisari, Dungun, Gili Ketapang, Bermi, Guyangan, Wonokerso, Lumbang, Pantai Klasik dan Segaran.
Sebagai narasumber berasal dari Disporaparbud Kabupaten Probolinggo, Asosiasi Desa Wisata Indonesia dan East Java Ecotourism Forum (EJEF).
Ia menjelaskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan pelatihan desa wisata setiap tahun. "Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan itu, pengelolaan desa wisata bisa lebih professional dan berkualitas sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Pariwisata Disporaparbud Kabupaten Probolinggo Nurrahman mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelolaan desa wisata agar lebih professional dan berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan.
"Pelatihan itu diselenggarakan dengan metode 50 persen penyampaian materi, 20 persen diskusi dan kerja kelompok serta 30 persen kunjungan lapangan" katanya.
Dalam pelatihan tersebut juga dilakukan kunjungan lapangan pada Selasa ini ke Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021