Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur mematangkan perencanaan pembangunan jalan layang atau flyover Aloha dan Gedangan di Kabupaten Sidoarjo.

Pejabat Pembuat Komitmen Persiapan Desain Flyover Aloha dari Kementerian PUPR Hendra Widatra di Sidoarjo, Rabu, mengatakan perencanaan desain jalan layang tersebut segera dituntaskan.

"Teknis yang disampaikan kami masih dalam pendalaman engineering analisis. Masih menyelesaikan pembahasan dengan para pakar desain yang paling cocok. Kami berusaha membuat desain optimal yang memfasilitasi dari seluruh arah. Proses step by step," katanya.

Ia mengatakan, pembebasan lahan untuk proyek ini akan dilakukan melalui bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, usai konsep desain tersebut telah selesai dirumuskan.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor masih meminta adanya ketersediaan data yang memadai terkait pembebasan lahan tersebut agar prosesnya dapat berjalan sesuai tata kelola.

"Kami meminta data, keperluan tanahnya seperti apa. Berikan kami petanya. Mana yang harus diminta tanahnya. Dengan ukurannya," kata Muhdlor.

Kabid Keterpaduan Infrastruktur Jalan BBPJN Jawa Timur Oktaviano Dewo menambahkan flyover Gedangan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lalu lintas di Sidoarjo.

Proyek ini merupakan sistem lalu lintas yang nantinya terintegrasi dengan Aloha dan frontage road Waru - Buduran sepanjang 9,2 kilometer.

"Jika pembebasan lahan sudah dilaksanakan maka segera akan kami usulkan ke Direktorat Jenderal Bina Marga untuk pelaksanaan pembangunannya. Sepanjang 1,2 kilometer dari timur ke barat dari perempatan Gedangan. Lahan yang harus diperlukan seluas 1,4 hektare," katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan paket pengerjaan flyover Aloha, Gedangan dan frontage road akan saling terkait.

Ia mengharapkan proses administrasi pengadaan lahan bisa dituntaskan paling cepat pada 2021, dengan proses pembayaran ganti rugi bisa dilakukan sebagian di 2022.

"Dua pekerjaan di desain Kementerian dan BBPJN itu menunggu progress frontage road. Dimana saat ini kami mengerjakan FR sepanjang 1,6 kilometer dan mudah-mudahan pembebasan lahan yang belum selesai, bisa dituntaskan," katanya.

Megaproyek flyover di Sidoarjo ini masuk dalam Perpres 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi. Untuk jalan layang Gedangan dianggarkan Rp480 miliar dan flyover Aloha Rp438 miliar, yang dananya berasal dari pagu APBN.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021