Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat jumlah kasus meninggal dunia akibat infeksi virus corona didominasi usia 46-55 tahun, yakni  mencapai 32 persen.

Bupati Situbondo Karna Suswandi mengatakan, per 1 Agustus 2021 jumlah kasus meninggal sebanyak 700 orang, 32 persen (184 orang) usia 46-55 tahun, usia 55-65 tahun 30,9 persen (177 orang), usia 36-45 tahun 14,5 persen (83 orang), usia 66-75 tahun 14,3 persen (82 orang) dan usia 26-35 tahun 4 persen.

"Dari jumlah kasus meninggal 700 orang ini, 98 persen (689 orang) belum divaksin, sedangkan pasien terpapar COVID-19 yang meninggal 2 persen," kata Bung Karna, sapaan bupati, dalam acara sosialisasi di acara vaksinasi usia remaja yang digelar secara online/offline di SMAN 1 Situbondo, Senin.

Ia juga memaparkan persebaran kasus COVID-19 hingga Agustus 2021. Katanya, tren kasus virus corona di "Kota Santri" itu masih fluktuatif, karena masih kurangnya kesadaran masyarakat disiplin protokol kesehatan, dan bahkan beberapa pekan terakhir di pelosok desa banyak juga digelar hajatan pernikahan yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Salah satunya untuk menekan jumlah kasus meninggal adalah vaksinasi. Kami berharap masyarakat segera melakukab vaksinasi yang telah disiapkan pemerintah daerah (fasilitas kesehatn), Polres Situbondo, dan Kodim 0823/Situbondo," ujarnya.

Menurut Bupati Karna, sejauh ini vaksinasi usia remaja atau pelajar berjalan dengan baik, dan antusias pelajar untuk memperoleh vaksin juga cukup bagus.

Kata dia, pembelajaran tatap muka tidak mungkin bisa berjalan tanpa vaksinasi. Pembelajaran tatap muka jenjang SMA dan SMP sederajat, akan mulai dilaksanakan apabila seluruh guru, tenaga pendidik dan siswanya, sudah tuntas divaksin.

"Vaksinasi pelajar sudah menunjukkan perkembangan yang cukup bagus, dan hingga hingga 1 Agustus 2021 sudah ada 2.057 pelajar yang sudah divaksin," tuturnya.
 
Pelajar SMAN1 Situbondo disuntik vaksin oleh petugas. Senin (2/8/2021) (ANTARA/Novi H)

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, wilayah Bondowoso membawahi Situbondo, Sugiyono Eksantoso mengatakan pembelajaran tatap muka tidak bisa dilaksanakan jika siswa dan guru tuntas divaksin.

"Pelaksanaan pembelajaran tatap muka itu syaratnya guru dan tenaga pendidikan, harus sudah divaksin, termasuk seluruh siswa juga harus divaksin, minimal vaksin dosis pertama," ujarnya.

Sugiyono mengajak, kepada para kepala sekolah, guru dan orang tua, agar jangan takut divaksin. Karena dengan vaksin, pertahanan tubuh kita akan kuat dari paparan virus.

"Kalau tidak ada perpanjangan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), maka pembelajaran tatap muka terbatas akan segera dilaksanakan," katanya.

Sosialisasi vaksinasi usia remaja atau pelajar yang digelar secara daring dan luring dipusatkan di SMAN1 Situbondo, juga dihadiri Wabup Khoirani, Dandim 0823, Wakapolres Kompol Pujiarto dan pejabat lainnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021