Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengimbau setiap rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW) mendata warganya yang terdampak gempa Malang di sejumlah lokasi bencana sebagai bagian dari percepatan validasi data.

"Validasi dengan menempelkan pengumuman di tiap-tiap RT/RW agar warga mengetahui bahwa rumahnya yang terdampak sudah tercatat. Apakah mengalami kerusakan ringan, sedang atau berat," ujar Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Yanur Rachmadi di Surabaya, Jumat malam.

Anggaran yang dipergunakan untuk membantu wilayah terdampak, Pemprov Jatim mendapat stimulan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang rinciannya kerusakan berat Rp50 juta, sedang Rp24 juta, dan rusak ringan Rp10 juta.

Sedangkan untuk fasilitas umum, rekonstruksi bangunan akan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Tapi, kami belum menerima informasi detailnya, stimulan yang diberikan apakah berbentuk uang tunai atau sudah berupa bahan/material untuk membangun rumah," ucap dia.

Di sisi lain, Pemprov Jatim memiliki anggaran program bantuan tidak terduga (BTT) yang dikeluarkan ketika terjadi bencana alam.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kembali menyerahkan bantuan untuk warga warga korban gempa berkekuatan magnitudo 6,1, baik di Kabupaten Malang, Lumajang dan Kabupaten Blitar.

Khusus untuk masjid dan musala yang mengalami kerusakan ringan maupun berat, Gubenur yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengirim terpal, tikar, tenda dan sajadah.

"Ini opsi untuk umat Islam agar nyaman menjalankan ibadah shalat tarawih," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jatim, total sebanyak 77 tempat ibadah rusak akibat gempa, yakni rusak ringan, sedang hingga berat.

Wilayah terdampak yang mengalami kerusakan cukup parah adalah di Kabupaten Malang dan Lumajang, sedangkan di Kabupaten Blitar wilayah yang mengalami kerusakan lebih ringan.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021