Kristianto Gunadi (72), peserta JKN-KIS, pensiunan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri, Jawa Timur, memilih memanfaatkan gawai yang dimilikinya untuk mengakses Mobile JKN, karena dinilai memudahkan dirinya dalam beraktivitas.
"Seingat saya pada tahun 2019 saya dibantu oleh petugas BPJS untuk masuk ke aplikasi, kemudian saya coba untuk mengulik sendiri. Saya senang memang dengan hal-hal baru seperti ini, apalagi banyak fitur yang memudahkan," kata Gunadi di Kediri, Jumat.
Kendati sudah lanjut usia, Gunadi tetap suka mengakses beragam informasi. Dirinya juga mengaku sudah mencoba seluruh menu yang ada pada Mobile JKN. Fitur yang paling sering diakses adalah riwayat pembayaran. Menu ini menunjukkan data transaksi pembayaran JKN-KIS dalam beberapa bulan ke belakang.
Karena terdaftar sebagai peserta mandiri dengan mekanisme pembayaran autodebit, Gunadi ingin memastikan bahwa transaksi bulanannya lancar dan kepesertaannya tetap aktif.
"Biasanya saya otomatis dipotong antara tanggal 4 sampai dengan tanggal 6, tapi bulan April kemarin saya baru dipotong tanggal 12. Informasi seperti ini kan saya bisa tahu dari Mobile JKN. Mudah sekali, cukup sentuh layar maka informasinya langsung tersedia. Kartu selalu aktif dan tidak akan ada kendala," tambah Gunadi.
Mobile JKN adalah aplikasi gawai yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan. Aplikasi ini telah diunduh oleh lebih dari 10 juta pengguna android melalui Google Play Store.
Data Business Intelligence (BI) BPJS Kesehatan Kediri menunjukkan bahwa Mobile JKN telah terpasang di 150.365 gawai penduduk Kediri, Nganjuk dan Blitar. Jumlah ini akan terus meningkat seiring diterbitkannya anjuran pembatasan kegiatan masyarakat.
Selain itu, lampanye optimalisasi layanan JKN secara digital tidak hanya dilakukan oleh BPJS Kesehatan. Hal ini karena tingginya pemanfaatan Mobile JKN, yang juga merupakan hasil kontribusi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan.
"Dulu Dokter Febri dari Klinik Imam Bonjol yang mengimbau agar saya segera menggunakan aplikasi Mobile JKN. Beberapa kali kunjungan terakhir saya diminta agar menggunakan aplikasi ini untuk konsultasi daring maupun pengambilan antreannya dalam kondisi pandemi. Benar-benar membantu, bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus keluar rumah," pungkas Gunadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Seingat saya pada tahun 2019 saya dibantu oleh petugas BPJS untuk masuk ke aplikasi, kemudian saya coba untuk mengulik sendiri. Saya senang memang dengan hal-hal baru seperti ini, apalagi banyak fitur yang memudahkan," kata Gunadi di Kediri, Jumat.
Kendati sudah lanjut usia, Gunadi tetap suka mengakses beragam informasi. Dirinya juga mengaku sudah mencoba seluruh menu yang ada pada Mobile JKN. Fitur yang paling sering diakses adalah riwayat pembayaran. Menu ini menunjukkan data transaksi pembayaran JKN-KIS dalam beberapa bulan ke belakang.
Karena terdaftar sebagai peserta mandiri dengan mekanisme pembayaran autodebit, Gunadi ingin memastikan bahwa transaksi bulanannya lancar dan kepesertaannya tetap aktif.
"Biasanya saya otomatis dipotong antara tanggal 4 sampai dengan tanggal 6, tapi bulan April kemarin saya baru dipotong tanggal 12. Informasi seperti ini kan saya bisa tahu dari Mobile JKN. Mudah sekali, cukup sentuh layar maka informasinya langsung tersedia. Kartu selalu aktif dan tidak akan ada kendala," tambah Gunadi.
Mobile JKN adalah aplikasi gawai yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan. Aplikasi ini telah diunduh oleh lebih dari 10 juta pengguna android melalui Google Play Store.
Data Business Intelligence (BI) BPJS Kesehatan Kediri menunjukkan bahwa Mobile JKN telah terpasang di 150.365 gawai penduduk Kediri, Nganjuk dan Blitar. Jumlah ini akan terus meningkat seiring diterbitkannya anjuran pembatasan kegiatan masyarakat.
Selain itu, lampanye optimalisasi layanan JKN secara digital tidak hanya dilakukan oleh BPJS Kesehatan. Hal ini karena tingginya pemanfaatan Mobile JKN, yang juga merupakan hasil kontribusi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan.
"Dulu Dokter Febri dari Klinik Imam Bonjol yang mengimbau agar saya segera menggunakan aplikasi Mobile JKN. Beberapa kali kunjungan terakhir saya diminta agar menggunakan aplikasi ini untuk konsultasi daring maupun pengambilan antreannya dalam kondisi pandemi. Benar-benar membantu, bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus keluar rumah," pungkas Gunadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021