Tidak ada yang tahu kapan sakit akan datang dan menyerang tubuh kita. Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan merupakan keberuntungan bagi Haidhir Abdurrabi.
Pasalnya, penyakit lambung yang ia derita sejak 2017 membuat dirinya sering keluar masuk rumah sakit.
Penyakit lambung merupakan salah satu penyakit yang paling sering diderita masyarakat Indonesia. Penyakit ini sering dikenali dengan tanda-tanda nyeri yang menyengat di bagian ulu hati dan jika sudah parah lebih sering disertai adanya mual muntah hebat.
Dalam kondisi tertentu, penyakit lambung ini mampu membuat penderitanya kehilangan kadar air berlebih pada tubuh yang menyebabkan dehidrasi.
"Keluar masuk rumah sakit saya rasakan sejak tahun 2018 karena penyakit lambung ini, rasanya kalau kambuh nyeri di bagian bawah tulang rusuk saya, dan sering kali tak tertahan. Kalau sudah parah, saya bisa muntah hingga rasa pahit di mulut. Lemas semua rasanya badan, tidak bisa beraktivitas apapun," ujar Haidhir.
Sakit yang dia derita ini yang membuat dirinya akrab dengan kamar rawat inap di rumah sakit. Haidhir menceritakan awal mengalami sakit di lambung nya dan harus menjalani perawatan dirinya belum memiliki kartu JKN-KIS.
Perawatan yang dijalani saat itu termasuk dalam pasien umum atau bayar sendiri tanpa asuransi apapun. Hal yang tak pernah diduga, ternyata biaya yang ditagihkan begitu besar dan cukup membuat risau dirinya.
Beberapa hari menjalani perawatan di Rumah sakit dirinya sudah menghabiskan uang jutaan rupiah. Pengalaman menjalani perawatan sebagai pasien umum tersebut, pada akhirnya Haidhir mendaftar sebagai peserta JKN-KIS pada akhir tahun 2018.
"Biaya yang saya keluarkan saat itu cukup membuat keluarga pusing, sehingga saya dan keluarga memutuskan untuk mendaftar BPJS Kesehatan untuk jaga-jaga jika sakit melanda. Setelah saya memiliki kartu BPJS Kesehatan, ternyata penyakit lambung ini kambuh lagi dan harus menjalani perawatan kembali di Rumah Sakit. Alhamdulillah saya pakai kartu JKN-KIS untuk penjaminannya dan tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Di tahun 2021 ini pun saya juga 2x keluar masuk RS. Sahabat dengan sakit yang sama, Pakai kartu sakti lagi dan saya selalu puas dengan pelayanan yang diberikan," katanya.
Haidhir sangat bersyukur karena dirinya telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan merasakan langsung manfaat yang diberikan. Dirinya berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang masih meragukan pelayanan program JKN-KIS agar tidak termakan berita hoaks di luaran sana tentang perbedaan pelayanan yang diberikan pada fasilitas kesehatan. Tidak ada pembeda antara menggunakan kartu BPJS Kesehatan atau bayar sendiri, semua pelayanan yang diberikan sama tanpa membeda-bedakan. Ikuti sesuai alur pelayanan dan nikmati manfaat yang diberikan.
Dirinya berharap agar program JKN+KIS ini semakin berinovasi dan terus memberikan layanan terbaik, mempermudah segala pelayanan yang diberikan. Dapat menjadi perisai pelindung seluruh masyarakat Indonesia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pasalnya, penyakit lambung yang ia derita sejak 2017 membuat dirinya sering keluar masuk rumah sakit.
Penyakit lambung merupakan salah satu penyakit yang paling sering diderita masyarakat Indonesia. Penyakit ini sering dikenali dengan tanda-tanda nyeri yang menyengat di bagian ulu hati dan jika sudah parah lebih sering disertai adanya mual muntah hebat.
Dalam kondisi tertentu, penyakit lambung ini mampu membuat penderitanya kehilangan kadar air berlebih pada tubuh yang menyebabkan dehidrasi.
"Keluar masuk rumah sakit saya rasakan sejak tahun 2018 karena penyakit lambung ini, rasanya kalau kambuh nyeri di bagian bawah tulang rusuk saya, dan sering kali tak tertahan. Kalau sudah parah, saya bisa muntah hingga rasa pahit di mulut. Lemas semua rasanya badan, tidak bisa beraktivitas apapun," ujar Haidhir.
Sakit yang dia derita ini yang membuat dirinya akrab dengan kamar rawat inap di rumah sakit. Haidhir menceritakan awal mengalami sakit di lambung nya dan harus menjalani perawatan dirinya belum memiliki kartu JKN-KIS.
Perawatan yang dijalani saat itu termasuk dalam pasien umum atau bayar sendiri tanpa asuransi apapun. Hal yang tak pernah diduga, ternyata biaya yang ditagihkan begitu besar dan cukup membuat risau dirinya.
Beberapa hari menjalani perawatan di Rumah sakit dirinya sudah menghabiskan uang jutaan rupiah. Pengalaman menjalani perawatan sebagai pasien umum tersebut, pada akhirnya Haidhir mendaftar sebagai peserta JKN-KIS pada akhir tahun 2018.
"Biaya yang saya keluarkan saat itu cukup membuat keluarga pusing, sehingga saya dan keluarga memutuskan untuk mendaftar BPJS Kesehatan untuk jaga-jaga jika sakit melanda. Setelah saya memiliki kartu BPJS Kesehatan, ternyata penyakit lambung ini kambuh lagi dan harus menjalani perawatan kembali di Rumah Sakit. Alhamdulillah saya pakai kartu JKN-KIS untuk penjaminannya dan tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Di tahun 2021 ini pun saya juga 2x keluar masuk RS. Sahabat dengan sakit yang sama, Pakai kartu sakti lagi dan saya selalu puas dengan pelayanan yang diberikan," katanya.
Haidhir sangat bersyukur karena dirinya telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan merasakan langsung manfaat yang diberikan. Dirinya berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang masih meragukan pelayanan program JKN-KIS agar tidak termakan berita hoaks di luaran sana tentang perbedaan pelayanan yang diberikan pada fasilitas kesehatan. Tidak ada pembeda antara menggunakan kartu BPJS Kesehatan atau bayar sendiri, semua pelayanan yang diberikan sama tanpa membeda-bedakan. Ikuti sesuai alur pelayanan dan nikmati manfaat yang diberikan.
Dirinya berharap agar program JKN+KIS ini semakin berinovasi dan terus memberikan layanan terbaik, mempermudah segala pelayanan yang diberikan. Dapat menjadi perisai pelindung seluruh masyarakat Indonesia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021