Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat hingga Minggu (25/7) jumlah meninggal akibat infeksi virus corona mencapai 548 orang, dengan kasus aktif atau dalam perawatan sebanyak 622 pasien.
Dari 548 orang pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia itu, sekitar 97 persen adalah pasien meninggal karena belum disuntik vaksin. Dengan demikian, risiko meninggal setelah disuntik vaksin lebih kecil dibanding tidak divaksin.
"Jadi, perlu kami sampaikan bahwa vaksinasi COVID-19 ini penting untuk membentuk kekebalan bersama (herd immunity) seseorang. Karena angka meninggal pasien positif yang meninggal lebih banyak yang belum vaksin," kata Bupati Situbondo Karna Suswandi usai meninjau pelaksanaan vaksinasi pelajar di SMA Negeri 2 Situbondo, Senin.
Oleh karena itu, lanjut bupati, dengan pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SMP, SMA dan sederajat pada hari ini, para siswa ini bisa menjadi pelopor untuk menyukseskan program vaksinasi kepada masyarakat.
"Pelajar ini adalah pioneer bangsa, kami berharap mereka mampu memberikan pemahaman dan menyosialisasikan kepada keluarga dan di lingkungannya bahwa vaksin penting untuk menjaga imunitas masyarakat di masa pandemi ini," kata Bung Karna, sapaan bupati.
Angga Dwi K, salah seorang siswa, mengaku senang bisa memperoleh vaksinasi COVID-19 dosis pertama. Menurut ia, dengan disuntik vaksin siswa SMAN 2 Situbondo, itu mengaku lebih percaya diri.
"Tidak takut sih waktu disuntik. Hanya terasa seperti digigit semut saat disuntik tadi. Tentu dengan vaksin ini saya lebih percaya diri karena akan lebih sehat," katanya.
Dari pantauan, hari pertama pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SMP dan SMA sederajat yang dilaksanakan di Aula SMAN 2 Situbondo, tercatat ada sekitar 100 siswa dan siswi memperoleh vaksinasi.
Selanjutnya, vaksinasi untuk pelajar SMP dan SMA sederajat akan terus dilaksanakan secara bergantian.
Dalam pencanangan vaksinasi untuk pelajar ini, juga dihadiri oleh Wakil Bupati Situbondo Khoirani, Kajari Iwan Setiawan, Kapolres AKBP Ach Imam Rifai, Dandim 0823 dan pejabat lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dari 548 orang pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia itu, sekitar 97 persen adalah pasien meninggal karena belum disuntik vaksin. Dengan demikian, risiko meninggal setelah disuntik vaksin lebih kecil dibanding tidak divaksin.
"Jadi, perlu kami sampaikan bahwa vaksinasi COVID-19 ini penting untuk membentuk kekebalan bersama (herd immunity) seseorang. Karena angka meninggal pasien positif yang meninggal lebih banyak yang belum vaksin," kata Bupati Situbondo Karna Suswandi usai meninjau pelaksanaan vaksinasi pelajar di SMA Negeri 2 Situbondo, Senin.
Oleh karena itu, lanjut bupati, dengan pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SMP, SMA dan sederajat pada hari ini, para siswa ini bisa menjadi pelopor untuk menyukseskan program vaksinasi kepada masyarakat.
"Pelajar ini adalah pioneer bangsa, kami berharap mereka mampu memberikan pemahaman dan menyosialisasikan kepada keluarga dan di lingkungannya bahwa vaksin penting untuk menjaga imunitas masyarakat di masa pandemi ini," kata Bung Karna, sapaan bupati.
Angga Dwi K, salah seorang siswa, mengaku senang bisa memperoleh vaksinasi COVID-19 dosis pertama. Menurut ia, dengan disuntik vaksin siswa SMAN 2 Situbondo, itu mengaku lebih percaya diri.
"Tidak takut sih waktu disuntik. Hanya terasa seperti digigit semut saat disuntik tadi. Tentu dengan vaksin ini saya lebih percaya diri karena akan lebih sehat," katanya.
Dari pantauan, hari pertama pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SMP dan SMA sederajat yang dilaksanakan di Aula SMAN 2 Situbondo, tercatat ada sekitar 100 siswa dan siswi memperoleh vaksinasi.
Selanjutnya, vaksinasi untuk pelajar SMP dan SMA sederajat akan terus dilaksanakan secara bergantian.
Dalam pencanangan vaksinasi untuk pelajar ini, juga dihadiri oleh Wakil Bupati Situbondo Khoirani, Kajari Iwan Setiawan, Kapolres AKBP Ach Imam Rifai, Dandim 0823 dan pejabat lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021