BRI Kantor Wilayah Surabaya mendorong kinerja pada 2021 dengan fokus menggarap sektor usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM, karena Provinsi Jatim memiliki jumlah UMKM cukup besar dan menjadi penggerak utama sektor ekonomi di tengah pandemi di wilayah setempat.
Executive Vice Presiden BRI Kanwil Surabaya Triswahyu Herlina di Surabaya, Jumat, mengatakan pada tahun 2020, BRI mendapat tantangan cukup berat karena pandemi COVID-19 yang dimulai saat paruh awal 2020.
Namun demikian, BRI Kanwil Surabaya tetap optimistis mampu meningkatkan kinerjanya pada 2021, dengaan penyaluran kredit diharapkan tetap akan tumbuh double digit menyusul membaiknya ekonomi 2021 setelah program vaksinasi COVID-19.
"Tahun lalu, kami baru efektif pada semester kedua. Itu pun kami masih dapat mencetak laba Rp2,8 triliun. Tahun ini kami lebih optimistis, tumbuh lebih tinggi. Memang harus ada effort dari tim kami," katanya dalam keterangan pers.
BRI akan fokus menggarap sektor UMKM, sebab telah menjadi penggerak utama sektor ekonomi saat pandemi. Bahkan, pada 2020, BRI tidak hanya fokus terhadap pelaku UMKM, namun lebih luas lagi menyasar pelaku usaha super mikro dengan plafon kredit maksimal Rp10 juta.
"Nilai kreditnya memang tidak banyak, namun jumlah nasabahnya cukup besar. Sektor ekonomi mikro bagi kami merupakan embrio bisnis kami di masa depan," tuturnya.
Pada 2020, BRI Kanwil Surabaya berhasil menyalurkan total kredit Rp41,52 triliun atau tumbuh 10,70 persen dibandingkan dengan saat 2019.
Pertumbuhan didongkrak melalui strategi Business Follow Stimulus sehingga kualitas pinjaman terjaga baik, dan terlihat dari NPL 2020 sebesar 2,55 persen, atau jauh di bawah rata-rata industri perbankan. Hal ini karena BRI mempunyai cara menangani potensi masalah yang sesuai dan tepat.
"Secara masif, kami juga melakukan restrukturisasi pinjaman para debitur terdampak COVID-19. Hal itu merupakan kontribusi kami terhadap perekonomian Jawa Timur serta mendukung upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN)," katanya.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga kuartal keempat pada 2020 tercatat mencapai Rp50,94 triliun atau tumbuh double digit yakni 14,78 persen. Dari total dana tersebut, dana murah atau CASA masih mendominasi portofolio dengan rasio 60,49 persen.
"Kami akan terus ekspansi ke dana murah ke nasabah perseorangan maupun nonperseorangan. Selain itu juga masuk ke ekosistem bisnis seperti pasar, sekolah, dan universitas dengan memanfaatkan produk digital seperti BRIMO, CMS, Pasar.ID, dan agen Brillink," katanya.
BRI juga akan fokus menyalurkan kredit yang memiliki penjaminan pemerintah seperti KUR dan KMK Tangguh.
"Tahun lalu, kami menyalurkan KUR Rp7,3 triliun kepada 270 ribu nasabah. Tahun ini target KUR kami lebih dari Rp9 triliun. Kami optimistis itu tercapai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Executive Vice Presiden BRI Kanwil Surabaya Triswahyu Herlina di Surabaya, Jumat, mengatakan pada tahun 2020, BRI mendapat tantangan cukup berat karena pandemi COVID-19 yang dimulai saat paruh awal 2020.
Namun demikian, BRI Kanwil Surabaya tetap optimistis mampu meningkatkan kinerjanya pada 2021, dengaan penyaluran kredit diharapkan tetap akan tumbuh double digit menyusul membaiknya ekonomi 2021 setelah program vaksinasi COVID-19.
"Tahun lalu, kami baru efektif pada semester kedua. Itu pun kami masih dapat mencetak laba Rp2,8 triliun. Tahun ini kami lebih optimistis, tumbuh lebih tinggi. Memang harus ada effort dari tim kami," katanya dalam keterangan pers.
BRI akan fokus menggarap sektor UMKM, sebab telah menjadi penggerak utama sektor ekonomi saat pandemi. Bahkan, pada 2020, BRI tidak hanya fokus terhadap pelaku UMKM, namun lebih luas lagi menyasar pelaku usaha super mikro dengan plafon kredit maksimal Rp10 juta.
"Nilai kreditnya memang tidak banyak, namun jumlah nasabahnya cukup besar. Sektor ekonomi mikro bagi kami merupakan embrio bisnis kami di masa depan," tuturnya.
Pada 2020, BRI Kanwil Surabaya berhasil menyalurkan total kredit Rp41,52 triliun atau tumbuh 10,70 persen dibandingkan dengan saat 2019.
Pertumbuhan didongkrak melalui strategi Business Follow Stimulus sehingga kualitas pinjaman terjaga baik, dan terlihat dari NPL 2020 sebesar 2,55 persen, atau jauh di bawah rata-rata industri perbankan. Hal ini karena BRI mempunyai cara menangani potensi masalah yang sesuai dan tepat.
"Secara masif, kami juga melakukan restrukturisasi pinjaman para debitur terdampak COVID-19. Hal itu merupakan kontribusi kami terhadap perekonomian Jawa Timur serta mendukung upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN)," katanya.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga kuartal keempat pada 2020 tercatat mencapai Rp50,94 triliun atau tumbuh double digit yakni 14,78 persen. Dari total dana tersebut, dana murah atau CASA masih mendominasi portofolio dengan rasio 60,49 persen.
"Kami akan terus ekspansi ke dana murah ke nasabah perseorangan maupun nonperseorangan. Selain itu juga masuk ke ekosistem bisnis seperti pasar, sekolah, dan universitas dengan memanfaatkan produk digital seperti BRIMO, CMS, Pasar.ID, dan agen Brillink," katanya.
BRI juga akan fokus menyalurkan kredit yang memiliki penjaminan pemerintah seperti KUR dan KMK Tangguh.
"Tahun lalu, kami menyalurkan KUR Rp7,3 triliun kepada 270 ribu nasabah. Tahun ini target KUR kami lebih dari Rp9 triliun. Kami optimistis itu tercapai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021