Satgas COVID-19 Pemkab Bangkalan menutup sementara layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, menyusul adanya tenaga medis yang bertugas di Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) rumah sakit itu terpapar virus corona.

"Memang benar IGD sementara kami tutup, karena ada tenaga medis yang positif COVID-19 bahkan ada yang meninggal dunia," kata Direktur RSUD Bangkalan dr. Nununk Kritiani di Bangkalan, Minggu.

Ia menjelaskan penutupan IGD dilakukan pihak rumah sakit sejak tanggal 5 hingga 8 Juni 2021.

"Rencana awal seperti itu. Tapi, ini sifatnya situasional dan bisa saja nanti diperpanjang apabila masih mengkhawatirkan," kata Nununk.

Penutupan sementara ini, sambung dia, untuk melindungi tenaga medis lainnya dari penyebaran COVID-19 dan akan dibuka kembali ketika ruang IGD di rumah sakit itu dipastikan benar-benar steril.

Sebelumnya, Satgas COVID-19 Bangkalan merilis pasca-libur Lebaran 1442 Hijriah tercatat sebanyak 48 orang terkonfirmasi positif COVID-19, dengan delapan orang di antaranya meninggal dunia.

Dari jumlah warga yang positif COVID-19 itu, sebagian di antaranya merupakan tenaga medis yang bertugas di IGD RSUD Bangkalan sehingga pihak rumah sakit akhirnya memutuskan untuk melakukan penutupan.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemprov Jatim, Bangkalan termasuk kabupaten dengan jumlah penderita COVID-19 paling banyak di Pulau Madura.

Total warga Bangkalan yang positif terpapar COVID-19 hingga 5 Juni 2021 sebanyak 1.754 orang, dengan perincian 1.520 orang telah dinyatakan sembuh, 178 orang lainnya meninggal dunia, dan kasus aktif tercatat 56 orang.

Terbanyak kedua Kabupaten Sumenep, yakni 1.751 orang, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 1.643 orang dan pasien yang meninggal dunia mencapai 108 orang, dan nihil kasus aktif.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021