Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno optimistis Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur, akan memiliki wisata berbasis medis dengan dibangunnya Rumah Sakit Nyai Zubaidah di kawasan pesantren.

"Seperti yang kita tahu, di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo ini sudah punya wisata religi. Insya-Allah sebentar lagi akan menjadi wisata berbasis medis dengan berdirinya RS Nyai Zubaidah," kata Sandiaga Uno usai meletakkan batu pertama pembangunan RS Ny. Zubaidah di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jumat.

Menurut dia, dana sebesar sekitar Rp30 miliar untuk merampungkan pembangunan RS Nyai Zubaidah itu sangat mudah, terlebih pembangunan rumah sakit tersebut berkaitan dengan perjuangan pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo.

"Semoga menjadi pegangan bahwa kita harus meneruskan perjuangan dari pendiri pengasuh pesantren yang saya baru ziarahi ini. Perjuangan beliau tidak perlu menyiapkan proposal. Namun hanya dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan kemudahan," tutur Sandi.

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, katanya, sudah punya wisata religi. Oleh karena itu, Sandiaga Uno optimistis dalam waktu dekat juga akan terwujud wisata berbasis medis, yaitu dengan berdirinya Rumah Sakit Nyai Zubaidah.

"Insya-Allah sebentar lagi akan menjadi wisata berbasis medis. Wisata religi, sejarah, edukasi, ditambah wisata medis," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, KH. Fadhail mengemukakan bahwa dengan bermodal dana sebesar Rp5 miliar, pihak pesantren optimis bisa mewujudkan pembangunan RS Nyai Zubaidah, salah satunya melalui doa.

"Kita memiliki keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan kemudahan karena doa. Jumat adalah hari yang baik, dan Pak Menteri yang meletakkan batu pertama. Maka dengan kebaikan inilah Insya-Allah rumah sakit ini akan terbangun," katanya.

RS Nyai Zubaidah dibangun untuk mewujudkan tekad pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo ke-2, KHR. As'ad Syamsul Arifin yang sangat menginginkan pesantren yang didirikannya, memiliki Fakultas Kedokteran dan Klinik Idaman As'adiyah. Dan keduanya berhasil dibangun oleh putranya, mendiang KHR. Fawaid As'ad pada tahun 2008.

"Untuk langkah awal, rumah sakit tipe D yang akan dibangun diatas lahan 3 hektare dengan 50 tempat tidur dan poli rawat jalan," imbuh Kiai Fadhail. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021