Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, melihat berbagai potensi di Desa Wisata Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, bisa seperti Ubud, Bali.
"Dulu Ubud, Bali, mengawali seperti Desa Tamansari saat ini. Saya yakin dengan konsistensi melalui kegiatan budaya, pelestarian alam, Tamansari bisa menjadi destinasi wisata dunia," ujar Menteri Sandiaga Uno saat berkunjung ke Banyuwangi, Sabtu.
Menurut ia, yang membedakan Desa Wisata Tamansari dan lainnya adalah alamnya dipelihara dengan baik. Budaya dan historisnya kuat, dan tak kalah pentingnya lagi disertai penerapan digitalisasi.
Sandiaga Uno optimistis dengan perkembangan wisata Indonesia di masa pandemi, termasuk Banyuwangi.
"Penanganan COVID-19 di Banyuwangi saya pantau juga terkendali dengan baik. Kini tinggal kebangkitan ekonomi, syaratnya ya disiplin protokol kesehatan. Saya yakin pariwisata Banyuwangi bisa bangkit," katanya.
Desa Tamansari terpilih sebagai 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Menteri Sandiaga Uno juga berkunjung ke Sendang Seruni, merupakan pemandian dengan sumber mata air alami dan konservasi bambu yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes) setempat.
Nama Sendang Seruni berasal dari tanaman bunga Seruni yang tumbuh di sekitar sendang tersebut. Terdapat tujuh sumber mata air mengalir di sekitar Sendang Seruni, yang tiga di antaranya berada di dasar kolam.
Didampingi Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, sebelum memasuki Sendang Seruni, Sandi mencoba aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk destinasi.
"Wah, terbaik, terbaik. Jadi tidak ada alasan lagi bagi seluruh penyelenggara wisata di Indonesia tidak menerapkan aplikasi PeduliLindungi. Desa Tamansari yang sekelas desa saja bisa menerapkan," ucapnya.
Di Sendang Seruni, Sandi terlihat menari bersama penari gandrung serta menikmati berbagai produk UMKM. Bahkan, Sandi juga mencoba menukar sampah plastik dengan minuman hangat seperti kopi atau jahe.
"Dengan menukar sampah plastik, bisa mendapat kupon yang ditukar dengan minuman hangat. Ini keren," katanya.
Sementara itu, Bupati Ipuk mengatakan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Banyuwangi menjadikan desa sebagai garda depan pembangunan. Salah satunya, lewat pengembangan desa wisata. Desa Tamansari menjadi desa wisata mengoptimalkan potensi dan berbagai jejaring bisnis, dengan BUMDes sebagai leading sektornya.
"Desa Tamansari berhasil membangun jejaring bisnis yang dikelola BUMDes, dengan mengoptimalkan peran masyarakat," katanya.
Di desa ini, kata Ipuk, terdapat lebih 300 warga yang terlibat dalam jejaring bisnis desa wisata.
"Banyak produk yang dihasilkan desa ini, mulai dari berbagai olahan susu, kuliner, kopi, gula aren, dan lainnya yang diproduksi warga desa," paparnya.
Kepala Desa Tamansari Rizal Sahputra mengatakan desanya terus berupaya mengoptimalkan digitalisasi dalam membangun dan memperluas jangkauan pasar desa wisata. Hal ini, lanjut dia, tak lepas dari program Smart Kampung yang telah dicanangkan oleh pemkab.
"Smart Kampung ini menjadi pendorong kami untuk terus mengoptimalkan teknologi informasi dalam membangun desa, termasuk wisatanya. Dukungan TI dari pemkab akhirnya membuat kami terbiasa mengembangkan digitalisasi di desa," katanya.
Perlahan Desa Tamansari terus mengembangkan jejaring bisnisnya. Saat ini terhitung 60 UMKM, 50 homestay, puluhan jasa pemandu wisata, kendaraan wisata, serta beberapa usaha kecil menengah lainnya. Seluruh jenis usaha desa ini melibatkan warganya.
"Kami selalu mendorong segala unit usaha desa benar-benar diinisiasi oleh warga itu sendiri. Namun, sebagai pemerintah desa, kami akan berusaha mencukupi akomodasi pariwisata atau menyempurnakan segala bentuk sumber daya yang berkaitan dengan desa wisata," katanya.
Desa Tamansari menjadi 50 finalis dari 1.831 desa di Indonesia yang mengikuti kompetisi desa wisata ini. ADWI merupakan ajang lomba desa wisata yang diselenggarakan Kemenparekraf untuk membangkitkan pariwisata sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Dulu Ubud, Bali, mengawali seperti Desa Tamansari saat ini. Saya yakin dengan konsistensi melalui kegiatan budaya, pelestarian alam, Tamansari bisa menjadi destinasi wisata dunia," ujar Menteri Sandiaga Uno saat berkunjung ke Banyuwangi, Sabtu.
Menurut ia, yang membedakan Desa Wisata Tamansari dan lainnya adalah alamnya dipelihara dengan baik. Budaya dan historisnya kuat, dan tak kalah pentingnya lagi disertai penerapan digitalisasi.
Sandiaga Uno optimistis dengan perkembangan wisata Indonesia di masa pandemi, termasuk Banyuwangi.
"Penanganan COVID-19 di Banyuwangi saya pantau juga terkendali dengan baik. Kini tinggal kebangkitan ekonomi, syaratnya ya disiplin protokol kesehatan. Saya yakin pariwisata Banyuwangi bisa bangkit," katanya.
Desa Tamansari terpilih sebagai 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Menteri Sandiaga Uno juga berkunjung ke Sendang Seruni, merupakan pemandian dengan sumber mata air alami dan konservasi bambu yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes) setempat.
Nama Sendang Seruni berasal dari tanaman bunga Seruni yang tumbuh di sekitar sendang tersebut. Terdapat tujuh sumber mata air mengalir di sekitar Sendang Seruni, yang tiga di antaranya berada di dasar kolam.
Didampingi Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, sebelum memasuki Sendang Seruni, Sandi mencoba aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk destinasi.
"Wah, terbaik, terbaik. Jadi tidak ada alasan lagi bagi seluruh penyelenggara wisata di Indonesia tidak menerapkan aplikasi PeduliLindungi. Desa Tamansari yang sekelas desa saja bisa menerapkan," ucapnya.
Di Sendang Seruni, Sandi terlihat menari bersama penari gandrung serta menikmati berbagai produk UMKM. Bahkan, Sandi juga mencoba menukar sampah plastik dengan minuman hangat seperti kopi atau jahe.
"Dengan menukar sampah plastik, bisa mendapat kupon yang ditukar dengan minuman hangat. Ini keren," katanya.
Sementara itu, Bupati Ipuk mengatakan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Banyuwangi menjadikan desa sebagai garda depan pembangunan. Salah satunya, lewat pengembangan desa wisata. Desa Tamansari menjadi desa wisata mengoptimalkan potensi dan berbagai jejaring bisnis, dengan BUMDes sebagai leading sektornya.
"Desa Tamansari berhasil membangun jejaring bisnis yang dikelola BUMDes, dengan mengoptimalkan peran masyarakat," katanya.
Di desa ini, kata Ipuk, terdapat lebih 300 warga yang terlibat dalam jejaring bisnis desa wisata.
"Banyak produk yang dihasilkan desa ini, mulai dari berbagai olahan susu, kuliner, kopi, gula aren, dan lainnya yang diproduksi warga desa," paparnya.
Kepala Desa Tamansari Rizal Sahputra mengatakan desanya terus berupaya mengoptimalkan digitalisasi dalam membangun dan memperluas jangkauan pasar desa wisata. Hal ini, lanjut dia, tak lepas dari program Smart Kampung yang telah dicanangkan oleh pemkab.
"Smart Kampung ini menjadi pendorong kami untuk terus mengoptimalkan teknologi informasi dalam membangun desa, termasuk wisatanya. Dukungan TI dari pemkab akhirnya membuat kami terbiasa mengembangkan digitalisasi di desa," katanya.
Perlahan Desa Tamansari terus mengembangkan jejaring bisnisnya. Saat ini terhitung 60 UMKM, 50 homestay, puluhan jasa pemandu wisata, kendaraan wisata, serta beberapa usaha kecil menengah lainnya. Seluruh jenis usaha desa ini melibatkan warganya.
"Kami selalu mendorong segala unit usaha desa benar-benar diinisiasi oleh warga itu sendiri. Namun, sebagai pemerintah desa, kami akan berusaha mencukupi akomodasi pariwisata atau menyempurnakan segala bentuk sumber daya yang berkaitan dengan desa wisata," katanya.
Desa Tamansari menjadi 50 finalis dari 1.831 desa di Indonesia yang mengikuti kompetisi desa wisata ini. ADWI merupakan ajang lomba desa wisata yang diselenggarakan Kemenparekraf untuk membangkitkan pariwisata sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021