Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan sejumlah sektor pariwisata siap melakukan uji coba operasional setelah Kementerian Kesehatan menyatakan wilayah setempat bebas dari PPKM Level 4 dan zona merah.
"Sangat mungkin akan ada uji coba di beberapa sektor pariwisata. Saat ini, beberapa sektor pariwisata sudah mengajukan aplikasi PeduliLindungi. Artinya, bahwa mal sudah mengajukan, wisata yang lain juga," kata Khofifah yang hadir secara virtual dalam Rapimprov Kadin Jatim di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan bahwa uji coba tersebut harus diiringi dengan protokol kesehatan yang tepat, dan percepatan vaksinasi di semua lini.
Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Kadin Jatim Dwi Cahyono yang hadir dalam Rapimprov mangatakan pada tahun 2018 sampai 2019 pemerintah pusat telah menetapkan bahwa pariwisata akan menjadi leading sektor dalam perekonomian Indonesia.
"Itu sungguh luar biasa dan tidak ada yang mengira ternyata pariwisata sangat terpuruk di masa pandemi ini," katanya.
Dwi yang juga Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim ini mengakui keterpurukan sektor pariwisata di masa pandemi karena pariwisata ada faktor penggerak.
"Kalau tidak ada pergerakan, tidak ada wisata, tidak ada bisnis. Kita lihat Bali, betul-betul mati. Sekarang ini, pariwisata adalah dasar penggerak dan saat pandemi pergerakannya dilarang. Tidak hanya hotel dan restoran yang mati, tetapi toko souvenir dan semuanya terdampak, terhenti karena pergerakan dibatasi," katanya.
Karena dibatasi, perilaku masyarakat menjadi berubah dan lebih ke prioritas kebutuhan dasar, sementara pariwisata menjadi kebutuhan ketiga dan keempat.
"Sekarang, mau tidak mau harus melakukan risk management, efisiensi energi dan SDM. Harus inovatif, layanan yang ditawarkan harus inovatif dan variatif," ujarnya.
Ia mengatakan, Kadin Jatim juga sedang melakukan koordinasi, membuat peta jalan peningkatan sektor pariwisata.
Kadin berharap kepada pemerintah agar ada relaksasi dan restrukturisasi kredit perbankan, subsidi okupansi, subsidi pembayaran pajak, termasuk energi dan SDM, BPJS dan lain sebagainya.
"Untuk target pasar, saat ini kami fokus pada pasar domestik dan kepastian bundling, kepastian acara yang akan digelar oleh pihak kedua, di lokasi wisata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Sangat mungkin akan ada uji coba di beberapa sektor pariwisata. Saat ini, beberapa sektor pariwisata sudah mengajukan aplikasi PeduliLindungi. Artinya, bahwa mal sudah mengajukan, wisata yang lain juga," kata Khofifah yang hadir secara virtual dalam Rapimprov Kadin Jatim di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan bahwa uji coba tersebut harus diiringi dengan protokol kesehatan yang tepat, dan percepatan vaksinasi di semua lini.
Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Kadin Jatim Dwi Cahyono yang hadir dalam Rapimprov mangatakan pada tahun 2018 sampai 2019 pemerintah pusat telah menetapkan bahwa pariwisata akan menjadi leading sektor dalam perekonomian Indonesia.
"Itu sungguh luar biasa dan tidak ada yang mengira ternyata pariwisata sangat terpuruk di masa pandemi ini," katanya.
Dwi yang juga Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim ini mengakui keterpurukan sektor pariwisata di masa pandemi karena pariwisata ada faktor penggerak.
"Kalau tidak ada pergerakan, tidak ada wisata, tidak ada bisnis. Kita lihat Bali, betul-betul mati. Sekarang ini, pariwisata adalah dasar penggerak dan saat pandemi pergerakannya dilarang. Tidak hanya hotel dan restoran yang mati, tetapi toko souvenir dan semuanya terdampak, terhenti karena pergerakan dibatasi," katanya.
Karena dibatasi, perilaku masyarakat menjadi berubah dan lebih ke prioritas kebutuhan dasar, sementara pariwisata menjadi kebutuhan ketiga dan keempat.
"Sekarang, mau tidak mau harus melakukan risk management, efisiensi energi dan SDM. Harus inovatif, layanan yang ditawarkan harus inovatif dan variatif," ujarnya.
Ia mengatakan, Kadin Jatim juga sedang melakukan koordinasi, membuat peta jalan peningkatan sektor pariwisata.
Kadin berharap kepada pemerintah agar ada relaksasi dan restrukturisasi kredit perbankan, subsidi okupansi, subsidi pembayaran pajak, termasuk energi dan SDM, BPJS dan lain sebagainya.
"Untuk target pasar, saat ini kami fokus pada pasar domestik dan kepastian bundling, kepastian acara yang akan digelar oleh pihak kedua, di lokasi wisata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021