Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menargetkan pada pembukaan awal Export Center Surabaya (ECS) bisa terjadi transaksi sebesar 64 juta dolar AS, sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada UMKM untuk mendukung program nasional tersebut.
Kepala Pengelola ECS Tommy Kaihatu di Surabaya, Rabu, mengatakan ECS rencananya didirikan sebagai pilot project dari Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan bersama Kadin Jatim, dan memiliki wilayah kerja Jatim, Bali, NTT, NTB, dan seluruh Kalimantan.
"Lembaga ini didirikan dengan tujuan peningkatan kinerja ekspor dalam negeri, khususnya UMKM dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional akibat COVID-19," kata Tommy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim.
Rencananya, ECS akan dibuka tahun ini dan bertempat di Kantor Kadin Jatim, tepatnya di Jalan Bukit Darmo Raya No. 1 Surabaya. Tugasnya memberikan layanan konsultasi dan pendampingan serta mencarikan pembeli atau informasi tentang pembeli yang ada di luar negeri dengan harapan bisa disinergikan dengan UMKM.
"Target ini tidak kecil karena waktunya tinggal 10 bulan. Selain itu juga ada target lain yaitu jumlah layanan konsultasi dan pendampingan mencapai 750 layanan, peningkatan nilai COO atau Certificate of Origin naik 5 persen serta target tambahan memunculkan UMKM baru ekspor sebanya 250 UMKM. Makanya, harus gerak cepat untuk menyosialisasikannya," kata Tommy.
Tommy menjelaskan, fungsi ECS adalah membina perdagangan luar dan dalam untuk mengoptimalkan potensi UMKM agar bisa melakukan kegiatan ekspor.
"Di sini, kami fokus menyiapkan UMKM, mengurai persoalan mereka, dari kualitas produk, pembiayaan, legalitas dan perizinan hingga persoalan SDM-nya," tuturnya.
Untuk itu, Kadin Jatim juga akan melakukan pemetaan yang nantinya dilanjutkan dengan melakukan pembinaan dan pelatihan. Pemetaan ini diperlukan agar UMKM yang mendapatkan pendampingan dari sejumlah BUMN dan lembaga lain.
"Pendampingan ini kami lakukan agar tidak tabrakan dengan pembinaan di lembaga lain, maka data akan kami integrasikan. Ini juga untuk mempermudah dan mempercepat langkah," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi untuk mendorong keberadaan ECS, sehingga terwujud pemulihan ekonomi secara cepat.
Khofifah meminta hal itu saat acara pelepasan ekspor produk pertanian di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jumat (12/3). ECS merupakan solusi kongkret untuk meningkatkan dan mendorong produk UMKM ke tingkat ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Pengelola ECS Tommy Kaihatu di Surabaya, Rabu, mengatakan ECS rencananya didirikan sebagai pilot project dari Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan bersama Kadin Jatim, dan memiliki wilayah kerja Jatim, Bali, NTT, NTB, dan seluruh Kalimantan.
"Lembaga ini didirikan dengan tujuan peningkatan kinerja ekspor dalam negeri, khususnya UMKM dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional akibat COVID-19," kata Tommy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim.
Rencananya, ECS akan dibuka tahun ini dan bertempat di Kantor Kadin Jatim, tepatnya di Jalan Bukit Darmo Raya No. 1 Surabaya. Tugasnya memberikan layanan konsultasi dan pendampingan serta mencarikan pembeli atau informasi tentang pembeli yang ada di luar negeri dengan harapan bisa disinergikan dengan UMKM.
"Target ini tidak kecil karena waktunya tinggal 10 bulan. Selain itu juga ada target lain yaitu jumlah layanan konsultasi dan pendampingan mencapai 750 layanan, peningkatan nilai COO atau Certificate of Origin naik 5 persen serta target tambahan memunculkan UMKM baru ekspor sebanya 250 UMKM. Makanya, harus gerak cepat untuk menyosialisasikannya," kata Tommy.
Tommy menjelaskan, fungsi ECS adalah membina perdagangan luar dan dalam untuk mengoptimalkan potensi UMKM agar bisa melakukan kegiatan ekspor.
"Di sini, kami fokus menyiapkan UMKM, mengurai persoalan mereka, dari kualitas produk, pembiayaan, legalitas dan perizinan hingga persoalan SDM-nya," tuturnya.
Untuk itu, Kadin Jatim juga akan melakukan pemetaan yang nantinya dilanjutkan dengan melakukan pembinaan dan pelatihan. Pemetaan ini diperlukan agar UMKM yang mendapatkan pendampingan dari sejumlah BUMN dan lembaga lain.
"Pendampingan ini kami lakukan agar tidak tabrakan dengan pembinaan di lembaga lain, maka data akan kami integrasikan. Ini juga untuk mempermudah dan mempercepat langkah," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi untuk mendorong keberadaan ECS, sehingga terwujud pemulihan ekonomi secara cepat.
Khofifah meminta hal itu saat acara pelepasan ekspor produk pertanian di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jumat (12/3). ECS merupakan solusi kongkret untuk meningkatkan dan mendorong produk UMKM ke tingkat ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021