Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat ratusan kios dan los di Pasar Caruban Baru tutup karena para pedagang mengalami kerugian akibat pandemi COVID-19.
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun Raswiyanto mengatakan sejak wabah COVID-19 melanda, sudah ada sekitar 299 kios dan 363 los di Pasar Caruban Baru yang ditutup oleh pedagang.
"Penutupan itu karena penjualannya yang terus menurun. Pedagang akhirnya memilih menutup los atau kiosnya karena merugi," ujar Raswiyanto di Madiun, Sabtu.
Menurut ia, keputusan pedagang menutup tempat niaganya tak lepas dari penurunan omzet yang cukup signifikan. Hal itu karena banyak warga Kabupaten Madiun yang enggan belanja ke pasar tradisional tersebut.
Terlebih, saat ini ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membatasi aktivitas warga di luar rumah. Aktivitas pasar semakin sepi pembeli di pasar tradisional terbesar di Kabupaten Madiun itu.
"Tidak hanya kios pakaian, penurunan omzet juga dialami oleh pedagang kios atau los kebutuhan pokok yang sehari-hari dibutuhkan," kata dia.
Pihaknya mengaku tak dapat berbuat banyak. Adapun keputusan penutupan kios tersebut juga bertujuan untuk mengurangi biaya operasional.
Ia menambahkan, pengurangan aktivitas di pasar tersebut juga bertujuan untuk mencegah penyebaran kasus COVID-19 di Kabupaten Madiun yang masih tinggi.
Di Kabupaten Madiun, kasus COVID-19 hingga Sabtu (20/2) mencapai 1.527 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.351 orang di antaranya telah sembuh, 45 orang lainnya masih dalam perawatan, iolasi mandiri 19 orang, dan 112 orang meninggal dunia.
Dengan kasus konfirmasi baru pada Sabtu (20/2) bertambah 17 orang, sembuh bertambah 19 orang, dan meninggal dunia nihil. Kabupaten Madiun masuk dalam zona oranye atau risiko sedang penyebaran COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun Raswiyanto mengatakan sejak wabah COVID-19 melanda, sudah ada sekitar 299 kios dan 363 los di Pasar Caruban Baru yang ditutup oleh pedagang.
"Penutupan itu karena penjualannya yang terus menurun. Pedagang akhirnya memilih menutup los atau kiosnya karena merugi," ujar Raswiyanto di Madiun, Sabtu.
Menurut ia, keputusan pedagang menutup tempat niaganya tak lepas dari penurunan omzet yang cukup signifikan. Hal itu karena banyak warga Kabupaten Madiun yang enggan belanja ke pasar tradisional tersebut.
Terlebih, saat ini ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membatasi aktivitas warga di luar rumah. Aktivitas pasar semakin sepi pembeli di pasar tradisional terbesar di Kabupaten Madiun itu.
"Tidak hanya kios pakaian, penurunan omzet juga dialami oleh pedagang kios atau los kebutuhan pokok yang sehari-hari dibutuhkan," kata dia.
Pihaknya mengaku tak dapat berbuat banyak. Adapun keputusan penutupan kios tersebut juga bertujuan untuk mengurangi biaya operasional.
Ia menambahkan, pengurangan aktivitas di pasar tersebut juga bertujuan untuk mencegah penyebaran kasus COVID-19 di Kabupaten Madiun yang masih tinggi.
Di Kabupaten Madiun, kasus COVID-19 hingga Sabtu (20/2) mencapai 1.527 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.351 orang di antaranya telah sembuh, 45 orang lainnya masih dalam perawatan, iolasi mandiri 19 orang, dan 112 orang meninggal dunia.
Dengan kasus konfirmasi baru pada Sabtu (20/2) bertambah 17 orang, sembuh bertambah 19 orang, dan meninggal dunia nihil. Kabupaten Madiun masuk dalam zona oranye atau risiko sedang penyebaran COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021