Layanan yang diberikan oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN – KIS) semakin hari kian mantab dirasakan manfaatnya oleh berbagai kalangan.
Telah banyak masyarakat terbantu dengan hadirnya program JKN – KIS ini, salah satunya adalah Rensi Cahyani Ardi Meru (36) warga Bangil, Kabupaten Pasuruan. Bagi Rensi menjadi peserta JKN KIS sangat memuaskan karena sangat dimudahkan jika ingin berobat ke fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Telah banyak masyarakat terbantu dengan hadirnya program JKN – KIS ini, salah satunya adalah Rensi Cahyani Ardi Meru (36) warga Bangil, Kabupaten Pasuruan. Bagi Rensi menjadi peserta JKN KIS sangat memuaskan karena sangat dimudahkan jika ingin berobat ke fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Rensi membagikan sederet pengalamannya ketika menggunakan pelayanan dengan kartu JKN – KIS miliknya. Dirinya mengaku pernah mendapatkan kemudahan dari kartu BPJS Kesehatan yang ia miliki saat dirinya berobat penyakit ISPA yang dideritanya pada September 2020 lalu.
Saat itu dirinya berobat ke salah satu fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama tempat ia terdaftar, di situ Rensi mendapatkan tindakan screening pemeriksaan untuk mengetahui penyakit apa yang diderita. Setelah diketahui hasil pemeriksaannya mengarah ke penyakit ISPA maka dokter di faskes tingkat pertama tersebut merujuk Rensi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di RSUD Bangil.
"Kalau diingat waktu itu saya sempat enggan memeriksakan diri karena musim Pandemi seperti ini, Namun rasa sakit yang tak tertahan makin hari makin terasa di dada dan nafas semakin berat. Jadi benar saja saya langsung bawa periksa ke dokter faskes tingkat pertama, dan dilanjut pemeriksaan di dokter spesialis di RSUD Bangil, pada pemeriksaan didapat saya mengidap ISPA . Saat itu saya propable COVID-19, setelah masa tiga hari perawatan dan dinyatakan negatif swab dipindah ke ruang perawatan selama satu hari," katanya.
Saat itu dirinya berobat ke salah satu fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama tempat ia terdaftar, di situ Rensi mendapatkan tindakan screening pemeriksaan untuk mengetahui penyakit apa yang diderita. Setelah diketahui hasil pemeriksaannya mengarah ke penyakit ISPA maka dokter di faskes tingkat pertama tersebut merujuk Rensi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di RSUD Bangil.
"Kalau diingat waktu itu saya sempat enggan memeriksakan diri karena musim Pandemi seperti ini, Namun rasa sakit yang tak tertahan makin hari makin terasa di dada dan nafas semakin berat. Jadi benar saja saya langsung bawa periksa ke dokter faskes tingkat pertama, dan dilanjut pemeriksaan di dokter spesialis di RSUD Bangil, pada pemeriksaan didapat saya mengidap ISPA . Saat itu saya propable COVID-19, setelah masa tiga hari perawatan dan dinyatakan negatif swab dipindah ke ruang perawatan selama satu hari," katanya.
ISPA atau Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. Penyakit ini dapat menimbulkan peradangan pada penderitanya. Kebanyakan ISPA disebabkan karena adanya virus atau bakteri yang menginfeksi saluran pernapasan.
Singkat ceritanya dalam setiap rangkaian pengobatan yang diperoleh Ia mengaku mendapatkan banyak manfaat. Selama pelayanan rawat inap di RSUD Bangil dirinya merasa tidak ada yang beda dari peserta lain, semua sesuai dengan alur dan kelas yang didapat juga sesuai dengan haknya.
"Saya juga mendapatkan obat-obatan sesuai dengan standar pengobatan, tidak ada obat yang tidak diberikan dan dikurangkan pemberiannya," tambahnya.
Ia menjelaskan, selama pelayanan dirinya mendapatkan pelayanan yang baik selama mengikuti alur yang sudah ada. Layanan yang didapat sesuai kelas yaitu kelas satu dan ia juga menjelaskan apabila ingin naik kelas maka atas permintaan sendiri dan pasti sesuai prosedur yang berlaku.
"Allhamdulillah selalu saya panjatkan karena selama perawatan mendapatkan pelayanan yang baik , dan pastinya selalu mengikuti prosedur. Secara keseluruhan puas karena sangat terbantu dan memudahkan jika ingin berobat," ujarnya.
Ia berharap, ke depan program JKN – KIS supaya lebih memudahkan dalam pelayanan terutama sistem antrian di Rumah Sakit karena saat ini masih ditemukan antrian yang relatif lama. Selain itu, aplikasi mobile diharap mampu memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan tanpa harus membawa kartu kemana – mana. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021