Kamar dagang dan industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi realisasi Program Export Center Surabaya (ECS) hasil kerja sama Kementerian Perdagangan, Rumah Kurasi, dan Pemprov Jawa Timur (Jatim) akan menembus angka 100 juta dolar AS pada akhir 2021.
Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Sabtu, mengatakan prediksi itu karena hingga akhir Agustus 2021 realisasi ekspor melalui ECS sudah mencapai 70 juta dolar AS.
"Oleh karena itu, hingga akhir 2021 kami optimistis bisa mencapai 100 juta dolar AS. Ini melebihi target sebesar 64 juta dolar AS," kata Adik.
Tingginya ekspor, kata Adik, karena banyaknya pelaku usaha yang menjadi eksportir baru dan melalui CES tercatat sekitar 100 eksportir baru yang telah melakukan ekspor melalui ECS.
"Sebagian besar komoditas yang di ekspor di antaranya furnitur, makanan dan minuman, kerajinan, emas perhiasan, serta minyak jelanta. Adapun negara tujuan ekspor terbesar adalah ke Amerika, Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Asia,” katanya.
Adik mengatakan masih banyak pelaku usaha yang memiliki potensi besar untuk melakukan ekspor tetapi hingga saat ini belum terealisasi karena berbagai faktor, seperti pelaku usaha batik.
“Sudah ada pembeli dari Hawai dan Afrika tetapi mereka ingin bahan yang digunakan bukan katun karena akan dipakai di pantai, sementara biasanya batik itu berbahan dasar kain katun. Ini masih dalam perbincangan. Ada juga komoditas yang potensial dan layak ekspor tetapi masih dalam proses, di antaranya adalah komoditas agro atau hortikultura, fesyen, dan skincare," tuturnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim Tommy Kayhatu mengakui bahwa target Program ECS sepenuhnya telah terealisasi.
Ia mengatakan jumlah pelaku usaha yang mendapatkan informasi dan pembeli luar negeri melalui ECS sudah cukup banyak, dan ekspor yang menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) yang digunakan pelaku usaha juga sudah mencapai 16,57 persen dari target yang hanya 5 persen.
Sementara itu, catatan naiknya program ECS berbanding lurus dengan realisasi ekspor Jatim yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.
BPS mencatat realisasi ekspor wilayah setempat selama Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 22,46 persen dibanding Mei 2021, karena tumbuhnya kinerja ekspor nonmigas dan migas.
Secara nilai, peningkatan itu dari 1,68 miliar dolar AS, menjadi 2,06 miliar dolar AS pada Juni 2021.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Sabtu, mengatakan prediksi itu karena hingga akhir Agustus 2021 realisasi ekspor melalui ECS sudah mencapai 70 juta dolar AS.
"Oleh karena itu, hingga akhir 2021 kami optimistis bisa mencapai 100 juta dolar AS. Ini melebihi target sebesar 64 juta dolar AS," kata Adik.
Tingginya ekspor, kata Adik, karena banyaknya pelaku usaha yang menjadi eksportir baru dan melalui CES tercatat sekitar 100 eksportir baru yang telah melakukan ekspor melalui ECS.
"Sebagian besar komoditas yang di ekspor di antaranya furnitur, makanan dan minuman, kerajinan, emas perhiasan, serta minyak jelanta. Adapun negara tujuan ekspor terbesar adalah ke Amerika, Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Asia,” katanya.
Adik mengatakan masih banyak pelaku usaha yang memiliki potensi besar untuk melakukan ekspor tetapi hingga saat ini belum terealisasi karena berbagai faktor, seperti pelaku usaha batik.
“Sudah ada pembeli dari Hawai dan Afrika tetapi mereka ingin bahan yang digunakan bukan katun karena akan dipakai di pantai, sementara biasanya batik itu berbahan dasar kain katun. Ini masih dalam perbincangan. Ada juga komoditas yang potensial dan layak ekspor tetapi masih dalam proses, di antaranya adalah komoditas agro atau hortikultura, fesyen, dan skincare," tuturnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim Tommy Kayhatu mengakui bahwa target Program ECS sepenuhnya telah terealisasi.
Ia mengatakan jumlah pelaku usaha yang mendapatkan informasi dan pembeli luar negeri melalui ECS sudah cukup banyak, dan ekspor yang menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) yang digunakan pelaku usaha juga sudah mencapai 16,57 persen dari target yang hanya 5 persen.
Sementara itu, catatan naiknya program ECS berbanding lurus dengan realisasi ekspor Jatim yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.
BPS mencatat realisasi ekspor wilayah setempat selama Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 22,46 persen dibanding Mei 2021, karena tumbuhnya kinerja ekspor nonmigas dan migas.
Secara nilai, peningkatan itu dari 1,68 miliar dolar AS, menjadi 2,06 miliar dolar AS pada Juni 2021.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021