Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyampaikan peringatan dini tentang musibah banjir yang berpotensi terjadi di wilayah itu, mengingat berdasarkan prakiraan hujan dengan intensitas sedang hingga deras berpotensi masih berpotensi terjadi.
"Hal ini berdasarkan prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan kepada BPBD Sumenep," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Abd Rahman Riadi di Sumenep, Jumat.
Ia menjelaskan, berdasarkan prakiraan itu, cuaca buruk berupa angin hujan deras dan angin kencang berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan.
"Dalam rilis peringatan diri yang kami terima, mulai hari tanggal 26 hingga 28 Februari 2021 ini. Makanya, peringatan dini perlu kami sampaikan agar masyarakat lebih waspada," katanya, menjelaskan.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, baik bencana banjir dan tanah longsor, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Apalagi terjadi musibah bencana, kami berharap, segera berkoordinasi dengan BPBD, melalui aparat desa," katanya.
Menurut Abd Rahman, pihaknya telah menyampaikan hal ini melalui media massa dan siaran di radio, serta berkoordinasi dengan komunitas nelayan Sumenep.
"Jadi, selain warga, masyarakat nelayan juga perlu memperhatikan ini. Kalau bisa hindari melaut dulu, atau kalau terpaksa melaut ya, harus dengan pengamanan semisal menyediakan pelampung lengkap," katanya.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD Pemkab Sumenep, jenis bencana alam yang sering terjadi di wilayah ini berupa banjir dan kecelakaan laut disebabkan ombak besar dan angin kencang.
Selama Januari, tercatat sebanyak tiga kali banjir terjadi di wilayah Kabupaten Sumenep, yakni pada awal bulan, pertengahan dan akhir bulan.
Terakhir pada 23 Februari 2021, sebanyak 47 unit rumah warga di Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tergenang banjir, menyusul hujan yang mengguyur wilayah itu selama enam jam lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Hal ini berdasarkan prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan kepada BPBD Sumenep," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Abd Rahman Riadi di Sumenep, Jumat.
Ia menjelaskan, berdasarkan prakiraan itu, cuaca buruk berupa angin hujan deras dan angin kencang berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan.
"Dalam rilis peringatan diri yang kami terima, mulai hari tanggal 26 hingga 28 Februari 2021 ini. Makanya, peringatan dini perlu kami sampaikan agar masyarakat lebih waspada," katanya, menjelaskan.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, baik bencana banjir dan tanah longsor, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Apalagi terjadi musibah bencana, kami berharap, segera berkoordinasi dengan BPBD, melalui aparat desa," katanya.
Menurut Abd Rahman, pihaknya telah menyampaikan hal ini melalui media massa dan siaran di radio, serta berkoordinasi dengan komunitas nelayan Sumenep.
"Jadi, selain warga, masyarakat nelayan juga perlu memperhatikan ini. Kalau bisa hindari melaut dulu, atau kalau terpaksa melaut ya, harus dengan pengamanan semisal menyediakan pelampung lengkap," katanya.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD Pemkab Sumenep, jenis bencana alam yang sering terjadi di wilayah ini berupa banjir dan kecelakaan laut disebabkan ombak besar dan angin kencang.
Selama Januari, tercatat sebanyak tiga kali banjir terjadi di wilayah Kabupaten Sumenep, yakni pada awal bulan, pertengahan dan akhir bulan.
Terakhir pada 23 Februari 2021, sebanyak 47 unit rumah warga di Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tergenang banjir, menyusul hujan yang mengguyur wilayah itu selama enam jam lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021