Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satgas COVID-19 Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis, meluncurkan program Santri Tangguh Bencana (Santana) di tiga pondok pesantren sebagai upaya menguatkan kekebalan komunitas bagi para santri.
"Ketiga pondok pesantren itu masing-masing Pondok Pesantren Al-Mujtamak, Plakpak, Pegantenan, Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Betet dan Pondok Pesantren Al-Hasan Proppo," kata Supervisor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan.
Ketiga pesantren ini diharapkan nantinya akan menjadi model percontohan bagi pesantren lain di Kabupaten Pamekasan dalam penanggulangan bencana, termasuk pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan pondok pesantren.
Budi menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Pemkab Pamekasan sebuah pesantren dinilai layak untuk ditetapkan sebagai pesantren tangguh bencana, antara lain, santri di pesantren ini telah memiliki kesadaran dalam berupaya mencegah dan menekan risiko apabila terjadi bencana alam.
Di bidang pencegahan COVID-19, santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut sudah menjalankan pola hidup sehat dengan mentaati protokol kesehatan.
"Fasilitas tentang penerapan protokol kesehatan di pesantren itu juga tersedia, seperti tempat mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, dan pola pembelajaran pesantren juga menerapkan jaga jarak," katanya.
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan, pesantren proaktif memfasilitasi pendidikan melek bencana bagi santri dan masyarakat di sekitar pondok pesantren.
Program Santana ini merupakan salah satu program yang dicanangkan BPBD dan Satgas COVID-19 dalam berupaya menekan risiko bencana dan penyebaran COVID-19.
Selain santri di pondok pesantren, program tangguh bencana ini juga menyasar tempat ibadah seperti masjid, sekolah dan desa.
"Sebelum Santana ini, kita juga telah meluncurkan program masjid tangguh bencana, sekolah tangguh bencana dan desa/kelurahan tangguh bencana," kata Budi menjelaskan.
Selain meluncurkan program tangguh bencana bagi santri di tiga pondok pesantren itu, Pemkab Pamekasan juga meluncurkan program penyebaran bantuan kepada warga miskin dan kurang mampu berupa paket sembako dengan sasaran warga yang tinggal di sekitar lembaga pesantren.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ketiga pondok pesantren itu masing-masing Pondok Pesantren Al-Mujtamak, Plakpak, Pegantenan, Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Betet dan Pondok Pesantren Al-Hasan Proppo," kata Supervisor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan.
Ketiga pesantren ini diharapkan nantinya akan menjadi model percontohan bagi pesantren lain di Kabupaten Pamekasan dalam penanggulangan bencana, termasuk pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan pondok pesantren.
Budi menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Pemkab Pamekasan sebuah pesantren dinilai layak untuk ditetapkan sebagai pesantren tangguh bencana, antara lain, santri di pesantren ini telah memiliki kesadaran dalam berupaya mencegah dan menekan risiko apabila terjadi bencana alam.
Di bidang pencegahan COVID-19, santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut sudah menjalankan pola hidup sehat dengan mentaati protokol kesehatan.
"Fasilitas tentang penerapan protokol kesehatan di pesantren itu juga tersedia, seperti tempat mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, dan pola pembelajaran pesantren juga menerapkan jaga jarak," katanya.
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan, pesantren proaktif memfasilitasi pendidikan melek bencana bagi santri dan masyarakat di sekitar pondok pesantren.
Program Santana ini merupakan salah satu program yang dicanangkan BPBD dan Satgas COVID-19 dalam berupaya menekan risiko bencana dan penyebaran COVID-19.
Selain santri di pondok pesantren, program tangguh bencana ini juga menyasar tempat ibadah seperti masjid, sekolah dan desa.
"Sebelum Santana ini, kita juga telah meluncurkan program masjid tangguh bencana, sekolah tangguh bencana dan desa/kelurahan tangguh bencana," kata Budi menjelaskan.
Selain meluncurkan program tangguh bencana bagi santri di tiga pondok pesantren itu, Pemkab Pamekasan juga meluncurkan program penyebaran bantuan kepada warga miskin dan kurang mampu berupa paket sembako dengan sasaran warga yang tinggal di sekitar lembaga pesantren.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021