Pemerintah melalui pelaksana pekerjaan mulai merelokasi sejumlah rumah warga yang terdampak langsung pembangunan Bendungan Bagong, Trenggalek, Jawa Timur, ke hunian sementara (huntara) yang disediakan tak jauh dari lokasi proyek.

"Relokasi ini bertahap. Sementara pada tahap ini ada sembilan rumah karena posisinya ada di 'main dam' yang akan segera dibangun lebih dulu," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bagong, Budiono di Tulungagung, Kamis.

Dari sembilan rumah yang terdampak pembangunan titik bendung utama itu, delapan rumah yang direlokasi ke huntara. Satu keluarga lainnya memilih pindah sementara di rumah anaknya yang tidak terdampak pembangunan bendungan Bagong.

Proses relokasi sendiri dipastikan berjalan mulus. Pihak BBWS telah lebih dulu berkomunikasi dengan seluruh keluarga penghuni rumah yang terdampak, dengan perangkat desa, tokoh masyarakat maupun para pihak terkait guna memastikan proses relokasi mendapat persetujuan semua perwakilan keluarga.

"Alhamdulillah semua mau dipindahkan dengan ikhlas dan legowo, sehingga pelaksana (pekerjaan/kontraktor) tinggal menyiapkan hunian sementara di lokasi yang telah disetujui. Di Desa Sengon juga," katanya.

 
Rumah hunian sementara untuk tempat relokasi warga terdampak poyek pembangunan Bendungan Bagong, Trenggalek


Budiono mengulangi, bahwa relokasi dimaksud masih bersifat sementara. Belum permanen karena proses pembebasan lahan terdampak Pembangunan Bendungan Tugu belum sepenuhnya tuntas.

"Agar proses pembangunan konstruksi utama bendungan bisa segera dijalankan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan bersama, sambil menunggu pembayaran ganti-untung dari pemerintah pusat," katanya.

Relokasi tersebut dinilai memiliki dampak besar terhadap proses pekerjaan bendungan, karena titik yang dikosongkan berada pada lokasi pembangunan tumpuan 'main dam' sisi kanan.

Budi menjelaskan, hasil pendataan yang dilakukan BBWS Brantas ada sekitar 100-an rumah warga yang akan terdampak proyek Bendungan Bagong.

Rumah penduduk tersebut berada di dua desa, yakni Sengon dan Desa Sumurup.

"Untuk yang di Desa Sengon ada 38 rumah, sedangkan di Desa Sumurup sekitar 60-an rumah," ujar Budi.

Rumah-rumah warga itu tidak seluruhnya terkena konstruksi bendungan, namun juga ada berada pada titik genangan air.

"Kami berharap dengan diawali di Desa Sengon ini, masyarakat lain yang terdampak nantinya juga bersedia untuk dilakukan relokasi," jelas Budi.

Bendungan Bagong dibangun di Desa Sengon dan Sumurup dan Kecamatan Bendungan, Trenggalek dengan alokasi anggaran dari APBN sebesar Rp1,6 triliun.

Bendungan tersebut memiliki luas 251 hektare dengan daya tampung air 17 juta meter kubik. Saat ini progres pembangunan baru mencapai 2,1 persen.  (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021