Sejak ibunya aktif menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Nadila Widia (20) lega lantaran pengobatan sang ibu telah ada yang menanggung.
 
Diceritakan Widia, sudah 2 bulan terakhir Lik’anah (41), panggilan ibunya, mengidap penyakit kanker payudara. Hal ini diketahui lantaran sang ibu menjalani pemeriksaan Ultrasonografi (USG) beberapa waktu lalu.
 
Dari diagnosis tersebut, Widia dan keluarga semakin khawatir dan segera membawa Lik’anah ke rumah sakit.
 
"Baru masuk kemarin malam. Alhamdulillah lega karena sudah ditangani sama dokter dan semoga kondisi ibu semakin membaik," ujarnya.
 
Widia menjelaskan, sebelum tervonis kanker payudara, dirinya mengantar ibunya ke dokter umum di wilayah Pandaan lantaran seringkali mengeluhkan sakit.
 
Dari pemeriksaan itu, kata dia, sempat menjalani rawat jalan selama seminggu namun belum membuahkan hasil.
 
"Semakin lama benjolannya ibu semakin besar. Akhirnya pemeriksaan diteruskan dengan USG dan benar benjolannya karena kanker payudara,” terangnya.
 
Sesampainya di rumah sakit, Lik’anah langsung mendapat penanganan intensif di ruangan Unit Gawat Darurat (UGD). Tidak membutuhkan waktu lama, ibunya segera mendapat ruang perawatan sesuai dengan hak kelasnya. 
“Pelayanan di Rumah Sakit Sahabat baik. Saya gak melihat ada perbedaan dengan pasien umum waktu ibu saya datang ke UGD. Semua petugasnya cekatan menangani pasien satu per satu," pungkasnya.
 
Disinggung seberapa sering ibunya memanfaatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Widia mengaku jarang lantaran sang ibu baru aktif sebagai peserta JKN-KIS tahun ini.
 
Rawat inap yang dijalaninya, kata Widia, merupakan rawat inap pertama sejak ibunya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
 
"Dulunya sakit ibu memang gak seperti sekarang yang sampai rawat inap. Seringnya hanya merasakan capek tapi akhirnya cepat sembuh dengan obat-obatan yang dibeli sendiri," ungkapnya.
 
Dalam penuturan lain, pengalaman pertamanya mengakses fasilitas kesehatan menggunakan JKN-KIS memberikan kepuasan tersendiri. Di samping petugas rumah sakit yang cekatan, Widia tidak dipusingkan dengan biaya perawatan.
 
"Keluar biayanya hanya untuk membeli kebutuhan lain di luar obat-obatan dan rawat inap. Selebihnya gak ada (biaya) yang diminta. Benar-benar membantu kami yang gak ada persiapan untuk rawat inap di rumah sakit," bebernya.
 
Lebih lanjut, Widia berharap agar program JKN-KIS terus berlanjut dan semakin berkembang. Dirinya amat bersyukur lantaran manfaat yang dihadirkan bisa dirasakan langsung oleh ibunya. Kini bersama keluarga, dirinya punya harapan lebih tinggi untuk kesembuhan Lik’anah.
 
"Saat kondisi darurat punya BPJS (Kesehatan) akan lebih tenang jika mau ke rumah sakit. Di sini (rumah sakit, red) banyak sekali pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan. Ini tandanya semua orang sudah bergantung sama manfaatnya," ucapnya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021