Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan gerakan ”Bersama Angkat Indonesia” sebagai upaya meningkatkan perekonomian di masa pandemi COVID-19.

“Kegiatan ini rangkaian di 10 provinsi, dan Jatim perdana,” ujar Presiden ACT Ibnu Khajar ditemui usai peluncuran gerakan di Masjid Al Akbar Surabaya, Kamis.

Gerakan Bersama Angkat Indonesia ini memiliki dua program besar berskala Nasional dan Internasional.

Untuk dalam negeri, ACT memberikan 1.000 gerobak bagi usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) Jatim dari total 10 ribu unit yang akan dibagikan di 10 provinsi.

Pihaknya juga memberikan bantuan pendidikan bagi anak korban KRI Nanggala-402 dan para guru Taman Pendidikan Quran (TPQ).

“Bantuan pendidikan bagi guru TPQ ini sangat memungkinkan agar mereka belajar kembali dan meng-upgrade kemampuan mengajarnya,” ucap dia.

Sedangkan, untuk program berskala internasional, ACT sedang menjalankan program pemulihan Palestina di bidang sosial ekonomi dengan dana yang telah terkumpul sekitar Rp5 miliar.

"Kami telah bekerja sama dengan banyak elemen di Jawa Timur dan hari ini kami laporkan kepada Ibu Gubernur bahwa sekitar Rp5 miliar dari masyarakat diamanahkan kepada Aksi Cepat Tanggap untuk program recovery di Gaza Palestina," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi berbagai langkah ACT dalam membantu masyarakat Jatim maupun warga Palestina.

Menurut dia, sapaan kemanusiaan yang dilakukan ACT untuk merespons berbagai persoalan dalam negeri sudah banyak memberikan kontribusi.

“Karena itu, bagi masyarakat Jatim yang sudah mewakafkan rezekinya untuk diamanahkan ke ACT dalam rangka pemulihan ekonomi sosial Palestina, kami sangat berterima kasih,” katanya.

Terkait bantuan dalam negeri, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menilai sebagai sesuatu yang cukup strategis karena berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan ekonomi masyarakat termasuk pelaku usaha mikro di Jatim.

Sebab, kata Gubernur, dukungan UMKM terhadap PDRB Jatim mencapai 60,25 persen sehingga sangat tinggi kontribusinya.

“Yang dibutuhkan sekarang antara lain mobilitas agar lebih dinamis dengan menggunakan gerobak. Jualan apapun itu, kita bisa membayangkan jika mereka bisa mobile maka jangkauan dari penjualan semakin luas,” kata mantan Menteri Sosial RI tersebut. (*)
 

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021