Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Jawa Timur, akhirnya menggelar wisuda secara daring dan luring terbatas pada Rabu, setelah mendapat teguran satgas kecamatan karena mengelar wisuda secara tatap muka dengan 200 peserta di kampus setempat, Selasa (29/6).
"Hari ini kami menggelar wisuda secara daring dan luring, yakni wisudawan yang mengikuti secara luring sebanyak 25 orang yang berasal dari perwakilan fakultas, sedangkan sisanya 175 orang mengikuti secara daring dari rumah masing-masing," kata Ketua Panitia Wisuda UIN KHAS Jember Hefni Zein.
Menurut ia, kebijakan tersebut diambil setelah dilakukan rapat koordinasi dengan Tim Satgas Kecamatan Kaliwates dan melihat perkembangan penambahan kasus COVID-19.
"Untuk wisuda hari ini kami membuat kebijakan wisuda dengan menggunakan model daring dan luring. Kami meminta maaf kepada orang tua dan wisudawan karena perubahan kebijakan itu," tuturnya.
Ia menjelaskan kebijakan wisuda secara daring dan luring tersebut dilaksanakan karena memperhatikan perkembangan kasus COVID-19 di Jember yang meningkat tajam dan hasil rapat koordinasi bersama Tim Satgas Kecamatan Kaliwates.
"Pelaksanaan wisuda yang dilaksanakan pada Selasa (29/6) sudah mematuhi protokol kesehatan yang cukup ketat karena sebelum wisuda dilaksanakan, kami juga sangat berhati-hati," ucap Wakil Rektor III UIN KHAS Jember itu.
Hefni mengatakan ada beberapa langkah yang diambil, yakni seluruh pimpinan, senat, panitia dan wisudawan UIN KHAS wajib melakukan tes kesehatan yang hasilnya harus negatif dan itu harus ditunjukkan saat akan memasuki tempat wisuda.
"Selain itu, seluruh peserta wajib mematuhi protokol kesehatan, misalnya menggunakan masker selama acara berlangsung, tempat duduk diatur jaraknya dan yang masuk ke lokasi acara hanya anggota senat, wisudawan dan panitia saja, sedangkan orang tua tidak diperbolehkan masuk ke acara," ujarnya.
Pihak panitia juga melakukan sterilisasi terhadap ruangan yang telah digunakan para wisudawan dan beberapa titik di kampus sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona di UIN KHAS Jember.
Kapolsek Kaliwates Kompol Edy Sudarto mengatakan awalnya pihak rektorat mengajukan izin pelaksanaan acara wisuda, namun pihaknya tidak memperbolehkan acara wisuda digelar secara luring atau tatap muka karena Kecamatan Kaliwates berada di zona merah atau risiko tinggi penyebaran COVID-19.
"Kami tidak menerbitkan izin, bukan hanya karena Kaliwates masuk zona merah, namun karena sedang ada klaster di UIN KHAS, yakni ada 11 karyawan dan dosen yang terkonfirmasi positif berdasarkan informasi dari Puskesmas Mangli," katanya.
Saat acara wisuda secara luring digelar pada Selasa (29/6), lanjut dia, Satgas COVID-19 Kecamatan Kaliwates mendatangi Kampus UIN KHAS Jember dan berencana akan membubarkan kegiatan itu, namun acara wisuda hampir selesai karena tinggal beberapa wisudawan di tempat tersebut.
UIN Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menggelar wisuda yang diikuti 400 mahasiswa dengan dilaksanakan dua tahap, yakni pada Selasa (29/6) diikuti 200 mahasiswa dan pada Rabu ini diikuti 200 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Hari ini kami menggelar wisuda secara daring dan luring, yakni wisudawan yang mengikuti secara luring sebanyak 25 orang yang berasal dari perwakilan fakultas, sedangkan sisanya 175 orang mengikuti secara daring dari rumah masing-masing," kata Ketua Panitia Wisuda UIN KHAS Jember Hefni Zein.
Menurut ia, kebijakan tersebut diambil setelah dilakukan rapat koordinasi dengan Tim Satgas Kecamatan Kaliwates dan melihat perkembangan penambahan kasus COVID-19.
"Untuk wisuda hari ini kami membuat kebijakan wisuda dengan menggunakan model daring dan luring. Kami meminta maaf kepada orang tua dan wisudawan karena perubahan kebijakan itu," tuturnya.
Ia menjelaskan kebijakan wisuda secara daring dan luring tersebut dilaksanakan karena memperhatikan perkembangan kasus COVID-19 di Jember yang meningkat tajam dan hasil rapat koordinasi bersama Tim Satgas Kecamatan Kaliwates.
"Pelaksanaan wisuda yang dilaksanakan pada Selasa (29/6) sudah mematuhi protokol kesehatan yang cukup ketat karena sebelum wisuda dilaksanakan, kami juga sangat berhati-hati," ucap Wakil Rektor III UIN KHAS Jember itu.
Hefni mengatakan ada beberapa langkah yang diambil, yakni seluruh pimpinan, senat, panitia dan wisudawan UIN KHAS wajib melakukan tes kesehatan yang hasilnya harus negatif dan itu harus ditunjukkan saat akan memasuki tempat wisuda.
"Selain itu, seluruh peserta wajib mematuhi protokol kesehatan, misalnya menggunakan masker selama acara berlangsung, tempat duduk diatur jaraknya dan yang masuk ke lokasi acara hanya anggota senat, wisudawan dan panitia saja, sedangkan orang tua tidak diperbolehkan masuk ke acara," ujarnya.
Pihak panitia juga melakukan sterilisasi terhadap ruangan yang telah digunakan para wisudawan dan beberapa titik di kampus sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona di UIN KHAS Jember.
Kapolsek Kaliwates Kompol Edy Sudarto mengatakan awalnya pihak rektorat mengajukan izin pelaksanaan acara wisuda, namun pihaknya tidak memperbolehkan acara wisuda digelar secara luring atau tatap muka karena Kecamatan Kaliwates berada di zona merah atau risiko tinggi penyebaran COVID-19.
"Kami tidak menerbitkan izin, bukan hanya karena Kaliwates masuk zona merah, namun karena sedang ada klaster di UIN KHAS, yakni ada 11 karyawan dan dosen yang terkonfirmasi positif berdasarkan informasi dari Puskesmas Mangli," katanya.
Saat acara wisuda secara luring digelar pada Selasa (29/6), lanjut dia, Satgas COVID-19 Kecamatan Kaliwates mendatangi Kampus UIN KHAS Jember dan berencana akan membubarkan kegiatan itu, namun acara wisuda hampir selesai karena tinggal beberapa wisudawan di tempat tersebut.
UIN Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menggelar wisuda yang diikuti 400 mahasiswa dengan dilaksanakan dua tahap, yakni pada Selasa (29/6) diikuti 200 mahasiswa dan pada Rabu ini diikuti 200 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021