Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mengusulkan kepada Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah agar para pelaku usaha mikro terdampak COVID-19 di wilayah itu mendapatkan bantuan modal produktif usaha mikro (BPUM).
"Berdasarkan data di pemkab, jumlah pelaku UMKM di Bangkalan sebanyak 1.730 pelaku usaha yang tersebar di 18 kecamatan," kata Kepala Seksi (Kasi) Penguatan dan Perlindungan Usaha Mikro Diskop-UM Pemkab Bangkalan Titin Ardianingsih di Bangkalan, Madura, Jumat.
Program BPUM ini, kata dia, merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dalam rangka memulihkan ekonomi masyarakat terdampak COVID-19.
Dari 1.730 usaha mikro yang ada di Bangkalan itu, Diskop-UM kini masih melakukan pemilahan data, karena sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pusat, bantuan diutamakan pada pelaku usaha terdampak.
"Sebenarnya semua pelaku usaha di Bangkalan ini terdampak, karena saat ini ekonomi lesu akibat pandemi ini. Tapi, yang diutaman pada pelaku di tingkat di wilayah pusat pandemi," katanya.
Titin menjelaskan, setiap pelaku usaha nantinya akan mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp1,2 juta, dengan cara ditransfer secara langsung ke rekening masing-masing penerima bantuan.
"Jadi, bantuan ini tidak melalui Diskop Pemkab Bangkalan. Kami hanya membantu memfasilitasi, dan bantuan ditransfer secara langsung kepada rekening penerima bantuan," katanya, menjelaskan.
Dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan, Diskop-UM memprioritaskan pada pelaku usaha mikro yang menjadi pusat kasus COVID-19, yakni Kecamatan Bangkalan, Arosbaya, Klampis dan Kecamatan Geger.
"Empat kecamatan ini kami prioritaskan, karena di empat kecamatan ini yang paling merasakan dampak COVID-19 akibat lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi setelah libur Lebaran tahun ini," kata Kasi Penguatan dan Perlindungan Usaha Mikro Diskop-UM Pemkab Bangkalan Titin Ardianingsih, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Berdasarkan data di pemkab, jumlah pelaku UMKM di Bangkalan sebanyak 1.730 pelaku usaha yang tersebar di 18 kecamatan," kata Kepala Seksi (Kasi) Penguatan dan Perlindungan Usaha Mikro Diskop-UM Pemkab Bangkalan Titin Ardianingsih di Bangkalan, Madura, Jumat.
Program BPUM ini, kata dia, merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dalam rangka memulihkan ekonomi masyarakat terdampak COVID-19.
Dari 1.730 usaha mikro yang ada di Bangkalan itu, Diskop-UM kini masih melakukan pemilahan data, karena sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pusat, bantuan diutamakan pada pelaku usaha terdampak.
"Sebenarnya semua pelaku usaha di Bangkalan ini terdampak, karena saat ini ekonomi lesu akibat pandemi ini. Tapi, yang diutaman pada pelaku di tingkat di wilayah pusat pandemi," katanya.
Titin menjelaskan, setiap pelaku usaha nantinya akan mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp1,2 juta, dengan cara ditransfer secara langsung ke rekening masing-masing penerima bantuan.
"Jadi, bantuan ini tidak melalui Diskop Pemkab Bangkalan. Kami hanya membantu memfasilitasi, dan bantuan ditransfer secara langsung kepada rekening penerima bantuan," katanya, menjelaskan.
Dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan, Diskop-UM memprioritaskan pada pelaku usaha mikro yang menjadi pusat kasus COVID-19, yakni Kecamatan Bangkalan, Arosbaya, Klampis dan Kecamatan Geger.
"Empat kecamatan ini kami prioritaskan, karena di empat kecamatan ini yang paling merasakan dampak COVID-19 akibat lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi setelah libur Lebaran tahun ini," kata Kasi Penguatan dan Perlindungan Usaha Mikro Diskop-UM Pemkab Bangkalan Titin Ardianingsih, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021