Lilik Setyowati (43) salah satu pegawai swasta di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan yang telah membantu pengobatan putrinya.
"Awalnya putri saya jatuh pada saat bermain dan posisi jatuhnya tepat mengenai sikunya, saat dipegang tangannya seperti mau lepas sehingga kami bingung akhirnya kami bebat tangannya menggunakan tensocrepe," kata Lilik memulai bercerita.
Keesokan harinya Lilik dan suaminya memutuskan untuk membawa anaknya ke RS Siloam Jember dan sungguh di luar dugaan karena pelayanannya luar biasa, sehingga diminta menunggu beberapa saat untuk proses verifikasi.
"Alhamdulillah, malam itu juga dilakukan tindakan dan keesokan harinya putri kami dioperasi," katanya.
Menurutnya dari pernyataan beberapa teman yang ada di kantornya semua heran dengan pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan yang cepat,mudah dan tidak membedakan antara pasien umum dan pasien BPJS Kesehatan.
"Selama ini teman-teman saya di kantor beranggapan kalau menggunakan Kartu JKN-KIS akan dinomorduakan dan ternyata kami dilayani sangat baik tanpa diskriminasi," ujarnya.
Lilik sangat bersyukur dan merasa sangat terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan karena tidak sepeserpun dia mengeluarkan uang, apalagi setelah putrinya sehat dan diperbolehkan pulang.
"Ibu, alhamdulillah putrinya sudah sehat dan sekarang bisa langsung pulang, tetapi sebelum pulang silakan ibu ke bagian administrasi untuk tanda tangan berkas ya," ceritanya menirukan ucapan salah satu dokter yang memeriksa putrinya.
Ia mengaku kaget sekali melihat tagihan sebesar Rp18 juta ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan dan menurut penjelasan petugasnya dilayani sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kelasnya.
Sampai dengan saat ini Lilik dan keluarga menyampaikan bahwa masih merasakan manfaat BPJS Kesehatan karena sang putri masih harus melakukan kontrol setiap bulan.
"Pasca-operasi, putri saya harus melakukan kontrol setiap bulan dan pelayanannya masih sama yakni sangat baik dan petugasnya ramah-ramah, semoga ke depan banyak orang yang berani menyampaikan kebaikan untuk program itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Awalnya putri saya jatuh pada saat bermain dan posisi jatuhnya tepat mengenai sikunya, saat dipegang tangannya seperti mau lepas sehingga kami bingung akhirnya kami bebat tangannya menggunakan tensocrepe," kata Lilik memulai bercerita.
Keesokan harinya Lilik dan suaminya memutuskan untuk membawa anaknya ke RS Siloam Jember dan sungguh di luar dugaan karena pelayanannya luar biasa, sehingga diminta menunggu beberapa saat untuk proses verifikasi.
"Alhamdulillah, malam itu juga dilakukan tindakan dan keesokan harinya putri kami dioperasi," katanya.
Menurutnya dari pernyataan beberapa teman yang ada di kantornya semua heran dengan pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan yang cepat,mudah dan tidak membedakan antara pasien umum dan pasien BPJS Kesehatan.
"Selama ini teman-teman saya di kantor beranggapan kalau menggunakan Kartu JKN-KIS akan dinomorduakan dan ternyata kami dilayani sangat baik tanpa diskriminasi," ujarnya.
Lilik sangat bersyukur dan merasa sangat terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan karena tidak sepeserpun dia mengeluarkan uang, apalagi setelah putrinya sehat dan diperbolehkan pulang.
"Ibu, alhamdulillah putrinya sudah sehat dan sekarang bisa langsung pulang, tetapi sebelum pulang silakan ibu ke bagian administrasi untuk tanda tangan berkas ya," ceritanya menirukan ucapan salah satu dokter yang memeriksa putrinya.
Ia mengaku kaget sekali melihat tagihan sebesar Rp18 juta ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan dan menurut penjelasan petugasnya dilayani sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kelasnya.
Sampai dengan saat ini Lilik dan keluarga menyampaikan bahwa masih merasakan manfaat BPJS Kesehatan karena sang putri masih harus melakukan kontrol setiap bulan.
"Pasca-operasi, putri saya harus melakukan kontrol setiap bulan dan pelayanannya masih sama yakni sangat baik dan petugasnya ramah-ramah, semoga ke depan banyak orang yang berani menyampaikan kebaikan untuk program itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021