Nabila Fikianurohmah harus menggunakan kursi roda saat mengikuti ujian tulis berbasis komputer seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri ( UTBK SBMPTN) di Pusat UTBK Universitas Jember di Kabupaten Jember, Jawa Timur, karena mengalami kecelakaan sekitar dua bulan lalu.

Pelajar asal Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, itu tertabrak mobil saat mengendarai sepeda motor sepulang dari mengikuti les sehingga kakinya patah.

Akibat kecelakaan itu, sejak sekitar dua bulan lalu Nabila tidak bisa leluasa bergerak dan kondisi itu memaksa dia tinggal di rumah dan mengikuti les via daring dari rumah. 

Namun kondisinya berangsur-angsur membaik sehingga ia memutuskan untuk tetap mengikuti UTBK mesti masih harus menggunakan kursi roda.

"Dengan kondisi yang lebih baik, saya memutuskan untuk ikut UTBK SBMPTN karena saya tidak mau ikut UTBK tahun depan, dan semoga bisa lolos," kata Nabila usai menjalani ujian di Fakultas MIPA Universitas Jember, Rabu (14/4).

Kedua orang tua Nabila menemani dia menuju ke tempat ujian dan menunggu dia menyelesaikan ujian di kampus Universitas Jember.

Syaiful Anwar, ayah Nabila, mengatakan bahwa keluarga sebenarnya meminta Nabila fokus pada penyembuhan kakinya lebih dahulu namun Nabila bersikukuh untuk tetap mengikuti UTBK SBMPTN.

Menurut Syaiful, Nabila, anak keduanya, dijadwalkan menjalani operasi kaki pada Jumat (16/4).

"Semangatnya untuk menembus PTN memang luar biasa, bahkan saat mengikuti UTBK anak saya masih berpuasa," tutur Syaiful, yang menunggu anaknya menjalani ujian bersama sang istri.

Seperti Nabila, Ramsen Cahyatri Fatmasari, yang biasa disapa Cahya, juga mengalami kecelakaan sehingga harus menjalani ujian dengan kaki kanan dibalut perban di Universitas Jember.

Siswi asal Kabupaten Banyuwangi itu mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor di jalan depan RSUD Blambangan dalam perjalanan menuju Jember pada Minggu (11/4). 

Cahya menceritakan bahwa saat itu dia berusaha menghindari seorang bapak yang tiba-tiba menyeberang jalan dengan membanting setir ke kiri namun dia malah jatuh dan tak sadarkan diri.

Akibat kecelakaan itu, kakinya terluka dan harus mendapat perawatan medis. Namun karena tidak ingin melewatkan UTBK SBMPTN dia memutuskan untuk tetap berangkat ke Jember menggunakan kereta api supaya bisa mengikuti ujian.

Cahya berangkat ke Jember dengan bantuan seorang kawan sesama peserta UTBK. Ia ingin bisa kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Dia memilih Program Studi Teknik Pertanian dan Program Studi Teknologi Industri Pertanian.

Cahya, yang harus ekstra hati-hati saat berjalan karena kakinya terluka, bersyukur karena mendapat banyak bantuan dari panitia selama mengikuti ujian, termasuk fasilitas kendaraan dari gerbang universitas sampai lokasi ujian.


Dukungan fasilitas

Wakil Rektor I Universitas Jember Prof Slamin selaku Ketua Pusat UTBK sempat menengok Nabila di lokasi ujian.

Guru besar teori graf itu memuji semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh peserta UTBK SBMPTN 2021.

Dia juga berpesan kepada para peserta UTBK SBMPTN untuk menjaga kesehatan, fokus belajar, dan mengurangi kegiatan di luar rumah. 

Kepada peserta ujian yang mengalami masalah kesehatan, dia meminta mereka untuk menghubungi bagian humas universitas agar bisa mendapat bantuan dan fasilitas pendukung.

Wakil Koordinator Kehumasan Universitas Jember Rokhmad Hidayanto mengatakan bahwa universitas antara lain menyediakan mobil untuk mengantarkan peserta UTBK SBMPTN yang tidak membawa kendaraan dari gerbang kampus ke lokasi ujian masing-masing. 

Menurut dia, ada dua mobil yang disiapkan untuk mengantarkan peserta UTBK SBMPTN dari gerbang kampus ke 13 lokasi ujian guna memudahkan peserta ujian.


Protokol kesehatan

Di Pusat UTBK Universitas Jember, sebanyak 14.071 orang tercatat sebagai peserta UTBK SBMPTN gelombang pertama dari 12 hingga 18 April 2021 dan gelombang kedua pada 26 April hingga 2 Mei 2021.

Panitia menjalankan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan ujian. Sesuai ketentuan, semua peserta UTBK harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan kelengkapan berkas di gerbang jalan kembar Kampus Universitas Jember.

Peserta ujian yang berasal dari zona kuning, oranye, merah atau daerah dengan risiko penularan COVID-19 rendah, sedang, dan tinggi harus membawa surat keterangan dari RT/RW atau hasil pemeriksaan yang menunjukkan mereka tidak terinfeksi virus corona.

Mereka juga harus menjalani wawancara di lokasi ujian. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, panitia akan memeriksa peserta menggunakan alat GeNose untuk mendeteksi penularan virus corona tipe baru.

Universitas Jember menyiapkan dua alat GeNose untuk memeriksa peserta UTBK SBMPTN 2021 di Kampus Universitas Jember yang berada di Kabupaten Jember dan Kampus Bondowoso.

Pada hari pertama ujian, ada satu siswa yang menurut hasil pemeriksaan menunjukkan indikasi tertular virus corona. Siswa itu tidak diperbolehkan mengikuti UTBK, dia disarankan pulang ke rumah untuk melakukan isolasi mandiri.  

Saat hendak memasuki 13 lokasi ujian di Kampus Universitas Jember Tegalboto, peserta ujian kembali harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan berkas.

Pemeriksaan berlapis tersebut merupakan bagian dari upaya untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 selama pelaksanaan ujian dan memastikan seluruh peserta bisa menjalani ujian dengan aman dan nyaman.

Pewarta: Zumrotun Solicha

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021