Inisiator Partai Ummat di Jawa Timur Didik Setyobudi menyatakan siap menerima kader Muhammadiyah yang akan bergabung dengan partainya.

"Kami sangat terbuka, dan ini mungkin menjadi awal yang baik bagi Partai Ummat untuk segera deklarasi," ujarnya ketika dihubungi di Surabaya, Selasa.

Sejumlah kader Muhammadiyah di Jatim diinformasikan berpindah partai dari Partai Amanat Nasional (PAN) ke Partai Ummat seiring terjadinya polemik pasca-Musyawarah Wilayah V beberapa waktu lalu.

Bahkan, tak diakomodasinya seorang pun kader Muhammadiyah di tim formatur PAN Jatim membuat banyak kader yang berancang-ancang "pindah bendera".

"Saya sudah mendengar dinamika seputar Musywil PAN Jatim yang menyisakan kekecewaan bagi kader-kader Muhammadiyah, padahal selama ini aktif," ucapnya.

Karena itu, Didik yang merupakan mantan Anggota DPRD Jatim dari PAN mengaku mulai mendapat isyarat akan adanya migrasi kader-kader PAN ke Partai Ummat.

Menurut dia, kader-kader Muhammadiyah yang selama ini konsentrasi di dunia politik sangat dibutuhkan untuk membesarkan Partai Ummat bersama-sama tokoh reformasi Indonesia Amien Rais.

"Ada beberapa senior PAN Jatim yang sudah berkomunikasi dengan kami dan menunjukkan ketertarikannya terhadap Partai Ummat," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil keputusan Musywil V DPW PAN Jatim menetapkan lima anggota formatur yang dipilih oleh pusat, yakni Achmad Ruba'ie, Heri Romadhon, Abdullah Abu Bakar, Masfuk, dan Riski Sadig. 

Di antara kelima anggota tersebut, tak seorang pun berasal dari kader Muhammadiyah.

Sementara itu, Slamet Efendi yang juga menjadi inisiator Partai Ummat di Jatim optimistis partai besutan mantan pendiri PAN itu akan dapat menarik simpati masyarakat.

"Sebab, partai inilah yang kelak akan selaras dengan nafas dan cita-cita reformasi di Indonesia. Di Jatim kami telah mempersiapkan diri dengan sangat matang. Tinggal menunggu deklarasi di pusat, kemudian kami menyusul," katanya.

Di sisi lain, Ketua PW Muhammadiyah Jatim KH Saad Ibrahim juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap PAN Jatim.

Ia mengakui kebijakan umum Muhammadiyah adalah menjaga jarak yang sama dengan semua partai, namun, apabila PAN yang mayoritas dipilih orang Muhammadiyah mengabaikan kadernya maka akan menjadi kerugian.

"Sehingga kemudian Muhammadiyah bisa menempatkan kadernya di banyak tempat. Justru kalau PAN mengabaikan hal itu, dan pemilih sesungguhnya PAN adalah dari Muhammdiyah, maka harus dipertimbangkan betul itu, terutama soal formatur dari Muhammadiyah," tuturnya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020