Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menginisiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai bagian dari perubahan pendidikan.

Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan nantinya jika sistem pendidikan di Indonesia baik, negara-negara lain akan menjadikan contoh.

Ia mewanti-wanti kepada para rektor dan kepala program studi di perguruan tinggi agar tidak membatasi mahasiswa dalam mengikuti program Kampus Merdeka yang mempunyai syarat memenuhi 20 SKS per semesternya.

"Jangan pula mempersulit mahasiswa yang ingin belajar dan kredit semester di luar lini jurusannya. Zaman semakin maju dan mahasiswa tidak hanya butuh satu disiplin ilmu untuk bisa sukses dalam dunia kerja," katanya, mengingatkan.

Selain itu, ada banyak kasus mahasiswa yang berkuliah tidak sesuai dengan minatnya, maka dari itu program MBKM yang bisa melakukan transfer SKS di luar ilmu disiplin ini benar-benar ditujukan untuk bisa belajar ilmu lain dengan merdeka.

"Bisa saja mereka ke depan setelah lulus kuliah dapat berkarir dengan ilmu yang hanya diberikan sebatas 3 semester," ucap Nadiem.

Salah satu perguruan tinggi yang telah menjalankan program MBKM adalah Universitas Airlangga Surabaya. Rektor Unair Prof. Moh Nasih mengatakan pihaknya telah menerapkan program MBKM di lintas program studi internal.

"Implementasinya adalah Unair memperbanyak kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengambil mata kuliah lintas program studi," kata Prof. Nasih.

Implementasi MBKM

Prof. Nasih menjelaskan ada sembilan aktivitas yang bisa diikuti oleh mahasiswa sebagai bagian dari implementasi MBKM di Unair.

Sembilan aktivitas tersebut diantaranya, pertukaran mahasiswa, praktik magang/proyek industri, proyek di desa, penelitian/riset, wirausaha, proyek independen, mengajar di satuan pendidikan, proyek kemanusiaan dan pembelajaran lintas program studi/lintas rumpun ilmu.

"Seperti kebijakan untuk mahasiswa yang mengikuti olimpiade tidak perlu mengikuti KKN dan kegiatan ini dikuatkan lagi lewat MBKM," katanya.

Kemudian, untuk pertukaran mahasiswa, ada banyak mahasiswa dari luar Unair yang mengikuti perkuliahan kampus setempat. Bahkan ada beberapa mahasiswa Unair juga mengikuti perkuliahan di luar negeri juga.

Ia mengemukakan secara nasional program MBKM ini administrasi dan mekanismenya harus di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Namun, Unair memiliki kebijakan untuk melakukan aktivitas MBKM secara internal.

"Sehingga tidak harus melalui Jakarta dengan format yang sudah kami tetapkan. Karena berkaitan dengan waktu untuk mencapai 20 SKS di berbagai macam tempat kalau mengikuti aturan dikti sangat terbatasi," katanya.

Pembelajaran lintas studi ini dikatakan Prof. Nasih, sudah dilakukan sejak awal semester. Sehingga tidak ada sekat antarprodi.

Sebagian MBKM telah dilaksanakan

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Unair Prof. Bambang Sektiari Lukiswanto menambahkan bahwa program MBKM ini pada waktu sebelumnya sebagian sudah dilaksanakan. Jadi misalnya prestasi mahasiswa dalam PKM, prestasi dalam lomba debat ini kemudian diakui dalam SKS.

"Kami mengembangkan inter-personal education, terutama bidang kesehatan dan hospital base di RSUA sejak empat tahun lalu. Modul-modul yang sudah kami kembangkan dari program ini sudah diikuti oleh berbagai prodi kesehatan sebelum MBKM berjalan," ujarnya.

Pihaknya juga mengembangkan dalam Community Base yang sudah berjalan dua atau satu tahun, dan dikembangkan lagi multidisiplinnya hingga memiliki 12 modul.

"Dengan program MBKM kami menjadi lebih mudah menerapkan lebih banyak SKS untuk ditempuh di luar kampus," kata dia.

Apresiasi mahasiswa

Mahasiswi Vokasi Bahasa Inggris Universitas Airlangga Surabaya Devania Danita (20) mengapresiasi program MBKM yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek.

Dari program tersebut, Devania dan teman-temannya dapat mengajar anak-anak di kawasan pinggiran yakni mengenalkan kosakata dan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris.

"Kita mengajari Bahasa Inggris. Ternyata tidak semua mendapatkan pendidikan sama kayak kita. Kita ajari membaca, speaking. Ini bacanya gini terus mereka ikuti. Ada kuis terus adek-adek ini dikasih hadiah. Seru juga sih," ungkapnya.

Perempuan kelahiran Surabaya ini menyebut apa yang dilakukan dirinya bersama teman-temannya bentuk pengabdian masyarakat.

Selain itu apa yang dilakukan dengan terjun langsung di lapangan menjadikan ia dan teman-teman kampusnya kaya akan pengalaman.

"Secara tidak langsung kita mengasah pembelajaran kita ya. Pembelajaran daring kan terbatas. Jadi ini sekalian dipraktikkan," ujarnya.

Deviana yang sekarang memasuki Semester V ini menjelaskan sesuai dengan yang diamanatkan dalam MBKM mahasiswa dituntut harus menumbuhkan sikap mental belajar secara mandiri mengingat saat ini perkuliahan dilakukan secara daring.

Menurutnya, ada beragam cara bagi mahasiswa untuk bisa memanfaatkan media belajar yang beragam termasuk di mana saja dan kapan saja.

"Nah belajar daring ini ada sisi baik dan buruknya. Kalau daring kita bisa persiapkan kita mau ngapain. Kalau luring langsung dosen bisa tunjuk langsung. Kita dulu di Tropodo, Sidoarjo, kota mengenalkan kosakata dan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris. Ini sekaligus mengasah bahasa Inggris kita," katanya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021