Musibah banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sudah mulai surut, namun warga hingga kini masih mengungsi.
"Surutnya sebagian. Ini di Desa Gondang Manis yang awalnya meluber hingga jalan raya, sekarang sudah tidak. Namun, beberapa desa lainnya genangannya masih kurang lebih 50 centimeter," kata Kepala Seksi Perlindungan Bencana Alam dan Bencana Sosial Dinas Sosial Kabupaten Jombang Gunadi di Jombang, Selasa.
Ia mengungkapkan titik yang tertinggi saat ini di Dusun Kedunggabus, Desa Bandar Kedungmulyo dan Desa Brangkal, Kecamatan Bandarkedungmulyo. Lokasi itu awalnya daerah terparah karena banjir cukup tinggi.
Gunadi juga mengatakan, hingga kini masih ada sekitar 2 ribu warga yang masih mengungsi karena banjir yang disebabkan tanggul jebol itu. Mereka tinggal di tempat pengungsian balai desa serta ada yang memilih mendirikan tenda di tanggul sungai.
Beberapa keluarga memilih tinggal di tanggul, karena sambil menjaga hewan peliharaan mereka, serta beberapa benda berharga yang masih bisa diselamatkan seperti mobil.
"Kalau sekarang hampir 2.000 orang (warga yang masih mengungsi di balai desa dan beberapa lainnya di tanggul sungai). Terutama warga Dusun Kedunggabus. Ada hewan ternak, mobil, serta manusia, semua di tanggul," ujar dia.
Ia juga menambahkan, untuk bantuan hingga kini juga cukup banyak dari berbagai elemen masyarakat serta instansi pemerintah dan swasta. Bantuan bukan hanya berupa bahan makanan, melainkan juga kebutuhan untuk sehari-hari misalnya sabun, bumbu dapur, dan berbagai bantuan lainnya.
Bantuan-bantuan tersebut disalurkan kepada warga terdampak banjir. Untuk alas tidur juga langsung dipakai begitu juga dengan selimut yang juga langsung diberikan.
Kendati karena bencana alam, Gunadi juga menegaskan warga juga patuh pada protokol kesehatan. Warga juga tetap mengenakan masker, demi mencegah penyebaran COVID-19. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan, agar warga terhindar dari sakit.
"Semua tersentuh bantuan. Di posko juga tetap disalurkan, namun ada juga masyarakat yang menyalurkan bantuan secara langsung. Ini tidak masalah. Bantuan tetap luar biasa, tagana dari luar juga membantu," kata dia.
Namun, terkait dengan besarnya kerugian, ia mengaku belum mengetahui dengan pasti karena semua diserahkan ke dinas pekerjaan umum. Mereka (Dinas PUPR Kabupaten Jombang) yang akan mendata kerugian serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan fasilitas umum yang rusak.
Saat bencana alam banjir tersebut, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum rusak. Untuk fasilitas umum adalah jembatan di Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Jembatan itu rusak setelah diterjang pohon randu besar yang terhanyut di air. Tidak kuat karena ada pohon besar menerjang badan jembatan, akhirnya jembatan rusak. Hingga kini, belum ada perbaikan di jembatan tersebut.
Namun, di sejumlah titik tanggul yang jebol sudah mulai ada perbaikan. Ada sekitar lima titik tanggul jebol di kecamatan tersebut. Yang paling lebar hingga 50 meter lainnya antara 3-5 meter. Untuk yang titik kecil 3-5 meter, saat ini sudah dilakukan perbaikan. Sedangkan yang sepanjang 50 meter, masih sebagian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Surutnya sebagian. Ini di Desa Gondang Manis yang awalnya meluber hingga jalan raya, sekarang sudah tidak. Namun, beberapa desa lainnya genangannya masih kurang lebih 50 centimeter," kata Kepala Seksi Perlindungan Bencana Alam dan Bencana Sosial Dinas Sosial Kabupaten Jombang Gunadi di Jombang, Selasa.
Ia mengungkapkan titik yang tertinggi saat ini di Dusun Kedunggabus, Desa Bandar Kedungmulyo dan Desa Brangkal, Kecamatan Bandarkedungmulyo. Lokasi itu awalnya daerah terparah karena banjir cukup tinggi.
Gunadi juga mengatakan, hingga kini masih ada sekitar 2 ribu warga yang masih mengungsi karena banjir yang disebabkan tanggul jebol itu. Mereka tinggal di tempat pengungsian balai desa serta ada yang memilih mendirikan tenda di tanggul sungai.
Beberapa keluarga memilih tinggal di tanggul, karena sambil menjaga hewan peliharaan mereka, serta beberapa benda berharga yang masih bisa diselamatkan seperti mobil.
"Kalau sekarang hampir 2.000 orang (warga yang masih mengungsi di balai desa dan beberapa lainnya di tanggul sungai). Terutama warga Dusun Kedunggabus. Ada hewan ternak, mobil, serta manusia, semua di tanggul," ujar dia.
Ia juga menambahkan, untuk bantuan hingga kini juga cukup banyak dari berbagai elemen masyarakat serta instansi pemerintah dan swasta. Bantuan bukan hanya berupa bahan makanan, melainkan juga kebutuhan untuk sehari-hari misalnya sabun, bumbu dapur, dan berbagai bantuan lainnya.
Bantuan-bantuan tersebut disalurkan kepada warga terdampak banjir. Untuk alas tidur juga langsung dipakai begitu juga dengan selimut yang juga langsung diberikan.
Kendati karena bencana alam, Gunadi juga menegaskan warga juga patuh pada protokol kesehatan. Warga juga tetap mengenakan masker, demi mencegah penyebaran COVID-19. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan, agar warga terhindar dari sakit.
"Semua tersentuh bantuan. Di posko juga tetap disalurkan, namun ada juga masyarakat yang menyalurkan bantuan secara langsung. Ini tidak masalah. Bantuan tetap luar biasa, tagana dari luar juga membantu," kata dia.
Namun, terkait dengan besarnya kerugian, ia mengaku belum mengetahui dengan pasti karena semua diserahkan ke dinas pekerjaan umum. Mereka (Dinas PUPR Kabupaten Jombang) yang akan mendata kerugian serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan fasilitas umum yang rusak.
Saat bencana alam banjir tersebut, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum rusak. Untuk fasilitas umum adalah jembatan di Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Jembatan itu rusak setelah diterjang pohon randu besar yang terhanyut di air. Tidak kuat karena ada pohon besar menerjang badan jembatan, akhirnya jembatan rusak. Hingga kini, belum ada perbaikan di jembatan tersebut.
Namun, di sejumlah titik tanggul yang jebol sudah mulai ada perbaikan. Ada sekitar lima titik tanggul jebol di kecamatan tersebut. Yang paling lebar hingga 50 meter lainnya antara 3-5 meter. Untuk yang titik kecil 3-5 meter, saat ini sudah dilakukan perbaikan. Sedangkan yang sepanjang 50 meter, masih sebagian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021