Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) Surabaya mewajibkan mahasiswa memakai alat pelindung diri (APD) lengkap seperti baju hazmat saat melakukan kuliah praktikum sebagai langkah inovasi pembelajaran saat pandemi COVID-19.

Dekan FKG Unair, Dr. Agung Sosiawan mengatakan kebijakan tersebut diambil karena semua pembelajaran dialihkan menjadi daring, padahal mahasiswa FKG membutuhkan praktikum untuk melatih kompetensi mereka.

"Kemudian kami inovasikan pembelajarannya. Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unair kami modifikasi menjadi ruangan negatif presure untuk praktik mahasiswa dan wajib pakai APD," kata Agung di Surabaya, Kamis.

Dia mengakui karena terbatasnya ruangan, di RSGM, praktikum akhirnya dibagi menjadi tiga grade.

Untuk grade C yaitu praktik di RSGM, kemudian grade A dan grade B yang dilakukan mahasiswa dengan memakai media manekin di ruang praktikum fakultas.

Praktikum grade C baru dilakukan pada awal 2021 setelah gedung RSGM selesai dimodifikasi. Sementara grade A dan grade B dilakukan di pertengahan 2020 setelah manekin khusus dipesan dari Jepang.

"Mereka dijadwalkan agar bisa praktik tidak hanya di RSGM saja. Mahasiswa juga kami latih terbiasa dan menggunakan APD dengan benar," katanya.

Semua pasien di RSGM juga sudah dites usap antigen terlebih dahulu sebagai upaya memberikan pengamanan pada pasien dan mahasiswa.

"Mereka yang praktik di RSGM juga divaksin oleh dinkes sehingga lebih aman. Dan yang praktik di RSGM hanya untuk mahasiswa menjalani profesi dan mengambil spesialis," katanya.

Terkait materi, Agung menegaskan lebih menekankan kompetensi dasar. Selain itu dalam satu ruangan praktikum sebelumnya bisa untuk 40 mahasiswa, sekarang hanya untuk 15 mahasiswa saja.

Kehadiran dosen juga disesuaikan, jika dosen masuk kategori lansia maka akan mengajar secara daring. Sementara yang mengajar secara luring harus memakai APD.

"Pembelajaran tahun 2021 rencananya juga ada peningkatan mahasiswa sesuai proyeksi kebutuhan dokter gigi dan lulusan kami. Sehingga kami juga menambah ruangan praktikum. Pembelajaran daring juga akan disesuaikan dengan sistem blended learning," tuturnya.

Mahasiswa FKG yang sedang mengikuti praktikum dengan manekin, Ni Wayan Eka Damayanti mengungkapkan dirinya memang perlu banyak beradaptasi dalam pembelajaran pandemi ini. Termasuk dengan ketentuan wajib memakai hazmat selama praktikum atau bertemu pasien.

"Kalau sebelum pandemi ini kami bisa leluasa praktikum, sekarang harus bergantian dengan teman lain. Saat teman lain yang praktikum, saya diskusi dan mengamati lewat Zoom dengan dosen," katanya.

Ni Wayan bersyukur sudah bisa melatih kemampuannya dalam praktikum menggunakan manekin. Pasalnya tahun ini merupakan tahun terakhirnya mengambil profesi, sehingga ia butuh banyak latihan menangani pasien. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021