Sebagai mother of industry, sektor industri logam, termasuk baja ringan di dalamnya, berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

"Industri logam merupakan salah satu sektor yang prospektif untuk ke depannya karena kebutuhan domestik yang cukup besar," ujar Sekjen Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Sabtu.

Selama ini, kata dia, industri logam berperan penting dalam mendongkrak nilai tambah bahan baku serta membawa efek yang luas bagi perekonomian, di antaranya sebagai penghasil devisa dari ekspor dan menyerap banyak tenaga kerja.

"Jadi, sektor ini akan menjadi faktor pendorong bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa," ucanya.

Baca juga: Pengusaha sebut pasar "start up" baja ringan terbuka lebar

Baca juga: Krakatau Steel lakukan pengiriman perdana produk baru baja ringan di Mojokerto

Menanggapi hal itu, para pelaku usaha industri baja ringan nasional mencoba berinovasi untuk meningkatkan utilitas dan produksinya, salah satunya produsen genteng metal dan baja ringan, PT Tatalogam Lestari.

President Director Tatalogam Group, Yarryanto Rismono menegaskan tahun 2021 menjadi tahun penuh harapan dan optimisme dalam proses pemulihan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global.

"Semua sektor diharapkan dapat pulih dan memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa," katanya.

Sebagai salah satu peningkatan daya saing, PT Tatalogam Lestari meluncurkan produk baja ringan yang telah diekspor dan diakui kualitas-nya di Australia dengan sertifikat AS 97 (Australian Standart). 

Baca juga: Industri baja dalam negeri diprediksi tetap tumbuh pada 2020

"Menyambut tahun 2021, Tatalogam Group meluncurkan dua produk baru, yaitu rangka atap baja ringan Taso Premium dan genteng metal Kusuka," tutur-nya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020