Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Timur membidik peluang kerja sama sektor pariwisata dan permata dari Sri Langka, setelah adanya pertemuan virtual pengurus organisasi perdagangan itu dengan Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan ASEAN H.E. Yasoja Gunasekera.
Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Rabu mengatakan sektor pariwisata di daerahnya memiliki banyak keunggulan, sehingga layak ditawarkan ke berbagai negara, termasuk Sri Lanka.
Ia menyebut beberapa destinasi wisata dan budaya yang sangat menarik di Jatim di antaranya Banyuwangi dengan Gunung Ijen dan sejumlah pantainya, Gunung Bromo dengan pemandangan alam dan lautan pasirnya, Sumenep yang memiliki pulau dengan oksigen terbersih kedua di dunia dan Trowulan Mojokerto yang sarat dengan budaya Budha dan situs ataupun peninggalan zaman Majapahit.
"Walaupun masih pandemi, kami sudah menyiapkan paket perjalanan untuk wisatawan mancanegara 18 hari keliling Jatim. Kami sedang menyiapkan beberapa tempat yang layak dikunjungi, mulai dari Banyuwangi, Bromo, Madura hingga Mojokerto, bekerja sama dengan expert dari Belanda. Expert ini juga memiliki agen wisata di Belanda, kami juga telah lama menjalin kerja sama dengan PUM Netherland dalam berbagai kegiatan, mulai dari pendampingan sektor agribisnis hingga peningkatan kinerja UMKM," kata Adik.
Terkait perdagangan pertama, Adik mengaku, banyak pebisnis Sri Lanka yang berkunjung ke Surabaya untuk menjual permata yang digunakan sebagai bahan pembuatan perhiasan.
"Hanya saja, hubungan tersebut terbatas business to business perseorangan dan tidak ada landasan kerja sama jangka panjang. Terlebih Jatim juga memiliki potensi besar dalam sektor perhiasan sementara Sri Lanka memiliki potensi permata yang sangat besar," katanya.
Ia berharap, kerja sama ini berdampak positif pada banyak sektor turunannya, mulai dari perhotelan, UMKM hingga sektor agro dan lainnya sehingga ekonomi bisa kembali berjalan.
"Jatim adalah salah satu provinsi yang menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua nasional. “Kami optimistis pada triwulan II/2021 nanti ekonomi Jatim sudah bisa kembali berlari," katanya.
Sementara menanggapi hal itu, H.E. Yasoja Gunasekera mengaku kagum dengan keunggulan wisata Jatim, dan tertarik pada sektor pariwisata dengan paket perjalanan 18 hari keliling daerah ini.
"Jatim dengan Sri Lanka memiliki banyak kesamaan dari sisi budaya Budha. Di Sri Lanka, sebagian besar penduduknya menganut agama Budha. Di sana juga banyak terdapat destinasi budaya Budha seperti Kandy. Ini bisa dijadikan peluang kerja sama tourism travel kedua negara. Masyarakat Jatim juga banyak yang menganut Budha dan Sri Lanka juga sehingga orang dari negara itu bisa belajar budaya Budha di provinsi ini," katanya.
Sementara dalam pertemuan itu, dihadiri juga Wakil Ketua Umum (WKU) Kadin Jatim Perdagangan Internasional Tomy Kayhatu, WKU Kadin Jatim Bidang Jaringan Antarpulau Diar Putra Kusuma, WKU Kadin Jatim Bidang Logistik Hengky Pratoko dan sejumlah WKU Kadin Jatim lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Rabu mengatakan sektor pariwisata di daerahnya memiliki banyak keunggulan, sehingga layak ditawarkan ke berbagai negara, termasuk Sri Lanka.
Ia menyebut beberapa destinasi wisata dan budaya yang sangat menarik di Jatim di antaranya Banyuwangi dengan Gunung Ijen dan sejumlah pantainya, Gunung Bromo dengan pemandangan alam dan lautan pasirnya, Sumenep yang memiliki pulau dengan oksigen terbersih kedua di dunia dan Trowulan Mojokerto yang sarat dengan budaya Budha dan situs ataupun peninggalan zaman Majapahit.
"Walaupun masih pandemi, kami sudah menyiapkan paket perjalanan untuk wisatawan mancanegara 18 hari keliling Jatim. Kami sedang menyiapkan beberapa tempat yang layak dikunjungi, mulai dari Banyuwangi, Bromo, Madura hingga Mojokerto, bekerja sama dengan expert dari Belanda. Expert ini juga memiliki agen wisata di Belanda, kami juga telah lama menjalin kerja sama dengan PUM Netherland dalam berbagai kegiatan, mulai dari pendampingan sektor agribisnis hingga peningkatan kinerja UMKM," kata Adik.
Terkait perdagangan pertama, Adik mengaku, banyak pebisnis Sri Lanka yang berkunjung ke Surabaya untuk menjual permata yang digunakan sebagai bahan pembuatan perhiasan.
"Hanya saja, hubungan tersebut terbatas business to business perseorangan dan tidak ada landasan kerja sama jangka panjang. Terlebih Jatim juga memiliki potensi besar dalam sektor perhiasan sementara Sri Lanka memiliki potensi permata yang sangat besar," katanya.
Ia berharap, kerja sama ini berdampak positif pada banyak sektor turunannya, mulai dari perhotelan, UMKM hingga sektor agro dan lainnya sehingga ekonomi bisa kembali berjalan.
"Jatim adalah salah satu provinsi yang menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua nasional. “Kami optimistis pada triwulan II/2021 nanti ekonomi Jatim sudah bisa kembali berlari," katanya.
Sementara menanggapi hal itu, H.E. Yasoja Gunasekera mengaku kagum dengan keunggulan wisata Jatim, dan tertarik pada sektor pariwisata dengan paket perjalanan 18 hari keliling daerah ini.
"Jatim dengan Sri Lanka memiliki banyak kesamaan dari sisi budaya Budha. Di Sri Lanka, sebagian besar penduduknya menganut agama Budha. Di sana juga banyak terdapat destinasi budaya Budha seperti Kandy. Ini bisa dijadikan peluang kerja sama tourism travel kedua negara. Masyarakat Jatim juga banyak yang menganut Budha dan Sri Lanka juga sehingga orang dari negara itu bisa belajar budaya Budha di provinsi ini," katanya.
Sementara dalam pertemuan itu, dihadiri juga Wakil Ketua Umum (WKU) Kadin Jatim Perdagangan Internasional Tomy Kayhatu, WKU Kadin Jatim Bidang Jaringan Antarpulau Diar Putra Kusuma, WKU Kadin Jatim Bidang Logistik Hengky Pratoko dan sejumlah WKU Kadin Jatim lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021