Satgas Penanganan COVID-19 Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat dalam sepekan sebanyak 252 warga yang isolasi mandiri (isoman) dipindah ke lokasi isolasi terpusat (isoter) yang tersebar di seluruh kecamatan.
"Terima kasih semua warga yang berkenan pindah ke isolasi terpusat untuk memudahkan pemantauan, karena akan selalu dipatau petugas. Ini untuk mengurangi risiko keparahan dan kematian, otomatis untuk mempercepat pemulihan," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis.
Ia menyebutkan, per 25 Agustus 2021 terdapat 501 kasus aktif COVID-19 di Banyuwangi. Bagi mereka yang komorbid atau kondisi tempat isomannya tidak memungkinkan untuk dilakukan disiplin prokes yang ketat di antara penghuninya dipindah ke tempat isolasi terpusat.
"Isolasi terpusat ini kami harapkan mengurangi potensi penularan, sehingga otomatis menekan jumlah kasus aktif. Terima kasih sahabat-sahabat tenaga kesehatan, Pak Dandim, Pak Kapolresta, seluruh jajaran Forkopimda, kepala desa, camat, relawan yang terus bergerak," tuturnya.
Wakil Ketua Satgas COVID-19 Banyuwangi, Letkol Inf Yuli Eko Purwanto mengatakan akan terus memantau perkembangan pelaksanaan isolasi terpusat setelah sepekan penerapan isoter dilakukan oleh pemerintah.
"Secara bertahap kami pindahkan warga yang isoman menuju lokasi isoter. Kami pindahkan dengan pendekatan persuasif," kata Dandim 0825/ Banyuwangi itu.
Dandim mengatakan, satgas COVID-19 di tingkat desa maupun kecamatan juga terus meningkatkan fasilitas isolasi terpusat di wilayahnya.
"Kesiapannya terus kami tingkatkan, termasuk soal vitamin, obat, tempat tidur, oxymeter, makanan sehari-hari, kami cek terus," katanya.
Kabupaten Banyuwangi mempunyai 23 fasilitas isolasi terpusat yang tersebar di berbagai kecamatan, selain yang ada di kecamatan-kecamatan, Banyuwangi juga memiliki tempat isolasi terpusat tingkat kabupaten, yaitu di Balai Diklat ASN yang berkapasitas 130 pasien. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Terima kasih semua warga yang berkenan pindah ke isolasi terpusat untuk memudahkan pemantauan, karena akan selalu dipatau petugas. Ini untuk mengurangi risiko keparahan dan kematian, otomatis untuk mempercepat pemulihan," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis.
Ia menyebutkan, per 25 Agustus 2021 terdapat 501 kasus aktif COVID-19 di Banyuwangi. Bagi mereka yang komorbid atau kondisi tempat isomannya tidak memungkinkan untuk dilakukan disiplin prokes yang ketat di antara penghuninya dipindah ke tempat isolasi terpusat.
"Isolasi terpusat ini kami harapkan mengurangi potensi penularan, sehingga otomatis menekan jumlah kasus aktif. Terima kasih sahabat-sahabat tenaga kesehatan, Pak Dandim, Pak Kapolresta, seluruh jajaran Forkopimda, kepala desa, camat, relawan yang terus bergerak," tuturnya.
Wakil Ketua Satgas COVID-19 Banyuwangi, Letkol Inf Yuli Eko Purwanto mengatakan akan terus memantau perkembangan pelaksanaan isolasi terpusat setelah sepekan penerapan isoter dilakukan oleh pemerintah.
"Secara bertahap kami pindahkan warga yang isoman menuju lokasi isoter. Kami pindahkan dengan pendekatan persuasif," kata Dandim 0825/ Banyuwangi itu.
Dandim mengatakan, satgas COVID-19 di tingkat desa maupun kecamatan juga terus meningkatkan fasilitas isolasi terpusat di wilayahnya.
"Kesiapannya terus kami tingkatkan, termasuk soal vitamin, obat, tempat tidur, oxymeter, makanan sehari-hari, kami cek terus," katanya.
Kabupaten Banyuwangi mempunyai 23 fasilitas isolasi terpusat yang tersebar di berbagai kecamatan, selain yang ada di kecamatan-kecamatan, Banyuwangi juga memiliki tempat isolasi terpusat tingkat kabupaten, yaitu di Balai Diklat ASN yang berkapasitas 130 pasien. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021