Program Klinik Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Jawa Timur pada 2021 menyasar empat desa wisata potensial, masing-masing Kendalbulur di Tulungagung, Penanggal (Lumajang), Sukosari Kidul (Bondowoso), dan Cendono (Pasuruan).
“Pada 2020, program ini terbilang sukses. Semoga 2021 semakin maksimal,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Jatim Mohammad Yasin di sela pembukaan Program Klinik BUMDesa Jatim 2021 yang dilakukan secara virtual di Surabaya, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir secara daring, masing-masing pengelola empat desa yang menjadi sasaran program Klinik BUMDes pada 2021.
Yasin menyampaikan dari sisi jumlah, perkembangan BUMDesa di Jatim memang sangat menggembirakan, yaitu tercatat sudah ada 6.114 unit, dan 267 unit, di antaranya bergerak di sektor wisata.
“Kendati demikian, yang dikategorikan maju baru 532 unit. Artinya apa? Belum ada 10 persen yang maju dan ini tentunya menjadi tugas serta tanggung jawab semua,” ucapnya.
Pejabat eselon II yang juga menjabat Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jatim tersebut mengaku bersyukur, di tengah situasi pandemi COVID-19 ada pemangku kepentingan yang sangat peduli dengan BUMDesa.
“Kami sangat terima kasih kepada PT HM Sampoerna bersama Yayasan Rumah Kita dan Universitas Airlangga (karena mau ikut terjun langsung untuk melakukan pemberdayaan agar lebih maju,” kata dia.
Dalam membangun BUMDesa, lanjut dia, memang harus kolaborasi dengan pentaheliks, antara lain di level Pemprov Jatim ada enam OPD yang bersinergi lewat "Rembug Nyekrup", yakni Dinas PMD, Disbudpar, Dinkop, Disperindag, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), dan Dishut.
Sementara itu, Kepala Departemen Hubungan Regional dan Keberlanjutan PT HM Sampoerna Tbk Kukuh Dwi Kristianto menuturkan pihaknya senang dapat berpartisipasi kembali dalam mendukung pemberdayaan BUMDes di Jatim.
"Program ini kami yakini dapat membantu proses pengentasan kemiskinan di Jatim, serta turut andil dalam membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
“Pada 2020, program ini terbilang sukses. Semoga 2021 semakin maksimal,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Jatim Mohammad Yasin di sela pembukaan Program Klinik BUMDesa Jatim 2021 yang dilakukan secara virtual di Surabaya, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir secara daring, masing-masing pengelola empat desa yang menjadi sasaran program Klinik BUMDes pada 2021.
Yasin menyampaikan dari sisi jumlah, perkembangan BUMDesa di Jatim memang sangat menggembirakan, yaitu tercatat sudah ada 6.114 unit, dan 267 unit, di antaranya bergerak di sektor wisata.
“Kendati demikian, yang dikategorikan maju baru 532 unit. Artinya apa? Belum ada 10 persen yang maju dan ini tentunya menjadi tugas serta tanggung jawab semua,” ucapnya.
Pejabat eselon II yang juga menjabat Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jatim tersebut mengaku bersyukur, di tengah situasi pandemi COVID-19 ada pemangku kepentingan yang sangat peduli dengan BUMDesa.
“Kami sangat terima kasih kepada PT HM Sampoerna bersama Yayasan Rumah Kita dan Universitas Airlangga (karena mau ikut terjun langsung untuk melakukan pemberdayaan agar lebih maju,” kata dia.
Dalam membangun BUMDesa, lanjut dia, memang harus kolaborasi dengan pentaheliks, antara lain di level Pemprov Jatim ada enam OPD yang bersinergi lewat "Rembug Nyekrup", yakni Dinas PMD, Disbudpar, Dinkop, Disperindag, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), dan Dishut.
Sementara itu, Kepala Departemen Hubungan Regional dan Keberlanjutan PT HM Sampoerna Tbk Kukuh Dwi Kristianto menuturkan pihaknya senang dapat berpartisipasi kembali dalam mendukung pemberdayaan BUMDes di Jatim.
"Program ini kami yakini dapat membantu proses pengentasan kemiskinan di Jatim, serta turut andil dalam membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021