Tim gabungan dari Basarnas, Polair, polisi dan TNI, Selasa, melanjutkan pencarian tiga orang anak buah kapal (ABK) KM Berhasil II dalam musibah kecelakaan yang terjadi Minggu (14/2), dan hingga saat ini belum ditemukan.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep Abd Rahman Riadi, Selasa pada pencarian hari kedua ini pihaknya mengerahkan empat buah kapal, yakni Kapal Negara (KN) SAR Antasena, dan tiga kapal milik nelayan Sumenep.
"Cakupan pencarian hari ini lebih luas dari kemarin, karena per hari ini kapal bantuan dari Basarnas, yakni KN SAR Antasena sudah bisa beroperasi," katanya.
Selain Basarnas, BPBD dan Polair, personel dari lima Polsek juga dilibatkan pada pencarian korban kapal tenggelam hari kedua tersebut, yakni Polsek Bluto, Prenduan, Giligenting, Sepudi, dan Polsek Nonggunong.
Ketiga orang nelayan yang hilang itu masing-masing, bernama Endin warga Desa Kapedi, Harun waega Desa Lobuk, dan Juma’ awam juga dari Desa Lobuk, Kecamayan Bluto.
KM Berhasil II tenggelam di sekitar Perairan Pulau Gili Genting, Sumenep, Minggu (14/2), sekitar pukul 21.00 WIB.
Kapal motor dengan kapten kapal Haji Hisyam, warga Pulau Mandangin, Sampang, Madura, Jawa Timur itu berangkat dari Pelabuhan Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, hendak mencari ikan menuju perairan timur laut atau tenggara Pulau Gilingan Gili Raja, Kecamatan Gili Genting, Sumenep, Minggu (14/2), sekitar pukul 15.00 WIB.
Sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tiba turun hujan lebat yang disertai angin kencang dengan ketinggian ombak sekitar tiga meter. KM Berhazil II digulung ombak susulan lalu lambung kapal pecah.
Sebanyak 17 ABK terlempar ke laut. Ada yang menyelamatkan diri dengan berpegangan pada bambu dan boks ikan, sebanyak 14 orang, sedangkan tiga orang lainnya hilang.
Lokasi kejadiannya pada koordinat -7.298978,113.732095 di sekitar Perairan Pulau Gili Genting. Korban selamat telah dievakuasi dengan menggunakan KM Pendowo Limo menuju Pelabuhan Rakyat (Pelra) Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.
Para korban selamat mengaku sempat terombang-ambing di laut lepas selama sekitar tiga jam dengan menggunakan alat seadanya, seperti boks ikan dan bambu, sebelum datang pertolongan dari nelayan lain dan petugas gabungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep Abd Rahman Riadi, Selasa pada pencarian hari kedua ini pihaknya mengerahkan empat buah kapal, yakni Kapal Negara (KN) SAR Antasena, dan tiga kapal milik nelayan Sumenep.
"Cakupan pencarian hari ini lebih luas dari kemarin, karena per hari ini kapal bantuan dari Basarnas, yakni KN SAR Antasena sudah bisa beroperasi," katanya.
Selain Basarnas, BPBD dan Polair, personel dari lima Polsek juga dilibatkan pada pencarian korban kapal tenggelam hari kedua tersebut, yakni Polsek Bluto, Prenduan, Giligenting, Sepudi, dan Polsek Nonggunong.
Ketiga orang nelayan yang hilang itu masing-masing, bernama Endin warga Desa Kapedi, Harun waega Desa Lobuk, dan Juma’ awam juga dari Desa Lobuk, Kecamayan Bluto.
KM Berhasil II tenggelam di sekitar Perairan Pulau Gili Genting, Sumenep, Minggu (14/2), sekitar pukul 21.00 WIB.
Kapal motor dengan kapten kapal Haji Hisyam, warga Pulau Mandangin, Sampang, Madura, Jawa Timur itu berangkat dari Pelabuhan Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, hendak mencari ikan menuju perairan timur laut atau tenggara Pulau Gilingan Gili Raja, Kecamatan Gili Genting, Sumenep, Minggu (14/2), sekitar pukul 15.00 WIB.
Sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tiba turun hujan lebat yang disertai angin kencang dengan ketinggian ombak sekitar tiga meter. KM Berhazil II digulung ombak susulan lalu lambung kapal pecah.
Sebanyak 17 ABK terlempar ke laut. Ada yang menyelamatkan diri dengan berpegangan pada bambu dan boks ikan, sebanyak 14 orang, sedangkan tiga orang lainnya hilang.
Lokasi kejadiannya pada koordinat -7.298978,113.732095 di sekitar Perairan Pulau Gili Genting. Korban selamat telah dievakuasi dengan menggunakan KM Pendowo Limo menuju Pelabuhan Rakyat (Pelra) Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.
Para korban selamat mengaku sempat terombang-ambing di laut lepas selama sekitar tiga jam dengan menggunakan alat seadanya, seperti boks ikan dan bambu, sebelum datang pertolongan dari nelayan lain dan petugas gabungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021