Bantuan untuk warga terdampak pandemi COVID-19 di Kota Surabaya, Jatim, pada 2021 dari jumlah 262.900 kelompok penerima manfaat (KPM), namun yang baru menerima bantuan sekitar 46 persen.
"Sisanya, 53,90 persen dalam proses penyaluran," kata Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Minggu.
Sedangkan jika dilihat dari jumlah kelurahan, lanjut dia, dari 154 kelurahan di Surabaya, sekitar 71 kelurahan sudah tersalurkan bantuan dan 83 kelurahan masih dalam proses penyaluran.
Menurut Khusnul, bantuan tersebut berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui program Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Mengenai pelibatan lurah, camat dan tokoh masyarakat dalam distribusi bantuan tambahan 10 kilogram beras/KPM dari Bulog yang juga menggandeng DNR Corporation (DNR Logistik), Khusnul berharap tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).
"Jangan sampai niat bagus memberikan bantuan, tapi justru membahayakan karena tidak taat prokes. Akhirnya menciptakan kluster baru COVID-19. Siapapun yang memberikan bantuan kepada masyarakat, harus memperhatikan prokes," ujarnya.
Surabaya saat ini, lanjutnya, sudah memasuki zona oranye. Untuk menurunkan zona ini, Pemkot Surabaya bersama TNI, Polri dan semua pihak telah telah bekerja keras siang dan malam.
Untuk itu, kata dia, semua pihak menjaga tren penurunan penyebaran COVID-19 di Kota Surabaya. "Kami berharap bulan depan, Surabaya masuk zona kuning. Semua itu bisa tercapai jika saling menjaga, mengingatkan dan menerapkan prokes yang ketat," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Sisanya, 53,90 persen dalam proses penyaluran," kata Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Minggu.
Sedangkan jika dilihat dari jumlah kelurahan, lanjut dia, dari 154 kelurahan di Surabaya, sekitar 71 kelurahan sudah tersalurkan bantuan dan 83 kelurahan masih dalam proses penyaluran.
Menurut Khusnul, bantuan tersebut berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui program Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Mengenai pelibatan lurah, camat dan tokoh masyarakat dalam distribusi bantuan tambahan 10 kilogram beras/KPM dari Bulog yang juga menggandeng DNR Corporation (DNR Logistik), Khusnul berharap tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).
"Jangan sampai niat bagus memberikan bantuan, tapi justru membahayakan karena tidak taat prokes. Akhirnya menciptakan kluster baru COVID-19. Siapapun yang memberikan bantuan kepada masyarakat, harus memperhatikan prokes," ujarnya.
Surabaya saat ini, lanjutnya, sudah memasuki zona oranye. Untuk menurunkan zona ini, Pemkot Surabaya bersama TNI, Polri dan semua pihak telah telah bekerja keras siang dan malam.
Untuk itu, kata dia, semua pihak menjaga tren penurunan penyebaran COVID-19 di Kota Surabaya. "Kami berharap bulan depan, Surabaya masuk zona kuning. Semua itu bisa tercapai jika saling menjaga, mengingatkan dan menerapkan prokes yang ketat," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021