Pemerintah Kabupaten Lamongan meminta kepada Bulog dan seluruh pengelola lumbung padi di wilayahnya untuk menyerap hasil panen padi milik petani, karena saat ini hingga akhir Maret 2021 adalah masa puncak panen padi.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat melakukan kunjungan ke Bulog Lamongan, Selasa, mengatakan permintaan serapan secara segera itu dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan, serta menjaga harga jual gabah agar tidak anjlok.

"Bulog dan seluruh lumbung padi di Lamongan agar segera menyerap hasil panen padi petani. Selain untuk menjaga ketahanan pangan apalagi Kabupaten Lamongan adalah salah satu lumbung padi nasional, dan juga untuk menjaga harga jual gabah agar tidak anjlok sehingga petani tidak merugi," kata mantan Sekda Kabupaten Lamongan tersebut.

Selain itu, serapan juga sebagai langkah mendukung program Ayo Beli Produk Lamongan, karena jika penyerapan dan daya beli terhadap gabah atau beras Lamongan meningkat, maka dengan sendirinya harga jualnya akan meningkat.

Dari data yang dihimpun Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, luas tanam padi pada Oktober 2020 sampai Februari 2021 mencapai 69.632 hektare.

Luas panen padi dari Januari hingga Februari 2021 seluas 12.926 hektare. Sedangkan produksi padi sampai dengan Februari 2021 sebanyak 98.238 ton, sehingga produktivitas tanaman (provitas) padi saat ini telah mencapai 7,6 ton.

"Saat ini harga gabah kering panen berkisar Rp3.900 sampai dengan Rp4.100 per kilogram, sedangkan gabah kering giling (GKG) Rp5.200 sampai dengan 5.300 per kilogram. Kami ingin menjaga agar harganya tidak turun," katanya.

Sementara itu, di Kabupaten Lamongan terdapat 603 lumbung padi yang tersebar di 27 kecamatan dengan 12 berstatus maju, 214 berstatus berkembang, dan 377 lainnya berstatus perintis.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021