Sebanyak 15.212 personel gabungan diterjunkan dalam Operasi Ketupat 2021, mulai 6-17 Mei untuk menghalau masyarakat Jawa Timur yang akan mudik saat Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah.
"Jumlah personel yang diturunkan dari Polda Jatim 1.065 personel, 39 Polres Jajaran 9.381 personel, TNI 1.420 personel dan instansi terkait seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Pramuka hingga Jasa Raharja. Totalnya sebanyak 3.346 personel," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta saat memimpin apel gelar pasukan di Mapolda setempat, Rabu.
Kapolda mengatakan para personel atau petugas jaga ini akan disiapkan di titik-titik penyekatan selama Operasi Ketupat 2021 yang tersebar di sembilan batas provinsi, 20 batas kabupaten/kota dan 45 pintu tol yang ada di Jatim.
Irjen Nico mengingatkan kepada semua kalangan untuk terus mematuhi peraturan pemerintah dengan tidak melakukan mudik. Sebab, baru-baru ini kasus COVID-19 di Indonesia mulai mengalami tren kenaikan sebesar 2,03 persen.
"Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aktivitas masyarakat khususnya menjelang akhir bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri," ujarnya
Apabila aktivitas itu tidak dikontrol dengan penyelatan, lanjut Nico, maka mobilisasi akan semakin tinggi.
Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, pergerakan orang yang melakukan perjalanan mudik bisa tembus sampai 81 juta orang.
"Namun setelah diumumkannya larangan mudik, masih terdapat 7 persen atau 17,5 juta orang yang akan melaksanakan mudik," katanya.
"Oleh karena itu, kegiatan Operasi Ketupat 2021 harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh jajaran dalam rangka menempatkan keselamatan masyarakat sebagai hukum tertinggi," kata Nico menambahkan.
Dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2021, petugas jaga diimbau mengedepankan langkah-langkah preemtif dan preventif secara humanis. Sehingga masyarakat betul-betul mematuhi protokol kesehatan.
"Laksanakan penegakan hukum sebagai upaya terakhir ultimum remedium secara tegas dan profesional terhadap pelanggar protokol kesehatan yang sudah berulang kali serta oknum-oknum masyarakat yang menimbulkan dampak negatif kesehatan secara luas dan menciptakan klaster baru COVID-19," ujar Nico.
Karena menurutnya, tujuan yang ingin dicapai adalah masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan rasa aman dan nyaman. Serta terhindar dari bahaya COVID-19.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Jumlah personel yang diturunkan dari Polda Jatim 1.065 personel, 39 Polres Jajaran 9.381 personel, TNI 1.420 personel dan instansi terkait seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Pramuka hingga Jasa Raharja. Totalnya sebanyak 3.346 personel," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta saat memimpin apel gelar pasukan di Mapolda setempat, Rabu.
Kapolda mengatakan para personel atau petugas jaga ini akan disiapkan di titik-titik penyekatan selama Operasi Ketupat 2021 yang tersebar di sembilan batas provinsi, 20 batas kabupaten/kota dan 45 pintu tol yang ada di Jatim.
Irjen Nico mengingatkan kepada semua kalangan untuk terus mematuhi peraturan pemerintah dengan tidak melakukan mudik. Sebab, baru-baru ini kasus COVID-19 di Indonesia mulai mengalami tren kenaikan sebesar 2,03 persen.
"Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aktivitas masyarakat khususnya menjelang akhir bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri," ujarnya
Apabila aktivitas itu tidak dikontrol dengan penyelatan, lanjut Nico, maka mobilisasi akan semakin tinggi.
Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, pergerakan orang yang melakukan perjalanan mudik bisa tembus sampai 81 juta orang.
"Namun setelah diumumkannya larangan mudik, masih terdapat 7 persen atau 17,5 juta orang yang akan melaksanakan mudik," katanya.
"Oleh karena itu, kegiatan Operasi Ketupat 2021 harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh jajaran dalam rangka menempatkan keselamatan masyarakat sebagai hukum tertinggi," kata Nico menambahkan.
Dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2021, petugas jaga diimbau mengedepankan langkah-langkah preemtif dan preventif secara humanis. Sehingga masyarakat betul-betul mematuhi protokol kesehatan.
"Laksanakan penegakan hukum sebagai upaya terakhir ultimum remedium secara tegas dan profesional terhadap pelanggar protokol kesehatan yang sudah berulang kali serta oknum-oknum masyarakat yang menimbulkan dampak negatif kesehatan secara luas dan menciptakan klaster baru COVID-19," ujar Nico.
Karena menurutnya, tujuan yang ingin dicapai adalah masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan rasa aman dan nyaman. Serta terhindar dari bahaya COVID-19.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021