Pasien positif COVID-19 yang dirawat di RSUD dr. Slamet Martodirjo Pamekasan, Jawa Timur, membeludak dan tidak tertampung pada ruang perawatan sehingga pihak rumah sakit mendirikan tenda darurat untuk penanganan pasien.

"Tenda darurat untuk layanan UGD, karena ruang UGD kami konversi untuk dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19. Ruang isolasi yang kami sediakan sebelumnya sudah tidak bisa menampung pasien yang terus berdatangan," kata Direktur RSUD dr. Slamet Martodirjo Pamekasan dr. Farid Anwar kepada ANTARA per telepon, Rabu sore.

Farid menuturkan awalnya RSUD Pamekasan menyediakan sebanyak 14 ranjang untuk pasien COVID-19, lalu ditambah 18, 15 dan 10, hingga akhirnya menjadi 88 tempat tidur.

"Tapi, saat ini semua tempat sudah penuh, sehingga kami harus mengonversi ruang UGD menjadi ruang isolasi pasien COVID-19 dan layanan UGD ditempatkan di tenda darurat di halaman rumah sakit ini," kata Farid, menjelaskan.

Selain di RSUD dr Slamet Martodirdjo, di dua rumah sakit lainnya, yakni di RSUD Waru dan Rumah Sakit Moh Noor milik Pemprov Jatim yang ada di Pamekasan juga penuh.

Di RSUD Waru kapasitas tampung pasien COVID-19 sebanyak 10 bed dan RS Moh Noor juga 10 tempat tidur, semuanya juga penuh dengan pasien COVID-19.

Humas Satgas COVID-19 RSUD dr. Slamet Martodirjo Pamekasan dr. Syaiful Hidayat menjelaskan kasus infeksi virus corona gelombang kedua yang menyerang warga saat ini lebih ganas dibanding sebelumnya.

"Banyak pasien yang baru tiba di RSUD Pamekasan hanya dalam hitungan jam, langsung meninggal dunia. Kasus mirip seperti yang di Bangkalan," kata Yayak, sapaan karib dr. Syaiful Hidayat itu.

Yayak juga menjelaskan pihaknya juga telah mengirim sampel dari penderita COVID-19 yang meninggal dunia ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, akan tetapi hingga kini belum diketahui, karena pemeriksaan laboratorium di rumah sakit yang menjadi rujukan se-Jawa Timur itu masih antre.
 

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021