Nisrodah (35) tak kuasa menahan tangis menceritakan pengalamannya yang sudah hampir 11 tahun mendampingi sang adik menjalani pengobatan karena menderita kelainan jiwa. 

Ia tidak berhenti bersyukur karena telah mendapat bantuan Pemerintah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) Daerah. 

"Saya terus bersyukur karena selama ini telah banyak dibantu oleh JKN-KIS. Adik saya divonis mengalami gangguan jiwa dari sekitar tahun 2009. Karena saya tidak ada biaya yang cukup jadi saya hanya menempuh pengobatan alternatif saja. Tapi saya diberitahu tetangga saya sejak ada JKN-KIS ini semua pengobatan adik saya menggunakan kartu ini," katanya sembari mengeluarkan kartu JKN-KIS. 

Wanita yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga ini menceritakan bahwa selama sang adik menjalani perawatan tidak ada sepeser pun biaya perawatan, rawat inap maupun obat-obatan yang dibebankan kepadanya. Tidak terbayang jika ia harus menghitung jumlah biaya pelayanan kesehatan yang ia dapatkan. 

"Pertama kali periksa ke RSUD Ibnu Sina, tapi karena adik saya ini sudah parah jadi dirujuk ke RS Menur di Surabaya. Setiap adik saya kambuh, pasti harus rawat inap dan sampai belasan hari. Alhamdulillah dengan JKN-KIS ini semua biaya di rumah sakit tidak ada yang ditagihkan sama sekali. Pelayanan pun tidak ada yang dibedakan, semuanya dilayani dengan bagus," tuturnya. 

Bukan hanya untuk sang adik, manfaat JKN-KIS ini juga dirasakan oleh dirinya dan sang buah hati. Beberapa kali berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seluruh biayanya ditanggung oleh program yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. 

"Ya sering saya gunakan berobat di Puskesmas, saat saya sakit demam, pusing atau jika ada keluhan-keluhan lain tanpa khawatir biaya saya periksakan. Anak saya juga jika sedang butuh pengobatan langsung ditangani Puskesmas. Dan kami dapat pelayanan yang sangat bagus," ucap Anis panggilan akrabnya.

Saat ditemui di kantor BPJS Kesehatan Cabang Gresik, Anis menceritakan bahwa hendak mencetakkan kartu JKN-KIS milik sang adik yang hilang. 

Ia kemudian diinformasikan oleh petugas bahwa permintaan cetak kartu yang hilang sebetulnya dapat dilakukan tanpa tatap muka yakni melalui Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA). 

"Sekarang sudah praktis, ada layanan online PANDAWA. Jadi kedepannya jika butuh apa-apa cukup WA saja. Semakin memudahkan kami. Semoga BPJS Kesehatan terus maju," beber Anis. 

Apresiasi Anis bukan hanya untuk perkembangan pelayanan melalui daring, tapi juga untuk pelayanan tatap muka yang ia dapatkan. Ia lantas menaruh harapan agar program JKN-KIS dapat terus diberi kelancaran dan dimudahkan dalam perjalanannya sehingga bisa terus memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021