Petani petani di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, mulai mengembangkan tanaman umbi porang seiring tingginya permintaan pasar.
Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah mengapresiasi para petani yang terus berupaya menangkap peluang usaha di sektor pertanian, termasuk budi daya tanaman porang.
"Potensi pasar porang sangat luas. Saya senang petani Banyuwangi sudah bisa menangkap potensi ini untuk menaikkan kesejahteraannya. Nanti Dinas Pertanian dan Pangan akan ikut mengawal program ini," ujar Wabup Sugirah saat menghadiri penanaman perdana porang di Desa Sukorejo, Banyuwangi, Selasa.
Siyam Tohari, salah seorang petani setempat mengaku tertarik mengembangkan porang karena melihat peluang besar dari budi daya porang. Ia mulai menanam umbi porang di lahan seluas satu hektare.
"Saya mendengar bagaimana tingginya permintaan porang. Akhirnya saya tergerak mencoba menanam umbi porang, apalagi tanaman ini tidak terlalu sulit perawatannya. Ini salah satu ikhtiar keluarga kami," katanya.
Menurut Siyam, untuk awal ini dirinya bersama 11 petani lain di desa tersebut menjalin kemitraan bersama salah satu perusahaan yang berpengalaman di bidang produksi pertanian, yakni PT Zhafira Jaya Bumi (ZJB).
"Karena belum punya pengalaman mengembangkan porang, saya daftar kemitraan pada PT ZJB. Bulan (Oktober) ini kami akan mulai tanam dengan pendampingan dari mereka," ujarnya.
Sementara itu, General Manajer PT Zhafira Jaya Bumi, Rizky Mahardika menjelaskan mengatakan akan mendampingi para mitra petani sejak proses pembibitan, selama budi daya (on-farm) hingga pemasaran.
"Kami juga memfasilitasi petani untuk mengakses permodalan dari perbankan. Dalam hal ini kami bersinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Muncar untuk membantu petani mendapatkan modal yang mereka perlukan untuk memulai budi daya porang," katanya.
Sedangkan untuk pemasaran produk, menurut Rizky, nantinya petani akan dibantu agar produknya bisa tembus pasar ekspor.
"Kami sudah punya pasar tetap di China, Eropa, dan Amerika sehingga petani tidak perlu risau karena produknya akan terserap pasar. Bahkan, saat ini saja kami sudah mengantongi pre-order (PO) 200 ton chips porang," ucapnya.
Tanaman porang kembali menarik perhatian setelah beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo melarang ekspor porang dalam bentuk umbi. Presiden Jokowi menekankan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Umbi porang memiliki nilai jual tinggi. Umbinya memiliki kandungan Glucomannan dan kalsiumnya tinggi. Porang juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga membuat lem organik serta penjernih air. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah mengapresiasi para petani yang terus berupaya menangkap peluang usaha di sektor pertanian, termasuk budi daya tanaman porang.
"Potensi pasar porang sangat luas. Saya senang petani Banyuwangi sudah bisa menangkap potensi ini untuk menaikkan kesejahteraannya. Nanti Dinas Pertanian dan Pangan akan ikut mengawal program ini," ujar Wabup Sugirah saat menghadiri penanaman perdana porang di Desa Sukorejo, Banyuwangi, Selasa.
Siyam Tohari, salah seorang petani setempat mengaku tertarik mengembangkan porang karena melihat peluang besar dari budi daya porang. Ia mulai menanam umbi porang di lahan seluas satu hektare.
"Saya mendengar bagaimana tingginya permintaan porang. Akhirnya saya tergerak mencoba menanam umbi porang, apalagi tanaman ini tidak terlalu sulit perawatannya. Ini salah satu ikhtiar keluarga kami," katanya.
Menurut Siyam, untuk awal ini dirinya bersama 11 petani lain di desa tersebut menjalin kemitraan bersama salah satu perusahaan yang berpengalaman di bidang produksi pertanian, yakni PT Zhafira Jaya Bumi (ZJB).
"Karena belum punya pengalaman mengembangkan porang, saya daftar kemitraan pada PT ZJB. Bulan (Oktober) ini kami akan mulai tanam dengan pendampingan dari mereka," ujarnya.
Sementara itu, General Manajer PT Zhafira Jaya Bumi, Rizky Mahardika menjelaskan mengatakan akan mendampingi para mitra petani sejak proses pembibitan, selama budi daya (on-farm) hingga pemasaran.
"Kami juga memfasilitasi petani untuk mengakses permodalan dari perbankan. Dalam hal ini kami bersinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Muncar untuk membantu petani mendapatkan modal yang mereka perlukan untuk memulai budi daya porang," katanya.
Sedangkan untuk pemasaran produk, menurut Rizky, nantinya petani akan dibantu agar produknya bisa tembus pasar ekspor.
"Kami sudah punya pasar tetap di China, Eropa, dan Amerika sehingga petani tidak perlu risau karena produknya akan terserap pasar. Bahkan, saat ini saja kami sudah mengantongi pre-order (PO) 200 ton chips porang," ucapnya.
Tanaman porang kembali menarik perhatian setelah beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo melarang ekspor porang dalam bentuk umbi. Presiden Jokowi menekankan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Umbi porang memiliki nilai jual tinggi. Umbinya memiliki kandungan Glucomannan dan kalsiumnya tinggi. Porang juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga membuat lem organik serta penjernih air. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021