Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membentuk tim tracer yang bertugas melakukan pelacakan warga terpapar virus corona di desa dan kelurahan.
Tim pelacak ini membantu puskesmas dalam melaksanakan tes dan pelacakan terhadap kontak erat pasien COVID-19. Sebanyak 669 orang terdiri atas Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan relawan yang masuk dalam tim tracer disebar ke seluruh desa dan kelurahan se-Banyuwangi.
"Salah satu kunci penanganan pandemi ini memang 3T (test, tracing, treatment). Tracing yang luas dan cepat bisa memutus mata rantai penularan, karena kita tahu secepat mungkin warga yang terpapar dari pasien yang sebelumnya terkonfirmasi positif. Terima kasih atas gotong royong semua pihak," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat.
Ia menjelaskan tim pelacak ini dibentuk untuk lebih mengoptimalkan lagi penelusuran dan tes yang dilakukan puskesmas.
"Selama ini rasio tracing di Banyuwangi sudah termasuk yang tertinggi di Jatim, meski belum di angka yang ideal, sehingga dengan dukungan tim ini tentu penelusuran kontak erat bisa semakin cepat dan luas," ujarnya.
Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu mengatakan, jumlah tim tracer bisa terus bertambah karena animo para relawan sangat tinggi untuk membantu pemerintah menangani COVID-19.
Katanya, satu tim petugas pelacak akan menyisir 1 hingga 15 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19.
"Selain melakukan tracing dan testing, tim juga akan mengarahkan warga yang terpapar untuk melakukan isolasi secara terpusat di tempat yang telah disediakan di setiap kecamatan," tuturnya.
Kapolresta menambahkan, tim pelacak juga bertugas memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang COVID-19, termasuk isolasi. "Semuanya melaporkan hasil aktivitasnya kepada petugas puskesmas sebagai koordinator tracer," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Tim pelacak ini membantu puskesmas dalam melaksanakan tes dan pelacakan terhadap kontak erat pasien COVID-19. Sebanyak 669 orang terdiri atas Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan relawan yang masuk dalam tim tracer disebar ke seluruh desa dan kelurahan se-Banyuwangi.
"Salah satu kunci penanganan pandemi ini memang 3T (test, tracing, treatment). Tracing yang luas dan cepat bisa memutus mata rantai penularan, karena kita tahu secepat mungkin warga yang terpapar dari pasien yang sebelumnya terkonfirmasi positif. Terima kasih atas gotong royong semua pihak," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat.
Ia menjelaskan tim pelacak ini dibentuk untuk lebih mengoptimalkan lagi penelusuran dan tes yang dilakukan puskesmas.
"Selama ini rasio tracing di Banyuwangi sudah termasuk yang tertinggi di Jatim, meski belum di angka yang ideal, sehingga dengan dukungan tim ini tentu penelusuran kontak erat bisa semakin cepat dan luas," ujarnya.
Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu mengatakan, jumlah tim tracer bisa terus bertambah karena animo para relawan sangat tinggi untuk membantu pemerintah menangani COVID-19.
Katanya, satu tim petugas pelacak akan menyisir 1 hingga 15 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19.
"Selain melakukan tracing dan testing, tim juga akan mengarahkan warga yang terpapar untuk melakukan isolasi secara terpusat di tempat yang telah disediakan di setiap kecamatan," tuturnya.
Kapolresta menambahkan, tim pelacak juga bertugas memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang COVID-19, termasuk isolasi. "Semuanya melaporkan hasil aktivitasnya kepada petugas puskesmas sebagai koordinator tracer," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021