Pembelajaran tatap muka terbatas sekolah dasar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali dibuka seiring melandainya kasus aktif virus corona (COVID-19) di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas meninjau langsung kesiapan sekolah di hari pertama pelaksanaan Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk kelancaran pembelajaran dalam mendukung kelancaran pembelajaran daring (online) dan luring (offline).

"Alhamdulillah hari ini bertahap dimulai PTM. Saya sengaja datang pagi-pagi untuk menyambut anak-anak di pintu gerbang sekolah, memberikan semangat di hari pertama PTM ini," ujar Bupati Ipuk di sela menyambut para pelajar di depan gerbang SDN 1 Kebalenan Banyuwangi, Rabu.

Dalam kesempatan itu, Ipuk juga meminta sekolah untuk memperhatikan kondisi ekonomi keluarga pelajar, khususnya mereka yang dari keluarga yang terdampak pandemi.

"Pandemi telah berdampak pada perekonomian banyak orang. Saya minta sekolah untuk peka, jangan sampai sekolah mewajibkan siswa membeli seragam baru," kata Bupati Ipuk kepada guru SDN Kebalenan dan Kepala Dinas Pendidikan setempat.

Bupati Ipuk juga mengingatkan ke sekolah agar tidak memaksa memaksa orang tua wajib membeli seragam jika memang dari keluarga kurnag mampu.

"Kalau memang tidak mampu ya jangan dipaksa. Saya tidak mau dengan laporan ada sekolah yang maksa beli seragam sementara orang tuanya tidak mampu. Jangan sampai, ada anak tidak sekolah hanya gara-gara tidak bisa beli seragam. Demikian pula soal buku," ucapnya.

Untuk kebutuhan seragam anak dari keluarga tidak mampu, Bupati Ipuk meminta Dinas Pendidikan mengoordinasikannya.

"Nanti kita galang gerakan membantu bersama. Bisa lewat SAS, gotong royong lembaga zakat, dan sebagainya," katanya.

Ia menambahkan Dinkes dan puskesmas juga akan terus melakukan vaksinasi kepada para guru dan pelajar sebagai ikhtiar perlindungan.

"Guru-guru sudah banyak yang divaksin, kami akan terus tingkatkan dan tuntaskan. Untuk pelajar juga jalan terus," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menambahkan pelaksanaan PTM digelar dengan 50 persen siswa mengikuti pembelajaran secara langsung di sekolah, sementara 50 persen mengikuti secara daring dari rumah masing-masing.

Ia menjelaskan PTM terbatas menyesuaikan kesiapan sekolah. Di Banyuwangi terdapat Paud/TK sebanyak 1.092, 821 SD, dan 204 SMP. Selain dilaksanakan dengan kapasitas 50 persen dari jumlah siswa, terdapat beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Di antaranya sekolah harus memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan.

"Dalam pelaksanaannya, siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka harus ada persetujuan dari orang tua, komite sekolah, dan satgas kecamatan," paparnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021